Hantavirus: Virus Lama yang Muncul Kembali

Belum usai wabah akibat Coronavirus (penyebab COVID-19) yang diketahui berasal dari kota Wuhan, China, tahun 2020 ini dunia kembali digemparkan oleh munculnya Hantavirus. Dilansir dari media Global Times News, seorang pria dari Provinsi Yunnan, China dilaporkan meninggal di bus dalam perjalanan pulang ke Provinsi Shandong pada Senin (20/3/2020). Hasil uji klinis menyatakan bahwa pria tersebut positif terinfeksi Hantavirus. Hal ini berdampak pada penumpang lain yang juga berada di dalam bus yang sama sehingga sebanyak 32 orang harus melakukan uji klinis serupa.

Lantas muncul kekhawatiran, akankah virus tersebut dapat menyebabkan pandemi seperti Coronavirus? Untuk itu, kita perlu mengenal terlebih dahulu apa itu Hantavirus.

Hantavirus merupakan virus dengan RNA untai tunggal dan sensenegative. Virus ini berasal dari famili Bunyaviridae yang berbentuk bulat (spherical) dengan diameter 80–20 nm dan panjang mencapai 170 nm. Struktur Hantavirus memiliki selubung yang tidak tahan terhadap pelarut lemak seperti detergen, pelarut organik, dan hipoklorit. Virus ini juga dapat diinaktivasi dengan pemanasan sinar UV.

Morfologi Hantavirus. Sumber gambar: Muranyi dkk. (2005).

Perlu diketahui bahwa Hantavirus merupakan salah satu agen zoonosis yang sering ditemukan pada hewan pengerat (rodensia). Keberadaan virus ini sebenarnya bukanlah hal baru. Para ilmuwan bahkan telah melakukan penelitian dan menemukan Hantavirus  pada beberapa jenis rodensia di Indonesia seperti tikus coklat (Rattus novergicus), tikus polinesia (Rattus exulans), tikus rumah Asia (Rattus tanezumi), tikus putih (Mus musculus), dan celurut rumah (Suncus murinus).

Rattus novergicus. Sumber gambar: animaldiversity.org.
Suncus murinus. Sumber gambar: animaldiversity.org

Manusia dapat terinfeksi apabila terpapar oleh ekskreta (feses, urin, saliva) dan gigitan rodensia yang mengidap Hantavirus. Rodensia biasa ditemukan di sekitar pemukiman manusia, terutama di hutan dan persawahan. Oleh karenanya, golongan yang rentan tertular Hantavirus antara lain adalah pekerja di hutan yang tidak menggunakan sepatu maupun masker, orang yang tidur di rerumputan, orang yang tinggal di pemukiman yang rawan banjir, para pembajak sawah, serta para petani yang sehari-harinya bekerja di sawah tanpa menggunakan pelindung.

Terdapat dua tipe gejala yang muncul apabila manusia terinfeksi oleh virus ini, yaitu Haemorrhagic Fever and Renal Syndrome (HFRS) dan Haemorrhagic Pulmonary Syndrome (HPS). Gangguan kesehatan tersebut ditandai dengan gejala demam, kelelahan, nyeri otot, bintik perdarahan pada muka, sakit kepala, kemudian diikuti dengan hipotensi, oliguria (sedikit buang air kecil), dan diuretik (sering buang air kecil). Diagnosis HPS pada individu yang baru terinfeksi beberapa hari masih sulit untuk dilakukan. Hal ini dikarenakan gejala awal yang muncul seperti demam, nyeri otot, dan kelelahan sering kali dibingungkan dengan gejala influenza. Namun, tipe HPS ini justru seringkali berakibat fatal dan memiliki angka kematian yang mencapai 38%.

Deteksi Hantavirus dapat dilakukan dengan uji darah menggunakan metode Enzymed-Linked Immunosorbent Assay (ELISA), Immunofluoresence Assay (IFA), dan Polymerase Chain Reaction (PCR). Penularan virus ini dapat dicegah apabila kita senantiasa menjaga kebersihan dan selalu menggunakan alat pelindung diri saat beraktivitas pada lingkungan yang berpotensi menjadi sarang rodensia. Di samping itu, dengan merebaknya wabah virus yang terjadi akhir-akhir ini, harus menjadikan kita menjadi pribadi yang selalu waspada dan senantiasa menjaga kesehatan karena suatu penyakit dapat terjadi kapanpun, di manapun, dari apapun. Salam sehat!

Bahan bacaan:

Penulis:
Syaiful Rizal, peneliti di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), alumnus Universitas Airlangga.
Kontak: drh.syaifulrizal(at)gmail.com

Gerakan 1000guru adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang bersifat nonprofit, nonpartisan, independen, dan terbuka. Semangat dari lembaga ini adalah “gerakan” atau “tindakan” bahwa semua orang, siapapun itu, bisa menjadi guru dengan berbagai bentuknya, serta berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Back To Top