Puasa dan Kesehatan

Selain bernilai ibadah, puasa juga memiliki manfaat yang lain, termasuk dalam aspek kesehatan. Dari kajian ilmiah yang selama ini telah dilakukan, didapat sebuah fakta yang menarik untuk kita kaji. Puasa ternyata dapat memberikan kesehatan jiwa. Hal ini ditulis oleh Alan Cott dalam bukunya yang berjudul Fasting as a Way of Life dan Fasting the Ultimate Diet. Di dalam buku itu disebutkan, gangguan jiwa yang parah dapat direduksi dengan berpuasa. Gangguan mental lain seperti susah tidur, rendah diri, dan cemas berlebihan dapat pula dikurangi dengan terapi puasa. Hal ini dibuktikannya melalui sebuah penelitian di Rumah Sakit Grace Square, New York.

Penelitian lain dilakukan oleh Dr. Nicolayev, seorang guru besar di The Moscow Psychiatric Institute. Beliau membandingkan dua kelompok penderita gangguan kejiwaan, dengan satu kelompok mendapat terapi medis sedangkan kelompok yang lain mendapat terapi puasa yang dilakukan masing-masing selama tiga puluh hari. Dari eksperimen itu disimpulkan bahwa pasien yang tidak dapat disembuhkan dengan terapi medis dapat disembuhkan dengan terapi puasa. Selain itu, orang-orang tersebut tidak mengalami kekambuhan selama enam tahun kemudian.

Menurut beberapa penelitian yang lain, puasa dapat memperbaiki kolesterol darah. Kadar kolesterol darah yang tinggi dalam jangka panjang akan menyumbat saluran pembuluh darah dalam bentuk aterosklerosis (pengapuran atau pengerasan pembuluh darah). Hasil penelitian tersebut memperlihatkan bahwa puasa dapat meningkatkan kolesterol darah HDL, yang dikenal sebagai kolesterol darah baik karena dapat mengurangi risiko terjadinya aterosklerosis, sebesar 25 mg persen dan menurunkan lemak trigliserol sekitar 20 mg persen. Lemak trigliserol merupakan bahan pembentuk kolesterol LDL yang dikenal sebagai kolesterol jahat karena memiliki sifat yang berlawanan dengan HDL. Dengan mekanisme tersebut puasa dapat mengurangi risiko terjadinya stroke.

Menurut Prof. Rochmad Romdoni dari Rumah Sakit Umum Haji Surabaya, orang yang memiliki tekanan darah tinggi ringan sampai sedang yang disertai kelebihan berat badan dianjurkan berpuasa karena puasa dapat membantu menurunkan tekanan darah. Akan tetapi, mereka yang mengidap hipertensi berat atau sakit jantung diharapkan tidak berpuasa, atau dapat berkonsultasi dengan dokter ahlinya. Manfaat puasa yang juga dapat dibuktikan secara alamiah adalah peremajaan kembali dan perpanjangan harapan hidup. Metabolisme yang lebih rendah, produksi protein yang lebih efisien, meningkatnya sistem kekebalan, dan bertambahnya produksi hormon berkontribusi terhadap manfaat puasa. Hormon antipenuaan juga dihasilkan dengan lebih efisien selama berpuasa.

Beliau melanjutkan, bagi orang sehat, puasa dapat mengurangi risiko terkena penyakit diabetes mellitus tipe 2 yang disebabkan oleh kurang sensitifnya hormon insulin dalam mengontrol kadar gula darah. Sebab, pengurangan konsumsi kalori secara fisiologis akan mengurangi sirkulasi hormon insulin dan kadar gula darah. Selanjutnya, sensitivitas hormon insulin dalam menormalkan kadar gula darah akan meningkat. Dengan demikian, puasa memberikan kesempatan kepada kelenjar pankreas untuk beristirahat. Saat ini banyak dilakukan usaha pengobatan diabetes mellitus dengan mengikuti “sistem puasa” selama 10-20 jam. Setiap kelompok mendapatkan pengaruh sesuai keadaan. Kemudian, para penderita mengonsumsi makanan ringan secara berurutan kurang dari tiga minggu. Metode ini telah mencapai hasil yang menakjubkan dalam pengobatan diabetes mellitus tipe 2 tanpa menggunakan obat kimiawi.

Probosuseno, dr., Sp.PD, seorang dokter spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Dr. Sardjito menjelaskan, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan puasa juga memiliki beberapa manfaat yang lain. Di antaranya adalah membantu penyembuhan maag yang fungsional serta meningkatkan volume semen, persentase spermatozoa hidup, dan jumlah total spermatozoa. Selain itu, penyakit kulit khususnya jamur akan lebih cepat membaik dengan berpuasa.

Agar memberikan manfaat yang optimal, puasa yang kita laksanakan haruslah sesuai dengan kaidah agama dan kesehatan. Oleh sebab itu, mari kita simak beberapa tip dari Probosuseno, dr., Sp.PD berikut ini.

  • Minumlah dengan cukup, sekitar 8-10 gelas per hari.
  • Untuk kebutuhan kalori, biasanya wanita membutuhkan kalori sekitar 1.900 kalori, sedangkan pria 2.100 kalori. Kalori sebanyak ini dapat dipenuhi dari makanan dan minuman yang disantap selama sahur dan berbuka puasa. Akan tetapi, tentu saja makanan dan minuman tersebut harus memenuhi standar gizi, yaitu 50 persen karbohidrat, 25 persen lemak, 10-15 persen protein, serta vitamin dan mineral secukupnya.
  • Saat berbuka puasa, hendaknya tidak makan sekaligus banyak, tetapi secara bertahap, dimulai dengan menikmati makanan ringan atau minuman yang manis. Jika Anda suka kurma, makanlah buah yang berasa manis ini. Selain berguna untuk menyuplai energi, kurma juga kaya zat gizi seperti kalium, magnesium, niasin, dan serat.
  • Walaupun kurang bernafsu atau masih mengantuk, hendaknya kita tetap menyantap sahur. Akan tetapi perlu diingat bahwa sebaiknya makan sahur tidak terlalu kenyang, kira-kira sepertiga dari kebutuhan kalori sehari.
  • Jika tidak bisa makan nasi dalam jumlah yang cukup banyak (karena ada perubahan pada lambung dan gerakan usus) cobalah untuk makan makanan ringan. Untuk mencegah sembelit, sebaiknya sayur dan buah dikonsumsi setiap hari.
  • Beristirahatlah pada siang hari. Hal ini berguna untuk menghindari keluarnya keringat yang sangat banyak.
  • Jika ingin berolahraga, lakukanlah pada sore hari sekitar satu atau setengah jam sebelum berbuka.

Catatan: Artikel ini pernah diterbitkan di harian Kompas pada 8 September 2008 dan dimuat ulang di majalah 1000guru dengan seizin penulis disertai sedikit perubahan.

Penulis:
Eko Fuji Ariyanto, staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Bandung.
Kontak: ekofujiariyanto1985(at)gmail(dot)com.

Gerakan 1000guru adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang bersifat nonprofit, nonpartisan, independen, dan terbuka. Semangat dari lembaga ini adalah “gerakan” atau “tindakan” bahwa semua orang, siapapun itu, bisa menjadi guru dengan berbagai bentuknya, serta berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Back To Top