Pentingnya Keterampilan Nonteknis Memasuki Dunia Kerja

Peserta didik sekolah menengah pertama (SMP) yang memiliki minat untuk  melanjutkan ke sekolah menengah kejuruan (SMK) saat ini cukup tinggi. Harapannya, setelah lulus dari SMK agar dapat langsung bekerja. Lulusan SMK juga diharapkan mampu melahirkan lulusan yang kompeten sesuai dengan kebutuhan industri.

Peserta didik wajib memiliki bekal atau keterampilan yang dapat membantu untuk menapaki karir yang baik dalam dunia kerja. Keterampilan yang harus dimiliki peserta didik tidak hanya keterampilan teknis, tetapi juga keterampilan nonteknis (soft skills). Sebagai contoh, lulusan SMK jurusan multimedia, mereka memiliki keterampilan dalam teknis dasar multimedia. Namun, apabila mereka kurang memiliki mental kerja yang positif, mereka akan kurang percaya diri, mudah menyerah, kemampuan komunikasi yang rendah. Akibatnya, para lulusan SMK ini kurang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan keinginan dari perusahaan.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Wikan Sakarinto, menjelaskan kompetensi merupakan gabungan dari keterampilan teknis dan nonteknis yang seimbang. Menurutnya, penting bagi lulusan vokasi memiliki keterampilan teknis dan dibekali dengan keterampilan nonteknis sehingga bisa mengoptimalkan kemampuan tiap lulusan. Dengan demikian, pelatihan keterampilan nonteknis sangat penting diberikan kepada peserta didik untuk membantu mereka menentukan kehidupan di masa mendatang. Lalu, keterampilan nonteknis kesiapan kerja apa saja yang harus dipelajari dan dimiliki?

Penelitian yang dilakukan Lippman dkk. (2015) di bawah lembaga Child Trends, Amerika Serikat, menunjukkan ada beberapa keterampilan kesiapan kerja yang dibutuhkan oleh seorang pekerja agar berhasil dalam kehidupan kerja, yaitu (1) konsep diri positif (positive self concept), (2) pengendalian diri (self control), (3) kemampuan bersosial (sosial skill), (4) kemampuan berkomunikasi (communication skill), dan (5) berpikir tingkat tinggi (high-order thinking skill). Kelima keterampilan nonteknis ini dapat dikelompokkan lagi menjadi dua area besar, yaitu intrapersonal dan interpersonal.

Susunan 10 materi pada tabel menggambarkan urutan dan kesinambungan. Misalnya, vision and goal setting berdampingan dengan gratification delay karena keduanya sangat erat. Orang yang memiliki visi akan memiliki kemampuan menunda kesenangan. Demikian juga empati dan proaktif sangat erat karena active listening mencerminkan nilai empati yang tinggi.

Guru BK dalam hal ini memiliki peran penting untuk memberikan materi keterampilan nonteknis kepada peserta didik karena guru BK dapat membimbing, mengetahui perkembangan dan mengarahkan minat dan bakat peserta didik. Oleh karenanya, guru BK diharapkan dapat mengobservasi tingkah laku peserta didik sehingga dapat memahami potensi dan membantu peserta didik dalam persiapan karirnya.

Bahan bacaan:

  • Modul Program Pelatihan Kesiapan Kerja-Yayasan Sayangi Tunas Cilik
  • https://amp.beritasatu.com/nasional/644177/kemdikbud-akan-memperbaiki-kurikulum-vokasi-lebih-fleksibel

Penulis:
Dessy Ameliani Sasika Putri, Alumnus Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang.
Kontak: puth834(at)gmail(dot)com

Gerakan 1000guru adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang bersifat nonprofit, nonpartisan, independen, dan terbuka. Semangat dari lembaga ini adalah “gerakan” atau “tindakan” bahwa semua orang, siapapun itu, bisa menjadi guru dengan berbagai bentuknya, serta berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Back To Top