Mengenal Epicondylitis

Perkembangan zaman menuntut peningkatan aktivitas dan kegiatan, baik di lingkungan kerja maupun sekolah. Aktivitas tersebut jika tidak diperhatikan dengan baik dapat berpotensi menyebabkan cedera. Di lingkungan kerja, dikenal istilah gangguan otot dan tulang rangka akibat kerja (disingkat GOTRAK), yang disebabkan oleh tidak adanya kesesuaian antara anatomi tubuh manusia dengan peralatan (tidak ergonomis).

Salah satu macam GOTRAK adalah pada bagian siku, yang biasa disebut epicondylitis. Epicondylitis adalah gangguan pada siku yang dapat diderita oleh masyarakat pada usia produktif (15-64 tahun). Data epidemiologi menunjukkan keterkaitan antara gerakan repetitif atau berulang dapat menyebabkan gangguan otot dan tulang (musculoskeletal) terutama epicondylitis. Selain itu, kekuatan dan posisi dalam pekerjaan merupakan faktor lain terjadinya epicondylitis.

Daerah siku (epicondylus).
Daerah siku (epicondylus).

Epicondylitis adalah penyakit yang tidak banyak terjadi, dengan angka kejadian sekitar 1% sampai 5% pada masyarakat umum. Atlet tenis dan golf memiliki risiko tinggi terkena epicondylitis. Secara umum, epicondylitis dibedakan menjadi dua. Jenis pertama adalah lateral epicondylitis umumnya disebut dengan tennis elbow. Jenis kedua adalah medial epicondylitis atau sering disebut golf elbow. Sebenarnya istilah yang terkait kedua olahraga itu tidak tepat karena tidak berarti penderitanya hanya yang menekuni olahraga tersebut.

Jenis pertama, lateral epicondylitis, biasanya terkait dengan gerakan repetitif yang berhubungan dengan tendon ekstensor (pangkal otot) lengan bawah. Pekerjaan seperti memalu paku, memungut ember berat, atau memotong rumput, semua dapat menyebabkan lateral epicondylitis. Keluhan yang dirasakan adalah nyeri pada sisi samping siku yang menjalar ke lengan bawah. Rasa nyeri ini biasanya bertahap dan terdapat riwayat penggunaan otot secara berlebihan. Mereka juga sering mengeluh adanya kelemahan pada kekuatan genggaman atau kesulitan membawa barang dengan tangan.

Jenis kedua, medial epicondylitis, lebih jarang terjadi dibandingkan dengan lateral epicondylitis. Meski demikian, penyakit ini bisa terjadi pada usia 12 tahun hingga 80 tahun, terjadi paling sering pada usia 40 tahunan. Medial epicondylitis biasanya terjadi pada pengrajin kayu, tukang ledeng, tukang potong daging dan pada pekerjaan yang banyak melakukan gerakan berulang pada lengan bawah dan pergelangan tangan. Pasien biasanya merasa nyeri yang bertahap dan semakin memburuk meskipun tidak melakukan aktivitas.

Pekerjaan yang dapat mengakibatkan medial epicondylitis.
Aktivitas yang rentan mengakibatkan medial epicondylitis.

Untuk menegakkan diagnosis epicondylitis, dokter biasanya melalukan pemeriksaan mulai dari menggali informasi (anamnesa), pemeriksaan fisik dan juga pemeriksaan penunjang seperti rontgen. Bila pasien didiagnosa epicondylitis, secara umum terapi yang disarankan oleh dokter adalah istirahat, obat penahan sakit, latihan fisik, dan operasi bila diperlukan.

Pencegahan terhadap penyakit ini dapat dilakukan dengan cara memperkuat otot lengan bawah dengan misalnya mengangkat beban yang tidak terlalu berat atau latihan meremas bola tenis. Selain itu, usahakan mengangkat benda dengan cara yang benar. Saat mengangkat benda meskipun ringan, jagalah agar pergelangan tangan tetap stabil untuk mengurangi tekanan yang menjalar ke siku (sikap ergonomis). Dan yang terakhir adalah melakukan pemanasan sebelum bekerja dan berolahraga.

Penulis:
Hindiyati Nuriah, dokter dan residen kedokteran okupasi, Fakultas Kedokteran UI.
Kontak: dy_medisch(at)yahoo(dot)com.

Gerakan 1000guru adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang bersifat nonprofit, nonpartisan, independen, dan terbuka. Semangat dari lembaga ini adalah “gerakan” atau “tindakan” bahwa semua orang, siapapun itu, bisa menjadi guru dengan berbagai bentuknya, serta berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Back To Top