Mendengar kata ujian nasional (UN) bagi siswa kelas XII merupakan hal yang penuh dengan persaingan dan perjuangan. Bahkan, sebagian siswa menganggap ujian nasional adalah hal yang menakutkan. Namun, ujian nasional harus dilalui para peserta didik kelas XII sebagai penentu kelulusan jenjang SMA/MA/SMK/MAK. Selain itu, hasil ujian nasional dibutuhkan untuk mendaftar ke perguruan tinggi sehingga semua siswa harus mampu bersaing untuk mendapatkan hasil ujian nasional yang tinggi.
Dalam kenyataannya banyak siswa merasa tidak percaya diri dapat meraih hasil ujian nasional yang tinggi. Bahkan sebagian siswa merasa tidak mampu bersaing dengan temannya. Tentu saja masalah tersebut harus dipatahkan agar semua siswa dapat meraih hasil ujian nasional yang maksimal. Saat ini, para siswa tidak hanya dituntut untuk lulus ujian nasional, tetapi untuk mendapatkan hasil yang tinggi. Hasil ujian nasional yang tinggi sangat diperlukan untuk menghadapi ketatnya persaingan masuk perguruan tinggi.
Siswa sendiri sangat berperan sebagai generasi penerus bangsa yang akan memimpin Indonesia di masa mendatang. Dengan demikian, dibutuhkan dorongan dari berbagai pihak untuk memotivasi siswa. Hasil ujian nasional yang baik mengindikasikan keberhasilan pemerintah mencetak generasi penerus bangsa. Oleh karena itu, pemerintah juga memiliki tugas untuk menyelenggarakan ujian nasonal dengan baik disertai pengawasan yang ketat. Lingkungan disekitar siswa juga memiliki peran untuk memberikan arahan dan dukungan mengenai ujian nasional.
Dalam rutinitas keseharian, sebagian besar waktu siswa dihabiskan untuk berinteraksi dengan orang tua, sekolah, maupun lingkungan teman sebayanya. Ketiga hal tersebut sangat berpengaruh pada keberhasilan siswa. Pada intinya keberhasilan siswa tidak hanya ditentukan dari seberapa tinggi kecerdasan atau IQ siswa, tetapi lingkungan siswa harus memberikan pengaruh yang positif untuk mendorong semangat siswa menempuh ujian nasional. Dorongan tersebut disebut juga motivasi.
Motivasi dapat memberikan dorongan semangat belajar pada siswa untuk menempuh ujian nasional dengan menorehkan prestasi. Hal ini sesuai dengan teori Need for Acievement (N.Ach) yang dikemukakan oleh Mc. Clelland, seorang ahli psikologi yang menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda sesuai dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi. Oleh karena itu, dibutuhkan dorogan motivasi agar siswa memiliki semangat untuk meraihnya.
Orang tua sebagai agen sosialisasi paling utama sangat berperan memberikan motivasi pada anaknya. Orang tua dapat memberikan arahan dan gambaran masa depan pada anak untuk menumbuhkan semangat belajar. Selain itu, orang tua bertanggung jawab memberikan suasana rumah yang harmonis sehingga tidak mengganggu kondisi psikologis anak. Orang tua juga dapat menerapkan pola partisipatoris yaitu memberikan imbalan pada anak atas hasil prestasi yang diraihnya. Hal tersebut dapat menumbuhkan motivasi pada diri siswa untuk berprestasi dalam menempuh ujian nasional.
Sekolah sebagai tonggak penyelenggara ujian nasional berperan penting dalam menyukseskan ujian nasional bagi peserta didiknya. Sekolah harus mampu menyediakan buku-buku dan tempat belajar yang kondusif sehingga membuat siswa nyaman dalam belajar. Sekolah juga bertanggung jawab mengondisikan lingkungan sekolah dari hal-hal negatif yang dapat mempengaruhi siswa. Tidak hanya itu, sekolah juga berperan memberikan motivasi pada siswanya.
Pemberian motivasi dapat melalui pengadaan acara motivation training untuk menumbuhkan semangat siswa dan memberikan informasi tentang pentingya ujian nasional bagi keberhasilan siswa selanjutnya. Dengan demikian, siswa akan terdorong untuk menempuh ujian nasional dengan hasil yang memuaskan.
Sebagai seorang remaja, sebagian besar waktu siswa dihabiskan untuk berinteraksi dengan teman sebayanya sehingga sangat berpengaruh pada perilaku maupun kondisi psikologis siswa. Dalam berinteraksi sebagian siswa membandingkan dirinya dengan teman yang lebih pintar. Hal tersebut dapat membuat siswa tidak percaya diri untuk melewati ujian nasional dengan sukses. Siswa akan merasa minder bersaing untuk mendapatkan hasil ujian nasional yang tinggi dan pada akhirnya membuat siswa tidak bersemangat meraih hasil yang baik.
Orang tua dan sekolah berperan dalam merubah mindset atau pola pikir siswa. Siswa harus menjadikan temannya sebagai tantangan dalam menyukseskan ujian nasional dan menjadikannya sebagai motivasi untuk belajar lebih giat guna meraih hasil ujian nasional yang terbaik. Kenyataannya, sebagian orang tua dan sekolah tidak berperan secara maksimal untuk memberikan dukungan dan motivasi pada siswa. Sebagian orang tua bersikap kurang peduli pada keberhasilan siswa dan hanya mengharapkan hasil lulus pada anaknya.
Pada zaman sekarang tidak hanya sekadar mendapat hasil lulus. Seorang siswa harus mampu bersaing dengan siswa lain untuk mendapatkan hasil ujian nasional yang terbaik guna meraih perguruan tinggi yang diinginkan. Sikap orang tua yang kurang peduli menyebabkan siswa cenderung santai dalam menghadapi ujian nasional. Jika hal ini terjadi siswa harus berperan menumbuhkan motivasi pada dirinya sendiri.
Motivasi sangat diperlukan untuk menunjang semangat belajar siswa meraih hasil ujian nasional yang tinggi. Bahkan, menurut beberapa data 90% kesuksesan ditentukan oleh motivasi dan hanya 10% peran kecerdasan atau IQ. Hal tersebut juga dikemukakan oleh banyak trainer. Setiap siswa harus menggali dan menanyakan pada diri sendiri apa yang diinginkan. Dengan memiliki keinginan yang harus diwujudkan maka siswa akan termotivasi untuk meraihnya.
Untuk meraih sukses ujian nasional seorang siswa harus memulai dengan sikap percaya diri dan jangan membandingkan diri sendiri dengan orang lain dari sudut pandang yang negatif. Seorang siswa harus selalu berpikir positif dan menjadikan orang lain yang memiliki keunggulan lebih sebagai motivasi diri. Contoh konkretnya jika seorang siswa memiliki teman yang lebih pintar atau rajin jadikan hal tersebut sebagai dorongan untuk melakukan lebih dibanding dengan temannya tersebut.
Siswa harus yakin bahwa dirinya merupakan bagian dari kesuksesan dan jangan terlalu lama menunda-nunda untuk belajar. Belajar harus disegerakan karena untuk meraih kesuksesan dibutuhkan pengorbanan. Hal lain yang juga penting adalah menjadikan semua kegiatan yang dilakukan merupakan kegiatan yang menyenangkan bukan menjadikannya sebagai beban.
Masalah lain yang muncul yaitu lunturnya motivasi yang dimiliki siswa dan kembali lagi pada kesehariannya yang kurang termotivasi. Siswa merasa motivasi hanya bertahan sementara dan kadang siswa merasa jenuh dengan rutinitas belajar untuk mempersiapkan ujian nasional. Masalah tersebut dapat diatasi dengan memantapkan tekad dan selalu fokus pada tujuan. Ingat kembali seberapa banyak teman yang sedang berusaha meraih sukses ujian nasional atau bayangkan kembali seberapa banyak siswa diseluruh Indonesia yang berusaha diterima di perguruan tinggi yang kita inginkan.
Komunikasi dengan diri sendiri perlu sering dilakuakn dengan selalu memikirkan impian untuk sukses ujian nasional atau masuk perguruan tinggi. Selain itu, siswa dapat menuliskan impian yang ingin diraihnya, yang dapat membantu siswa lebih memantapkan tekadnya. Kemudian, tempelkan tulisan tersebut di tempat yang mudah dilihatnya. Hal tersebut sangat berguna untuk mempertahankan motivasi diri.
Terkadang siswa juga mengalami kejenuhan dalam belajar. Hal ini wajar terjadi karena intensitas belajar siswa meningkat dibanding ketika berada di tingkatan kelas di bawahnya. Untuk mengatasi kejenuhan, siswa dapat membuat jadwal harian mengenai jadwal belajar, istirahat atau hiburan. Dengan demikian, siswa akan merasa nyaman dalam rutinitas kesehariannya.
Dari uraian di atas, motivasi datang dari luar diri siswa dan dari dalam diri siswa. Jika orang tua dan sekolah tidak berperan dengan semestinya, siswa yang memilki segudang impian harus bisa memotivasi diri sendiri untuk meraih impiannya. Dengan demikian siswa akan selalu termotivasi untuk meraih hasil ujian nasional yang tinggi.
Untuk menghasilkan generasi penerus bangsa yang hebat diperlukan keselarasan peran orang tua dan sekolah dalam memberikan motivasi pada siswa. Dengan adanya dukungan penuh untuk siswa maka akan menghasilkan siswa yang sukses pula. Jika peran dari luar diri siswa dan dari dalam diri siswa dapat berjalan dengan maksimal, siswa akan memiliki dorongan motivasi yang sempurna. Hal ini akan mencetak siswa dengan hasil pendidikan yang membanggakan orang tua dan sekolah.
Hasil ujian nasional yang baik akan memudahkan siswa memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini mengindikasikan keberhasilan berbagai pihak dan siswa dalam menyukseskan ujian nasional. Dengan demikian, siswa akan menjadi generasi penerus yang dapat membawa Indonesia ke arah yang lebih baik.
Penulis:
Putri Intan Rengganis, siswi jurusan IPS SMAN 1 Kebumen.
Kontak: putriintanrengganis(at)gmail(dot)com, twitter: @Pintanrengganis