Mesin Penanak Penentu Kualitas Rasa Nasi

Tahukah teman-teman bahwa mesin penanak yang kita gunakan sehari-hari sangatlah berpengaruh terhadap kualitas nasi yang dihasilkan. Oleh karena itu, untuk mendapatkan kualitas nasi yang baik, mesin penanak nasi (rice cooker) haruslah berkualitas.

Jepang adalah salah satu negara maju yang mayoritas penduduknya mengonsumsi nasi sebagai makanan pokok. Uniknya, perkembangan teknologi di Jepang tidak hanya sebatas otomotif dan teknologi informasi. Beberapa perusahaan di Jepang bersaing mengembangkan teknologi penanak nasi berkualitas tinggi agar mampu menghasilkan kualitas rasa yang baik. Bahkan banyak mesin penanak diproduksi tidak hanya dengan kemampuan menanak nasi, tetapi juga untuk membuat roti dan memasak bubur dengan kekentalan tertentu.

Dalam mendesain sebuah penanak nasi yang berkualitas, ilmu mengenai transfer panas haruslah dikuasai, terutama terkait dengan konduksi dan konveksi. Ketika menanak nasi, proses perpindahaan panas dari mesin penanak ke beras (hingga menjadi nasi) dilakukan dengan cara konduksi dan konveksi.

Ciri ciri mesin penanak yang baik yaitu menggunakan panci berdinding tebal dan memiliki sistem pembuangan uap air yang baik. Panci berdinding tebal memiliki distribusi panas yang sangat baik dan merata di seluruh bagian sehingga panas yang didistribusikan ke beras juga lebih merata. Hal ini terjadi karena semakin tebal dinding panci yang digunakan, semakin besar panas yang diserap panci tersebut.

Ilustrasi proses menanak dengan menggunakan panci berdinding tebal.

Material panci memiliki konduktivitas termal lebih tinggi dari pada beras sehingga suhu panas dari elemen pemanas pada bagian bawah akan lebih cepat memanaskan bagian samping panci, dan suhu beras dan air yang lebih dingin tidak akan berpengaruh besar terhadap suhu panci bagian samping.

Pada panci yang tipis, proses pemanasan beras hanya terjadi di bagian bawah tempat elemen pemanas berada karena ketidakmampuan bagian samping panci untuk menyerap dan menyimpan panas. Dalam hal ini, suhu beras dan air yang lebih dingin sangat berpengaruh terhadap suhu panci pada bagian yang terkena beras dan air. Tidak heran jika nasi bagian atas akan terlambat matang jika dibandingkan dengan nasi bagian bawahnya.

Ilustrasi proses menanak dengan menggunakan panci berdinding tipis. Panas hanya berasal dari dinding panci bagian bawah.

Pada umumnya, panci yang tebal dibuat dari stainless steel. Namun, dalam perkembangannya, panci tersebut dibuat dari tembaga berlapis keramik. Dengan menggunakan tembaga tebal, proses transfer panas dari elemen pemanas ke seluruh permukaan panci akan jauh lebih cepat. Hal ini disebabkan nilai konduktivitas termal dari tembaga (401,0 W/m.K) yang jauh lebih besar daripada stainless steel (15,1 W/m.K), sedangkan keramik digunakan sebagai bahan antikarat yang mampu bertahan hingga suhu tinggi.

Sistem pembuangan uap air berfungsi untuk mengontrol tekanan dan laju suhu yang terjadi di dalam penanak agar lebih stabil dari awal hingga selesai menanak nasi. Selain air, uap air adalah media transfer panas yang terjadi di dalam panci. Suhu yang merata pada air dan uap air akan mengakibatkan nasi matang dengan sempurna. Dengan adanya sistem pembuangan uap yang baik, nasi yang dihasilkan akan lebih pulen.

Kualitas nasi yang dihasilkan berbanding lurus dengan harga penanak nasi. Harga yang dibanderol untuk satu set mesin penanak berkualitas tinggi bervariasi dari jutaan hingga puluhan juta rupiah, tergantung dari ukuran, bahan yang digunakan, serta jumlah fungsi yang tersedia.

Bahan bacaan:

Penulis:
Indarta Kuncoro Aji, Mahasiswa S-3 di Jurusan Teknik Mesin, The University of Electro Communications, Jepang. Kontak: indartaaji(at)gmail(dot)com.

Gerakan 1000guru adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang bersifat nonprofit, nonpartisan, independen, dan terbuka. Semangat dari lembaga ini adalah “gerakan” atau “tindakan” bahwa semua orang, siapapun itu, bisa menjadi guru dengan berbagai bentuknya, serta berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Back To Top