Arteri adalah pembuluh darah yang bertugas mengantarkan oksigen dan bahan makanan ke seluruh jaringan tubuh. Pembuluh arteri bersifat elastis dan berkontraksi seirama dengan denyut jantung. Salah satu pembuluh arteri yang dapat dengan mudah diraba adalah arteri radialis di daerah pergelangan tangan sejajar dengan ibu jari.
Penyempitan dan pengerasan pembuluh nadi atau aterosklerosis adalah faktor utama berbagai penyakit terkait pembuluh darah (kardiovaskular), seperti stroke dan penyakit jantung. Penyakit kardiovaskular adalah penyakit penyebab kematian nomor satu di seluruh dunia. Kejadian aterosklerosis diawali dengan kerusakan jaringan endotel (jaringan lapis dalam pembuluh darah) yang berlanjut pada penumpukan kolesterol yang dapat bersifat oksidatif atau merusak. Untuk mencegah kerusakan tersebut, sel monosit di dalam darah akan berpindah ke jaringan pembuluh darah yang rusak dan berubah menjadi sel makrofag untuk “memakan” kolesterol tersebut. Sel-sel radang juga mengeluarkan sinyal untuk memanggil komponen lain seperti sel otot halus, jaringan elastin dan kolagen sehingga membentuk plak aterosklerosis (artherosclerosis plaque). Akibat plak tersebut, pembuluh darah menjadi keras dan menyempit. Kadang kala, plak tersebut terlepas dan menyumbat ke pembuluh darah yang lebih kecil. Penyumbatan di pembuluh darah otak dapat menyebabkan stroke, sedangkan penyumbatan di pembuluh darah jantung dapat menyebabkan serangan jantung.
Pada awalnya, aterosklerosis diyakini sebagai “penyakit masa kini”. Pola makan masa kini yang kaya lemak, apalagi bila disertai kebiasaan merokok dan minuman beralkohol dipercaya menjadi faktor utama penyebab aterosklerosis. Akan tetapi, mitos aterosklerosis sebagai “penyakit masa kini” tersebut tidak sepenuhnya benar. Penelitian yang diberi nama “Horus Study” (Horus merujuk kepada dewa mesir kuno) telah melakukan analisis terhadap hasil computerised tomography (CT) scan seluruh tubuh pada 137 mumi dari 4 kebudayaan kuno (4000 tahun yang lalu), yaitu Mesir, Peru, Puebloans (masyarakat kuno amerika) dan Unangan (masyarakat kuno kepulauan di laut pasifik utara) dan telah dipublikasikan di jurnal ilmiah internasional Lancet pada bulan maret 2013. Ternyata ditemukan sekitar 30% mumi memiliki plak aterosklerosis yang tersebar di pembuluh arteri dan aorta.
Hasil penelitian tersebut sangat mengejutkan dan mengubah paradigma mengenai aterosklerosis. Sekitar 4000 tahun yang lalu, pola hidup masyarakat jelas berbeda dengan pola hidup masa kini. Sumber makanan diperoleh dari bercocok tanam maupun berburu dan diolah secara alami berbeda jauh dengan pola makan masa kini yang cenderung bersifat instan dan kaya lemak. Pada era tersebut, penyakit infeksi sangat dominan karena sistem sanitasi yang masih lemah dan komponen antibiotik belum ditemukan. Berdasarkan hal tersebut, para ahli yang terlibat penelitian tersebut berspekulasi bahwa infeksi yang dapat menimbulkan reaksi radang pada tubuh adalah menjadi penyebab utama timbulnya aterosklerosis.
Penelitian yang dilakukan oleh kelompok Horus Study telah menemukan pandangan baru bahwa aterosklerosis bukanlah monopoli masyarakat era moderen. Di sisi lain, penemuan ini menimbulkan misteri baru, apa sebenarnya yang menjadi faktor utama pencetus aterosklerosis. Terlepas dari hasil penelitian tersebut, berbagai hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pola hidup dan makan yang sehat dapat mencegah dan menurunkan risiko aterosklerosis.
Bahan bacaan:
- R. C. Thompson dkk, Atherosclerosis across 4000 years of human history: the Horus study of four ancient populations, Lancet 381, 1211-1222 (2013).
Penulis:
Mas Rizky A. A. Syamsunarno, Dosen Fakultas Kedokteran Unpad dan kandidat doktor di Gunma University, Jepang. Kontak: masrizkyanggun(at)yahoo(dot)com.