Ayo Mulai Mengenali Gaya Belajar

Pendidikan merupakan sebuah sistem yang diharapkan mampu membawa Indonesia ke arah yang lebih maju. Perbaikan demi perbaikan telah ditempuh pemerintah Indonesia demi tercapainya amanat Undang-Undang Dasar 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Beberapa pelatihan pun dilakukan kepada para pendidik secara maraton yang diselenggarakan pemerintah, baik terprogram maupun insidental. Pelatihan tersebut masih memerlukan beberapa perbaikan karena hanya terfokus untuk memperkenalkan kurikulum baru dan cara mengoperasikannya, baik dalam bentuk administrasi guru maupun pengkondisian kelas.

Hal ini sangat disayangkan, tujuan besar dalam dunia pendidikan yaitu reformasi pendidikan yang berupa pendidikan karakter bangsa masih sangat sulit diimplementasikan oleh banyak tenaga pendidik. Masalah yang paling mendasar bagi para pendidik adalah ketidakmampuan tenaga pendidikan untuk mengenali gaya belajar anak yang dominan. Hal ini diperparah dengan sikap “taklid” (fanatik buta) terhadap pengalaman dan acuhnya terhadap pengetahuan baru yang hadir di dunia pendidikan.

Secara umum manusia dianugerahi tuhan dengan beberapa jenis kecerdasan dan beberapa jenis gaya belajar, namun hanya satu gaya belajar yang dominan. Mengenali gaya belajar dominan peserta didik menjadi sangat penting bagi pendidik. Hal ini dapat membantu peserta didik menentukan model belajar, pendekatan belajar dan manajemen kelas yang sangat berpengaruh pada hasil belajarnya. Beberapa metode dan model pembelajaran harusnya mempertimbangkan gaya belajar dominan pada anak. Pendidik yang mengenali sejak dini gaya belajar peserta didik, terhindar dari kesalahpahaman dari perilaku yang muncul pada mereka. Pendidik juga dapat memberikan rekomendasi pendampingan belajar pada setiap orang tua di rumah.

Beberapa ahli bersepakat bahwa gaya belajar merupakan kombinasi dari cara seseorang menyerap dan kemudian mengelolah infromasi yang ia dapatkan. Adapun tiga jenis gaya belajar menurut para ahli yaitu auditori, visual, dan kinestetik. Gaya belajar auditori lebih mudah mengingat kembali informasi yang ia dapatkan melalui suara. Kita sering melihat anak yang membaca dengan suara lirih, senang bercerita tentang sesuatu yang ia suka atau mengubah informasi yang dia dapatkan menjadi irama-irama lagu. Hal demikian merupakan sedikit ciri belajar auditori yang harus kita kenal pada anak. Gaya belajar yang kedua adalah visual. Orang yang memiliki gaya belajar visual lebih tertarik pada gambar, teliti, detail, berbicara dengan cepat dan tidak mudah terganggu pada suara bising yang mucul di sekitarnya. Peserta didik yang memiliki gaya belajar tesebut sangat mudah pecah konsentrasinya saat tertarik pada sesuatu yang menarik di sekitarnya. Gaya belajar yang terakhir adalah gaya belajar kinestetik yang lebih cenderung tidak dapat duduk diam dalam waktu lama, saat menyerap informasi ia lebih sering menggerakan anggota tubuhnya, baik jari tangan maupun kakinya. Itulah beberapa gaya belajar yang perlu kita ketahui.

Tentu, kita sering kali melihat ciri-ciri gaya belajar, bahkan ada anak yang memiliki semua ciri gaya belajar yang telah disebutkan. Hal inilah yang membuat kita salah faham dan salah menggolongkan gaya belajar peserta didik. Jika diamati lebih dalam lagi pastilah kita menemukan gaya belajar yang lebih dominan dari yang lain. Artinya setiap orang berpeluang memiliki tiga gaya belajar tersebut, namun hanya ada satu yang paling dominan di antara ketiga gaya belajar tersebut.

Dengan berkembangnya teknologi, para pendidik tidak perlu repot untuk memberikan pertanyaan-pertanyaan yang menjurus untuk dapat mengenali gaya belajar. Sudah banyak aplikasi-aplikasi modern yang mempermudahnya. Namun yang menjadi permasalahannya adalah kesungguhan pendidik untuk mau menyelami dan memahami gaya belajar anak untuk dapat mementukan pendekatan yang tepat untuk menunjang manajemen kelas yang baik.

Penulis:

Sugeng Riyanto, Praktisi Pendidikan Lulusan UHAMKA, Anggota PURNA PSP3 Kemenpora RI.

Kontak: soegengriyantopunk(at)gmail(dot)com.

Back To Top