Antibakteri dari Eugenol Hasil Penyulingan Minyak Cengkeh

Infeksi adalah salah satu penyakit yang masih menjadi masalah yang cukup serius bagi negara berkembang. Infeksi sendiri memiliki arti masuk dan berkembang biaknya bibit penyakit atau parasit ke dalam tubuh manusia atau binatang. Antibiotik sangat diperlukan dalam menanggulangi bahaya yang ditimbulkan dari penyakit seperti infeksi.

Antibiotik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetis, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. Penemuan antibiotik yang baru masih dianggap lambat bila dibandingkan dengan masalah resistensi bakteri karena penggunaan antibiotik.

Dalam pembuatan antibiotik dapat digunakan bahan-bahan yang sebenarnya masih melimpah ruah di alam Indonesia seperti cengkeh. Sebagai negara penghasil cengkeh terbesar di dunia, Indonesia telah mampu mengekspor tanaman cengkeh ke berbagai penjuru dunia. Produksi cengkeh Indonesia pada tahun 2010 mencapai 70.000 ton per tahun (Kompas, 2 Februari 2012).

Tanaman cengkeh dapat digunakan sebagai alternatif antibakteri secara herbal. Komponen dari tanaman cengkeh untuk antibakteri adalah daunnya karena dapat menghasilkan minyak cengkeh lebih esensial dari pada bagian tanaman cengkeh yang lain.

Minyak daun cengkeh merupakan minyak atsiri yang yang mengandung zat aromatik dari dalam tanaman itu sendiri. Minyak atsiri pada suhu biasa mudah menguap di udara terbuka serta pada umumnya tidak berwarna dalam keadaan segar dan murni tanpa pencemaran.

Menurut penelitian Frosch et al. (2002), aktivitas antibakteri minyak cengkeh dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen seperti Candida albicans, Pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli, dan Staphylococcus aureus. Dalam bidang farmasi, selain untuk kesehatan, hasil dari pengolahan cengkeh menjadi minyak cengkeh dapat digunakan juga sebagai kosmetika.

Penyulingan minyak cengkeh dapat diperoleh dari distilasi (penyulingan) uap daun pohon cengkeh  yang telah gugur ataupun dari ekstraksi yang sebelumnya telah dilakukan pencucian dan pengeringan daunnya. Minyak cengkeh terdiri dari beberapa macam komponen. Komponen utama yang dimiliki oleh minyak daun cengkeh yaitu eugenol yang memiliki jumlah terbanyak diantara komponen yang lainnya.

Senyawa eugenol merupakan senyawa penting dalam minyak cengkeh. Semakin tinggi kandungan eugenolnya, semakin tinggi pula kualitas yang dimiliki oleh minyak cengkeh. Senyawa eugenol merupakan senyawa berwujud cairan bening hingga kuning pucat dengan aroma menyegarkan dan pedas seperti bunga cengkeh kering, memberikan aroma yang khas pada minyak cengkeh. Senyawa ini banyak dibutuhkan oleh berbagai industri yang saat ini sedang berkembang (Kardinan, 2005).

Komponen dalam minyak mentah daun cengkeh.
Komponen dalam minyak mentah daun cengkeh.

Senyawa eugenol yang mempunyai rumus molekul C10H12O2 mengandung beberapa gugus fungsional, yaitu alil (-CH2-CH=CH2), fenol (-OH), dan metoksi (-OCH3). Keberadaan gugus tersebut dapat menjadikan eugenol sebagai bahan dasar sintesis berbagai senyawa lain yang bernilai lebih tinggi, seperti isoeugenol, eugenol asetat, isoeugenol asetat, benzil eugenol, benzil isoeugenol, metil eugenol, eugenol metil eter, eugenol etil eter,  isoeugenol metil eter, dan vanilin.Komponen dalam minyak mentah daun cengkeh.

Struktur kimia eugenol.
Struktur kimia eugenol.

Minyak cengkeh dapat digunakan sebagai antibiotik karena komponen eugenol yang terkandung di dalamnya mampu memerangi bakteri. Selain itu, eugenol juga dapat berfungsi sebagai antivirus yang menghambat DNA polimerisasi virus sehingga senyawa eugenol mampu bekerjasama dalam menjaga stabilitas sel pada tubuh.

Senyawa eugenol memiliki sifat lipofilik yang dapat mengakibatkan terjadinya adhesi dengan membran sel bakteri sehingga tekanan osmotik meningkat, menyebabkan kerusakan pada membran sel dan menghambat respirasi bakteri. Terhambatnya proses respirasi pada bakteri akan menimbulkan terganggunya transpor ion pada sel sehingga bakteri akan mengalami kematian.

Proses kematian sel bakteri.
Proses kematian sel bakteri.

Di dalam senyawa eugenol juga terdapat ikatan fenol yang jika menempel pada sel bakteri akan membuat bakteri mengalami lisis kemudian mati. Hal ini terjadi karena protein yang dimiliki mengalami penggumpalan sehingga enzim transpeptidase mengalami perubahan. Selanjutnya, muncul gangguan pada proses pembentukan dinding sel bakteri yang tersusun oleh peptidoglikan dengan gugus polisakarida dan polipeptida. Dinding sel yang telah rusak dan tak terbentuk mengakibatkan bakteri mati.

Dewasa ini berbagai riset dan penelitian harus terus dilakukan untuk mengkaji lebih dalam  komponen lain dari ekstrak daun cengkeh yang berkhasiat sebagai antibakteri alami. Turunan dari minyak cengkeh dan eugenol juga perlu dikaji lebih lanjut untuk mengetahui manfaat lain yang lebih detail dalam bidang industri maupun kesehatan.

Mengingat peran strategis manfaat dari eugenol yang beragam dalam berbagai industri, serta melimpahnya hasil alam berupa cengkeh yang dimiliki, kita tentu berharap proses pembuatan minyak cengkeh dapat diolah secara total di dalam negeri. Dengan demikian, impor komoditas tersebut dapat ditekan sehingga mekanisme distribusinya dapat terkontrol dengan baik.

Bahan bacaan:

  • Kumala, shirly dan Dian Indriani.2008. Efek Anti Bakteri Ekstrak Etanol Daun Cengkeh (Eugenia aromatic L.). Jurnal Farmasi Indonesia. 4(2): 82-87.
  • Towaha, yuniaty. 2012. Manfaat Eugenol Cengkeh dalam Berbagai Industri di Indonesia. Jurnal Perspektif. 11(2): 79-90.
  • Widayat, Bambang, dan 2012. Rancangan Bangun dan Uji Alat Proses Peningkatan Minyak Cengkeh Pada Klaster Minyak Atsiri Kabupaten Batang. Jurnal Ilmu Lingkungan. 10(2): 64-69.
  • https://astutipage.wordpress.com/tag/antibakteri/

Penulis:
Rindang Lukmasari, Mahasiswa Jurusan Farmasi, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Kontak: rindanglukmasari(at)gmail(dot)com.

Back To Top