Ketika di sekolah dasar, bahkan semenjak mengenal kata mimpi, orang-orang mulai bertanya, “Apa mimpimu nanti?” “Sudah besar mau jadi apa?” Seiring berjalannya waktu, ternyata mimpi atau cita-cita yang berkaitan dengan karier berubah seiring banyaknya pengetahuan yang diperoleh.
Benarlah yang dikatakan orang-orang bahwa karier adalah sepanjang kehidupan manusia. Selain itu, banyak sekali pertanyaan yang menghampiri bahkan sebelum meraih mimpi-mimpi yang ingin dicita-citakan. Contoh, “Setelah SD mau melanjutkan ke mana?” “Setelah SMP mau pilih SMA, MA, SMK, pondok pesantren atau sekolah keagamaan?” “Setelah SMA mau pilih jurusan apa di universitas mana?”
Di tengah perjalanan, ada yang awalnya ingin menjadi dokter, tapi kenyataannya masuk jurusan IPS. Pun ada yang ingin jadi politikus, namun malah diminta melanjutkan ke sekolah kedinasan. Dalam kebingungan yang melanda, apa yang harus dilakukan? Jawabannya satu, mulailah menulis!
Menulis bukan hanya menjadi pengikat bagi ilmu yang kita ketahui, sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Syafi’i, “Ilmu itu seperti buruan, dan tulisan itu seperti ikatannya ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat.” Menuliskan mimpi dalam kertas bagaikan mengikat ingatan tentang apa yang kita inginkan dan sejauh mana usaha serta doa yang sudah dilakukan.
Menulis bisa menjadi kebiasaan baik, seperti yang dilakukan oleh Kleon, penulis buku The Steal Like An Artist Journal. Dia berpendapat menulis buku harian, jurnal atau catatan adalah kebiasaan yang baik. Maka, dia pun ingin kebiasaan baik tersebut dimiliki oleh orang lain. Kebiasaan menulis juga dilakukan oleh tokoh-tokoh terkenal seperti Albert Einsten, Galileo Galilei, dan tokoh-tokoh lainnya.
Tidak sulit untuk menulis. Kita bisa memulai dengan menulis (1) nama, asal sekolah, alamat, hobi, kontak; (2) cerita tentang cita-cita; (3) menuliskan film, komik, cerita di sekolah, sesuatu yang berkaitan dengan keseharian, bahkan acara Youtube kesukaan; (4) mulai menuliskan capaian yang digapai; (5) hambatan yang dilalui dalam mencapai keberhasilan; (6) mulai menuliskan kegiatan yang sudah dilakukan untuk mencapai mimpi, misalnya baca buku tentang arsitek jika ingin menjadi arsitek, serta hasil konsultasi dengan guru BK. Kita dapat menambahkan apa saja yang berkaitan dengan diri. Kita juga bisa menghiasi buku harian dengan gambar-gambar, foto, atau apapun yang membuat betah menulis.
Nah, ketika menuliskan itu semua tanpa disadari kita mulai mengenal diri sendiri, lingkungan sekitar, karakter, hal yang paling ingin dilakukan. Kita akan menyadari apa yang mampu dan tidak mampu kita lakukan, mengevaluasi diri dan mengembangkan diri. Sampai akhirnya kita mampu mengambil keputusan apakah mimpi yang dimiliki sesuai dengan bakat dan minat, juga keinginan orang tua. Berdasarkan uji coba yang pernah penulis lakukan pada siswa MTs di kota Malang, ada komentar dari sebagian siswa bahwa dengan menulis membuat hati lebih lega. Dari tulisan yang awalnya bingung tentang mimpinya, seiring berjalannya kegiatan menulis, akhirnya dia pun menemukan mimpinya.
Mungkin ada yang tidak suka menulis atau susah mengungkapkan dalam tulisan. Tidak apa-apa, bisa dicoba sedikit demi sedikit, karena kemampuan menulis termasuk pada keterampilan yang harus kita miliki. Ketika kita kuliah hampir semua tugas berkaitan dengan penulisan, contohnya makalah, laporan akhir dan skripsi. Jadi dengan membiasakan diri menulis keseharian dan mimpi yang ingin diraih, tanpa disadari keterampilan menulis pun meningkat. Oleh karena itu, mari mulai menulis!
Bahan bacaan:
- Afrisa, R.S. 2014. Menyingkap Kumpulan Catatan Tokoh Sejarah. (Berita) (Online) https://m.cnnindonesia.com
- Amundson, N., Harris-Bowlsbey, J dan Niles, S.G. 2016. Elemen-elemen Penting dalam Konseling Karier. Ed 3. Penerjemah (Hally Prajitno dan Sri Mulyantini Soetjipto). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
- Kleon, A. 2016. The Steal Like An Artist Journal. Penerjemah Shinta. Bandung: Mizan Media Utama.
- Mahfuzhat Kumpulan Kata Mutiara Islam-Arab Yang Menginspirasi Umat Manusia. Jakarta Selatan: Turos Khazanah Pustaka Islam (2018).
Penulis:
Pepi Nuroniah, alumnus program pascasarjana Universitas Negeri Malang.
Kontak: pepinuroniah(at)gmail(dot)com