Bagaimana tata letak ruang kelas Anda? Apakah posisinya sama dengan waktu Anda bersekolah dulu? Meja guru di pojok kiri atau kanan, lalu bangku-bangku siswa berjajar lurus ke belakang di hadapan meja guru?
Ya, ruang kuliah di kampus penulis mengajar pun masih sama dengan ruang kuliah dulu. Padahal, penulis sering mengadakan pembelajaran yang memerlukan meja besar untuk memberi kesempatan mahasiswa berdiskusi dan menyampaikan idenya dalam sebuah kertas besar.
Jika metode yang akan dipakai adalah debat, bangku-bangku harus dibuat berhadapan dan diberi jarak di tengah. Namun, ada perbedaan secara psikologis jika berdebat sambil duduk dan berdebat sambil berdiri. Dalam posisi berdiri, pikiran lebih lepas dan mahasiswa dapat sangat bersemangat.
Terkadang diperlukan meja besar untuk memberi kesempatan kepada mahasiswa mengungkapkan idenya dalam bentuk gambar atau tulisan pada sebuah kertas besar. Maka, meja-meja perlu digabungkan. Yang sangat bermasalah adalah apabila ruang kelas tidak dilengkapi meja, tetapi hanya meja yang menyatu dengan kursi. Pada kondisi demikian, biarkan siswa-siswa melantai alias duduk dan menggambar di lantai.
Formasi atau tata letak ruang kelas yang selalu diubah karena penyesuaian kegiatan pembelajaran, menghendaki kursi meja siswa adalah perlengkapan yang memudahkan untuk digeser. Oleh karena itu, sangat menarik jika melihat meja kursi di kelas-kelas SD, SMP, dan SMA di Jepang seperti pada gambar.
Perlu diketahui bahwa model kursi dan meja yang dipergunakan di semua sekolah, negeri maupun swasta dari jenjang SD, SMP, dan SMA di Jepang adalah sama. Yang berbeda hanya ketinggian meja kursinya yang menyesuaikan umur rata-rata anak pada jenjang tertentu. Sementara itu, di jenjang universitas, unik juga karena meja dan kursi dibuat movable, artinya bisa diubah-ubah posisinya agar tetap dapat melaksanakan pembelajaran dalam berbagai model. Yang lebih menarik, di perguruan tinggi, meja tidak lagi satu mahasiswa satu meja seperti di jenjang sekolah, tetapi dibuat satu meja untuk tiga atau dua orang.
Demikianlah, sesekali tata letak ruang kelas perlu diubah untuk memberi kesempatan anak bergerak dan tidak menjadi pemalas dengan hanya duduk pada kursi yang diatur kaku.
Catatan:
Artikel ini pernah dimuat dalam blog milik penulis di http://murniramli.wordpress.com dan kembali dimuat di majalah 1000guru dengan sedikit penyesuaian.
Penulis:
Murni Ramli, dosen di Jurusan Pendidikan Biologi di Universitas Sebelas Maret, Surakarta, serta alumnus Graduate School of Education and Human Development, Nagoya University.
Kontak: moernier(at)gmail(dot)com.