Irama Sirkadian pada Penyakit Jantung

Dalam keadaan normal, setiap hari kita tidur dan bangun pada jam yang relatif sama. Hal ini dikarenakan tubuh memiliki mekanisme yang mengatur kapan proses fisiologis berlangsung. Mekanisme tersebut dinamakan irama sirkadian (circardian rhytm), yaitu suatu proses biologis di dalam tubuh yang berlangsung selama 24 jam dan berulang setiap hari.

Istilah sirkadian berasal dari bahasa Latin circa, yang berarti “sekitar” atau “kira-kira”, dan diem atau dies, yang berarti “hari”. Meskipun ritme sirkadian terjadi secara endogen (tetap dan mandiri), ritme ini disesuaikan dengan lingkungan sekitar oleh isyarat eksternal yang disebut zeitgebers. Isyarat eksternal yang utama bagi irama sirkadian adalah terang dan gelap atau siang dan malam.

Secara umum, irama sirkadian bertujuan untuk mengoptimalkan hubungan antara berbagai macam organ dan sistem fisiologis dan lingkungan dalam waktu-waktu tertentu. Itulah sebabnya, apabila kita begadang di malam hari, keesokan harinya kita akan terlambat bangun atau mengantuk di siang hari karena perubahan waktu jam tidur di luar irama sirkadian.

Pusat koordinasi irama sirkadian terletak di suprachiasmatic nuclei (SCN) dari hipotalamus dalam otak yang akan mengirimkan sinyal ke seluruh jaringan tubuh. Di dalam sel tubuh seperti sel jantung, juga ada irama sirkadian tersendiri yang berjalan selaras dengan irama sirkadian di pusat irama sirkadian.

Irama sirkadian pada manusia. Sumber: http://fhsapbiology.weebly.com/circadian-rhythm.html
Irama sirkadian pada manusia. Sumber: http://fhsapbiology.weebly.com/circadian-rhythm.html

Irama sirkadian juga berkaitan dengan penyakit, seperti penyakit pembuluh darah atau kardiovaskuler. Misalnya, pekerja dengan jam kerja panjang memiliki risiko 40% lebih tinggi terkena penyakit jantung koroner dibanding pekerja jam normal.

Penelitian lain menunjukkan bahwa pekerja yang memiliki jam kerja di malam hari seperti perawat atau tenaga medis memiliki risiko terkena serangan jantung, terutama pada wanita. Selain itu, kejadian serangan jantung mendadak (atau orang awam mengenalnya sebagai angin duduk) lebih tinggi peluangnya terjadi pada pagi hari, antara jam 6 sampai jam 10 pagi.

Para ahli menduga, perubahan kadar melatonin, hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar pineal sebagai respon dari irama sirkadian, berkaitan dengan angka kejadian penyakit jantung. Melatonin adalah hormon yang berperan pada proses tidur dan juga berfungsi sebagai antioksidan yang dapat mengurangi risiko penyakit jantung.

Kadar melatonin di dalam darah dipengaruhi terutama oleh faktor usia dan waktu. Di siang hari, kadar melatonin sangat rendah, dan meningkat pada malam hari, kemudian menjadi rendah kembali ketika terbangun.

Pada orang-orang yang memiliki risiko penyakit jantung, seperti usia tua, kegemukan atau pengapuran pembuluh darah, kerusakan jantung oleh zat oksidan meningkat akibat penurunan kadar melatonin. Penurunan kadar melatonin pada orang-orang yang terjaga di malam hari juga menjelaskan peningkatan risiko penyakit jantung pada pekerja malam.

Oleh karena itu, selain perubahan pola hidup, pengaturan waktu tidur juga penting untuk menjaga kesehatan jantung. Tidur yang baik adalah tidur yang cukup dan berkualitas, yang ditandai dengan perasaan segar ketika terbangun keesokan harinya.

Bahan bacaan:

Penulis:
Hindiyati Nuriah, dokter dan residen kedokteran okupasi Departemen Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Kontak: dy_medisch(at)yahoo(dot)com.

Back To Top