Regolit berasal dari bahasa Yunani, yaitu regos yang berarti penutup atau tudung, dan lithos yang berarti batuan. Secara luas, kamus geologi milik Institut Geologi Amerika mendefinisikan regolit sebagai terminologi umum untuk lapisan dari material fragmen batuan dan material lepas (unconsolidated). Material tersebut termasuk material sisa atau yang telah berpindah, serta memiliki berbagai macam karakter yang terbentuk hampir di seluruh permukaan bumi dan menutupi batuan dasar. Definisi regolit yang lebih sering digunakan saat ini adalah seluruh material litosfer kontinen yang terletak di atas batuan dasar, termasuk batuan dasar yang saling berlapis dengan material lepas (unconsolidated) atau material hasil pelapukan batuan.
Berdasarkan definisi tersebut, dapat diketahui bahwa regolit tersusun oleh banyak material. Secara umum, penyusun regolit dapat dibagi dua, yaitu pedolit dan saprolit. Pedolit merupakan hasil pelapukan yang tidak menunjukkan struktur batuan asalnya. Pedolit tersusun atas komponen tanah, laterit, material sisa, dan bermacam-macam mineral lempung. Sementara itu, saprolit merupakan hasil pelapukan yang masih memperlihatkan struktur batuan asalnya. Saprolit dibagi menjadi dua zona, yaitu zona primer (mineral lapuk > 20%) dan zona sekunder (mineral lapuk < 20%).
Sebuah model distribusi dan kedalaman regolit dalam skala global telah digambarkan oleh Strakhov (1967). Kontrol utama yang digunakan dalam model tersebut adalah iklim, temperatur, presipitasi, evaporasi, dan relief. Konsep yang diterapkan oleh Strakhov (1967) pada model tersebut relatif sederhana, yaitu tempat dengan iklim basah dan hangat akan membentuk regolit yang lebih tebal, dibandingkan tempat dengan iklim kering dan dingin.
Regolit dalam proses pembentukannya melibatkan beberapa faktor penting, antara lain aktivitas tektonik, sifat kimia, sifat mineral, sifat fisik, proses-proses di permukaan bumi (erosi dan transportasi), aktivitas biologi, iklim (presipitasi dan temperatur), curah hujan, dan waktu. Komponen pembe
ntuk regolit itu sendiri mencakup seluruh material darat yang berada di atas batas zona pelapukan, meliputi batuan yang telah lapuk, sedimen, fragmen atau lapisan batuan yang masih segar, dan tanah.
Selain proses pembentukannya yang dipengaruhi oleh banyak faktor dan komponen pembentuknya yang sangat bervariasi, regolit juga memiliki sifat alami. Sifat alami tersebut dikontrol oleh dua faktor utama, yaitu faktor topografi yang mengontrol erosi dan ketebalan, serta faktor drainase yang mengontrol derajat pelapukan dan mineralogi. Kedua faktor utama tersebut harus tetap berada pada keadaan stabil. Jika kedua faktor utama tersebut mengalami ketidakstabilan, regolit akan mengalami perubahan pada nilai ketebalan, nilai derajat pelapukan, dan susunan mineraloginya.
Pemahaman tentang proses pembentukan, komponen pembentuk, maupun faktor-faktor yang mempengaruhi sifat alami regolit menjadi penting, karena regolit dapat memberikan banyak manfaat bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Regolit dapat menyediakan sumber makanan untuk makhluk hidup, sumber daya fundamental untuk tempat tinggal, logam untuk pengembangan teknologi, menjadi pondasi infrastruktur teknik, memelihara lingkungan biologi, dan menopang atmosfer bumi. Pemahaman tentang regolit dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang, antara lain bidang manajemen bencana alam, ekologi, pertanian, infrastruktur, eksplorasi sumber daya mineral, dan lain sebagainya.
Aplikasi dari pemahaman tentang regolit dalam bidang manajemen bencana alam sangat dibutuhkan, antara lain untuk mencegah/menghindari kerusakan yang parah akibat bencana alam, serta cara pemulihan pasca bencana alam. Dalam bidang ekologi, regolit menyediakan komponen nutrisi bagi tanaman agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Komponen nutrisi dan karakteristik fisik dari regolit secara garis besar dikontrol oleh mineral yang terkandung di dalamnya.
Di bidang pertanian khususnya dalam hal manajemen tanah, pemahaman tentang regolit diaplikasikan untuk menghindari terjadinya degradasi tanah karena sumber nutrisi untuk tanaman akan berkurang jika sampai terjadi degradasi tanah. Regolit merupakan tempat kehidupan berpijak. Di atasnya banyak dibangun rumah, jalan, pabrik, dan lain sebagainya. Hal tersebut menjadi dasar diaplikasikannya pemahaman tentang regolit dalam bidang infrastruktur. Dalam bidang eksplorasi sumber daya mineral, pemahaman tentang regolit akan meningkatkan peluang dan efisiensi waktu untuk menemukan mineral yang di eksplorasi.
Secara keseluruhan regolit mengandung banyak manfaat yang dapat diaplikasikan untuk bermacam-macam bidang. Selain itu, regolit dapat ditemukan hampir di seluruh pemukaan bumi. Hal tersebut dapat menjadi tolok ukur bahwa regolit dapat digolongkan sebagai sumber daya alam yang bernilai ekonomis.
Bahan bacaan:
- https://www.britannica.com/science/regolith
- Keith Scott and Collin Pain, Regolith Science (2009).
- Reilly Brent, Regolith (2011).
Penulis:
Sugeng Purwo Saputro, peneliti bidang petrologi, geokimia anorganik, dan volkanologi di LIPI.
Kontak: sugeng.p.saputro(at)gmail(dot)com