Apakah Kuning Telur Jahat?

Kita sering mendengar reputasi buruk kuning telur. Banyak orang beranggapan, karena kuning telur mengandung banyak kolesterol, kuning telur dapat menyebabkan naiknya kolesterol dalam darah kemudian berbuntut pada sakit jantung. Bahkan penulis sempat melihat hoaks yang membawa-bawa telur sebagai makanan yang patut dihindari dan konsumsinya harus dibatasi.

Ilustrasi kuning telur. Sumber: thestorypedia.com

Pada kenyataannya, telur adalah bahan makanan yang mengandung banyak protein dengan kalori yang tidak terlalu tinggi. Satu butir telur mengandung lebih dari 5 gram protein dengan 68 kalori saja. Bila dibandingkan dengan putih telur, bagian kuning telur mengandung sebagian besar kandungan nutrien dalam telur, termasuk vitamin dan mineral di dalamnya.

Kuning telur memang mengandung dietary cholesterol (kolesterol dari makanan) yang tinggi. Namun, semakin banyak penelitian yang menguatkan bahwa kolesterol dalam makanan tidak sama dengan kolesterol dalam darah. Secara alami, hati manusia memproduksi kolesterol dalam jumlah banyak karena kolesterol merupakan nutrisi penting bagi sel tubuh. Oleh karena itu, ketika asupan kolesterol dari makanan sudah tinggi, hati akan menurunkan produksinya.

Kolesterol dalam darah tidak berubah secara signifikan bagi kebanyakan orang ketika mereka mengonsumsi makanan dengan kolesterol tinggi. Apabila dokter Anda khawatir dengan kolesterol darah yang tinggi, asupan yang harus dikurangi adalah konsumsi lemak jenuh yang banyak terdapat di daging berlemak, produk olahan daging, mentega, keju, kudapan gurih, biskuit, kue-kue, dan minyak kelapa. Satu poin penting yang perlu diingat, kolesterol bukanlah “zat buruk” bagi tubuh. Kolesterol berperan penting dalam tubuh manusia, di antaranya produksi empedu untuk mencerna lemak, vitamin D, dan hormon steroid (estrogen, progesteron, testosteron).

Kembali kepada tuduhan buruk terhadap telur, khususnya kuning telur. Apakah telur meningkatkan risiko penyakit jantung? Beberapa penelitian menunjukkan konsumsi 1-2 butir telur per hari tidak mengubah kadar kolesterol darah. Bahkan, konsumsi telur dikombinasikan dengan diet rendah karbohidrat (rendah, bukan sama sekali tanpa karbohidrat), dapat memperbaiki faktor risiko penyakit jantung pada penderita diabetes tipe 2. Garis besarnya di sini, konsumsi telur berefek netral bahkan positif terhadap risiko penyakit jantung.

Lantas, apakah ada batasan konsumsi telur dalam sehari? Sampai saat ini tidak ada. Telur dapat dinikmati sebagai bagian dari pola makan sehat dan seimbang. Akan lebih baik lagi, apabila telur dimasak tanpa menambahkan lemak (margarin, mentega, minyak) dan garam. Maka, tunggu apalagi, jangan takut untuk makan telur, sumber makanan murah sehat dan bergizi!

Bahan bacaan:

Penulis:
Ajeng K. Pramono, mahasiswi S-3 Jurusan Biologi, Tokyo Institute of Technology, Jepang.
Kontak: ajengpramono(at)gmail(dot)com.

 

Back To Top