Sayangi Hati Dengan Bahan Alami

Salah satu organ yang memiliki peranan penting dalam tubuh manusia adalah hati.  Hati alias hepar alias liver adalah salah satu organ vital dalam tubuh kita, sekaligus organ yang paling besar di dalam tubuh kita. Warnanya coklat dan beratnya kurang lebih 1,2-1,8 kg. Letak hati berada di rongga perut kanan bagian atas, tepat di bawah rusuk bagian kanan. Hati terdiri dari dua bagian, yaitu bagian kanan dan kiri. Bagian kanan hati lebih besar dari bagian kiri, yang tersembunyi sebagian di bawah tulang rusuk kanan. Bila terdapat gangguan pada hati, kadang terdapat nyeri di bagian tersebut.

Hati merupakan organ yang memiliki fungsi penting untuk metabolisme dalam tubuh. Hati merupakan pertahanan hidup dan berperan pada hampir setiap fungsi metabolisme tubuh. Sel hati disebut hepatosit. Melalui jutaan hepatosit inilah, hati menjalankan fungsinya.

Fungsi utama hati di antaranya yaitu:

  1. Sebagai pelindung tubuh dan ‘mesin’ pembuangan racun (detoksifikasi)

Hati memiliki fungsi proteksi. Dalam organ ini, berbagai jenis racun, sisa obat, alkohol, dan bahan berbahaya yang diproduksi oleh tubuh diubah menjadi zat yang netral, sehingga menjadi unsur yang dapat diterima oleh organ lain. Hal ini disebut detoksifikasi.

  1. Sebagai pabrik serbaguna

Hati akan memecah sel darah merah yang sudah tua dan mengubah hemoglobin yang membawa oksigen di dalam sel darah merah menjadi bahan baku empedu yang akan disalurkan ke dalam kantung empedu untuk keperluan selanjutnya. Bila dibutuhkan, empedu ini akan dikeluarkan melalui usus untuk membantu emulsi lemak serta menyerap vitamin yang dibutuhkan dari makanan. Hati juga berfungsi dalam metabolisme protein.

  1. Sebagai “pengatur lalu lintas” tubuh

Hati memiliki kemampuan memproduksi, menyimpan, dan mengedarkan gula (glukosa) ke seluruh bagian tubuh. Dalam hati, glukosa disimpan sebagai glikogen. Glikogen hati hanya dikeluarkan sesuai dengan pemakaian dalam jaringan. Hati juga mengawasi kadar kolesterol dalam darah, mengolah, dan memproduksinya sebanyak yang dibutuhkan. Lipoprotein plasma yaitu kendaraan yang mengangkut trigliserida juga dibuat di dalam hati.

  1. Sebagai pengolah vitamin dan imunitas (kekebalan) tubuh

Hati memiliki fungsi dalam pengolahan vitamin, terutama vitamin D. Proses pengaktifan vitamin D dilaksanakan oleh hati bersama dengan ginjal. Hati juga memiliki sel yang bertugas sebagai sistem imun bernama Sel Kuppffer. Sel Kupffer meliputi 15% dari massa hati serta 80% dari total populasi sel imun tubuh. Sel ini sangat penting dalam menanggulangi serangan bakteri, virus, dan kerusakan lain yang berasal dari luar tubuh. Hal ini penting dalam melawan infeksi.

Kerusakan pada hati dapat disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya obat, infeksi, alkohol, autoimun (sistem imun menyerang tubuhnya sendiri), atau virus hepatitis. Jika organ ini mengalami kerusakan, maka fungsi-fungsi hati akan terhambat sehingga muncullah penyakit hati. Gangguan fungsi hati masih menjadi masalah kesehatan utama di dunia dengan angka kejadian yang tinggi terutama di negara-negara berkembang. Prevalensi penderita gangguan fungsi hati di Indonesia belum diketahui, namun salah satu penelitian menyebutkan prevalensi penderita non alkoholic fatty liver (perlemakan hati bukan akibat konsumsi alkohol) mencapai 30%. Berdasarkan data WHO, penyakit sirosis hati (kerusakan jaringan hati) di Indonesia pada tahun 2012 sebesar 3,2% dan menempati peringkat ke enam di Indonesia sebagai penyakit yang menyebabkan kematian. Selain itu, kematian yang disebabkan oleh penyakit tersebut dari tahun 2000 sampai dengan 2012 mengalami peningkatan.

Agen hepatoprotektor (pelindung hati) menjadi penting dalam penatalaksanaan gangguan fungsi hati karena tidak semua penyebab gangguan fungsi hati dapat diobati dan obat yang digunakan dapat menambah kerusakan pada sel-sel hati. Saat ini masih diperlukan pengembangan agen hepatoprotektor yang murah, efektif dan aman.

Banyak cara dilakukan orang untuk dapat hidup sehat. Kembali ke alam (back to nature) merupakan salah satu cara hidup yang dipakai masyarakat kini untuk tetap sehat. Salah satu cara kembali ke alam diwujudkan dalam penggunaan produk alami. Produk herbal lebih disukai sebagian orang dan diyakini lebih aman untuk tubuh manusia terutama hati.

Penggunaan tanaman obat untuk kesehatan meningkat di seluruh dunia. Tanaman obat tersebut memiliki kontribusi yang signifikan terhadap kesehatan manusia yang bersifat preventif (pencegahan penyakit), promotif (meningkatkan kesehatan), kuratif (penyembuhan penyakit) dan rehabilitatif (pemulihan).  Indonesia merupakan negara yang kaya akan berbagai macam hayati. Sekitar 7000 spesies tumbuhan telah diketahui khasiatnya. Berdasarkan data tersebut, maka banyak peluang tumbuhan Indonesia yang berpotensi sebagai hepatoprotektor.

Beberapa tanaman obat yang berfungsi sebagai hepatoprotektor antara lain kayu manis (Cinnamomum zeylanicum L.), daun legundi (Vitex trifolia), dan gambir (Uncaria gambir Roxb.). Semua tanaman tersebut mengandung antioksidan flavonoid. Antioksidan merupakan salah satu target dari mekanisme perlindungan hati. Kerusakan membran sel dan protein disebabkan oleh radikal bebas yang masuk dalam tubuh. Oleh karena itu, antioksidan dibutuhkan untuk mengubah radikal bebas menjadi senyawa yang tidak reaktif. Dosis masing-masing tanaman tersebut untuk menjadi hepatoprotektor yaitu kayu manis 10 mg/Kg berat badan (BB), sedangkan daun legundi dan gambir dengan masing-masing dosis 30 mg/Kg BB.

Pada penelitian yang lain tanaman obat yang berpotensi sebagai hepatoprotektor adalah rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza), rimpang kunyit (Curcuma longa), dan daun jombang (Taraxacum officinale). Ramuan ini telah melalui uji praklinik (uji pada hewan coba) dan uji klinik (uji pada manusia). Hasil uji praklinik oleh Haryanti dkk tahun 2011 membuktikan bahwa ramuan tersebut memberikan efek hepatoprotektif pada hewan coba berupa penghambatan kenaikan kadar Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT), Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT), Malondialdehyde (MDA) dan Alkaline Phosphatase (ALP) yang semuanya merupakan enzim yang akan meningkat jika terjadi kerusakan pada hati.

Uji klinik ramuan yang terdiri dari rimpang temulawak, rimpang kunyit, dan daun jombang dilakukan oleh Zuraida dkk pada tahun 2015. Penelitian ini melibatkan 188 subyek penderita penyakit hati. Dari penelitian tersebut didapatkan data bahwa pemberian ramuan yang terdiri atas 28 gram rimpang temulawak, 6 gram rimpang kunyit dan 12 gram daun jombang memberikan manfaat sebagai hepatoprotektor yang dibuktikan dengan perbaikan gejala klinis dan menurunnya kadar SGPT dan SGOT. Dari segi keamanan, ramuan tersebut aman dibuktikan dengan pemeriksaan darah dan fungsi ginjal. Cara pembuatan ramuan tersebut adalah simplisia kering yang terdiri dari rimpang temulawak, rimpang kunyit, dan daun jombang direbus dengan 4 gelas air (800 cc) sampai mendidih dan dibiarkan air rebusan tinggal 2 gelas (400 cc), disaring dan didinginkan kemudian diminum satu gelas pagi hari dan satu gelas untuk sore hari. Tempat merebus jamu dapat menggunakan kuali tanah, panci dengan bahan berlapis enamel, kaca, maupun stainless.

Aktivitas hepatoprotektif ramuan rimpang temulawak, rimpang kunyit, dan daun jombang ditentukan oleh kandungan dari ketiga tanaman penyusunnya yang secara sinergis melindungi dan memperbaiki fungsi hati. Temulawak mengandung curcuminoid dan xanthorrhizol, Kunyit memiliki kandungan utama curcumin, sedangkan jombang mengandung seskuiterpen lakton yang semuanya memiliki kemampuan sebagai hepatoprotektor.

Bahan bacaan:

  • Hanifa dan Hendriani. 2016. Tanaman Herbal yang Memiliki Aktivitas Hepatoprotektor. Farmaka Vol 14(4): 43-51. http://jurnal.unpad.ac.id/farmaka/article/view/11131
  • 5 Cara Menjaga kehatan Hati. https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/5-cara-menjaga-kesehatan-hati/
  • Zulkarnain Z-, Novianto F-, Saryanto S-. Uji Klinik Fase II Ramuan Jamu sebagai Pelindung Fungsi Hati. Buletin Penelitian Kesehatan [Internet]. 2017 Jul 18 [cited 2018 Dec 19];45(2). Available from: http://ejournal.litbang.kemkes.go.id/index.php/BPK/article/view/6359
  • Haryanti S, Ratnawati G, Dewi APK. 2012. Laporan Penelitian: Studi Praklinik Potensi Hepatoprotektif Ramuan Jamu (Rimpang Temulawak, Rimpang Kunyit, dan Herba Jombang). Tawangmangu: B2P2TOOT
  • Widyawati Afrilia. 2016. Potensi Tanaman Obat Keluarga di Pekarangan Sebagai Sumber Industri Obat Herbal Skala Rumah Tangga. Prosiding Nasional Biodiversitas Universitas Sebelas Maret (UNS).
  • Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 edisi IV. 2007. Fisiologi dan Biokimiawi hati. Jakarta: PAPDI

Penulis:

  1. Fajar Novianto, peneliti di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) Kemenkes RI.

Kontak: dr(dot)fajarnovianto(at)gmail(dot)com

Back To Top