Ivermectin: Antiparasit Pelawan Limfatik Filariasis dan Onchocherciasis

Limfatik filariasis merupakan salah satu penyakit akibat parasit yang menginfeksi lebih dari 100 juta orang di dunia. Penyakit yang disebabkan oleh Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori ini dapat menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah limfe sehingga menimbulkan pembengkakan di daerah kaki yang disebut Elephantiasis atau penyakit kaki gajah. Pembengkakan disertai dengan timbunan cairan juga dapat terjadi di daerah skrotum (scrotal hydrocele). Dalam penyebarannya, filaria ini memerlukan bantuan nyamuk sehingga sangat sukar diberantas dan dapat menjadi permasalahan global.

Penyakit akibat parasit lain yang menginfeksi banyak populasi di dataran Afrika, Asia Selatan, dan Amerika Selatan adalah Onchocherciasis. Penyakit ini disebabkan oleh cacing Onchocerca volvulus dan disebarkan oleh lalat hitam spesies Simulium. Parasit tersebut dapat menyebabkan kebutaan dan sering terjadi pada penduduk yang berada di tepi sungai sehingga seringkali disebut dengan River Blindness.

Penyebaran Elephantiasis dan River Blindness di dunia.
Penyebaran Elephantiasis dan River Blindness di dunia.

Pada tahun 2015, William C. Campbell dan Satoshi Omura mendapatkan penghargaan Nobel di bidang Kedokteran karena menemukan sebuah obat yang efektif untuk mengeradikasi Limfatik Filariasis dan Onchocherciasis. Obat tersebut adalah Ivermectin.

William Campbell dan Satoshi Omura.
William Campbell dan Satoshi Omura.

Pada awalnya, Satoshi Omura yang merupakan seorang ahli mikrobiologi dan ahli pengisolasi produk alam asal Jepang melakukan penelitian mengenai kelompok bakteri Streptomyces. Streptomyces hidup di tanah dan dapat menghasilkan zat yang berguna sebagai antibakteri, salah satunya adalah Streptomycin yang ditemukan oleh Selman Waksman, peraih Nobel pada tahun 1952.

Omura berhasil mengisolasi strain baru Streptomyces dari sampel tanah yang diperiksanya dan berhasil membuat kultur di laboratoriumnya. Dari ribuan kultur yamg dihasilkan, Omura mendapatkan 50 kultur yang mengandung bioaktif yang ampuh melawan mikroorganisme. Salah satu di antara kultur tersebut adalah Streptomyces avermitilis, yang kemudian dikembangkan untuk menghasilkan Avermectin.

Streptomyces avermitilis, salah satu hasil kultur Omura.
Streptomyces avermitilis, salah satu hasil kultur Omura.

William C. Campbell adalah seorang ahli parasit dari Amerika yang meneliti lebih lanjut kultur dari Omura dan menguji efektivitasnya. Campbell menguji coba Avermectin kepada hewan dan terbukti efektif. Dia kemudian mengembangkan hasil isolasi Avermectin menjadi bioaktif yang lebih ampuh yang dikenal dengan Ivermectin dan mengujicobakannya ke manusia yang terinfeksi parasit. Hasilnya, Ivermectin efektif membunuh larva parasit (mikrofilaria).

Avermectin dan Ivermectin.
Avermectin dan Ivermectin.

Penemuan Ivermectin tersebut sangat bermanfaat bagi kesehatan dunia. Penggunaannya sebagai pengobatan limfatik filariasis dan onchocerciasis terbukti efektif. Efek samping yang kecil menjadikan Ivermectin menjadi antiparasit yang ampuh dan dapat digunakan oleh masyarakat dunia. Karena hal tersebut, Campbell dan Omura layak mendapatkan penghargaan Nobel di bidang kedokteran.

Bahan bacaan:

Penulis:
Rani Tiyas Budiyanti, Dokter Umum, Mahasiswa Pascasarjana Hukum Kesehatan UNS.
Kontak: ranitiyasbudiyanti(at)gmail(dot)com.

Gerakan 1000guru adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang bersifat nonprofit, nonpartisan, independen, dan terbuka. Semangat dari lembaga ini adalah “gerakan” atau “tindakan” bahwa semua orang, siapapun itu, bisa menjadi guru dengan berbagai bentuknya, serta berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Back To Top