Tahun 1992, para astronom menemukan informasi bahwa terdapat populasi besar di “halaman belakang” planet Neptunus, sabuk Kuiper. Di wilayah tersebut tidak hanya Pluto yang bermukim (yang saat itu masih diklasifikasikan sebagai planet biasa), tetapi juga beberapa saudara sejenis Pluto yang diyakini merupakan peninggalan dari masa pembentukan sistem tata surya 4,6 triliun tahun yang lalu. Maka, sebuah misi ruang angkasa perlu dilakukan untuk meneliti lebih jauh seputar detail wilayah tersebut.
National Aeronautics and Space Administration (NASA) adalah lembaga pemerintah milik Amerika Serikat yang bertanggung jawab atas program luar angkasa AS dan penelitian umum luar angkasa jangka panjang. Salah satu misinya adalah mengunjungi planet Pluto dan wilayah di sekitarnya, yang diberi nama sebagai misi New Horizons.
Disebut sebagai misi New Horizons karena misi ini dijalankan dengan menggunakan wahana pesawat ruang angkasa tanpa awak bernama New Horizons. Misi ini berawal pada 19 Januari 2006 saat peluncuran New Horizons di Cape Canaveral, Florida. Penyokong dana untuk misi panjang ini adalah Yuri Milner, pemilik saham di Facebook, Twitter, Zynga, dan media lainnya. Ia menggelontorkan dana 100 juta dolar Amerika untuk misi New Horizons.
Pesawat New Horizons melaju dengan kecepatan sekitar 58.536 km/jam, yang merupakan rekor kecepatan tertinggi sebuah wahana yang diciptakan manusia yang pernah ada. New Horizons juga memiliki daya tahan yang tinggi, memiliki cadangan pengganti, dan dilengkapi dengan bahan bakar radio aktif.
Enam bulan setelah peluncuran, persatuan astronom internasional (IAU) menurunkan tingkat Pluto menjadi planet kerdil. Hal ini dilakukan setelah terkonfirmasi bahwa ada beberapa objek angkasa lainnya di sekitar Sabuk Kuiper yang berukuran seperti Pluto dengan massa yang lebih besar. Selain itu, Pluto tidak seperti planet lainnya karena tidak memiliki orbit yang dimiliki sendiri dan orbitnya bersinggungan dengan orbit Neptunus maupun benda-benda langit di area sabuk Kuiper.
Pada tanggal 12-18 April 2015, New Horizons berhasil mengambil beberapa gambar Pluto. Gabungan foto menunjukan sistem Pluto dengan satelitnya bernama Charon yang saling mengorbit satu sama lain dengan pusat gravitasi dari keduanya sebagai pusat orbit. Pada Pluto ditemukan area yang berbentuk hati yang dinamai sebagai daerah Tombaugh. Gambar ini diambil pada tanggal 12 Juli 2015.
Selanjutnya, pada tanggal 14 Juli 2015 tepatnya pukul 18.49 WIB, New Horizons berada pada titik terdekat dengan Pluto yaitu 12.500 km di atas permukaannya. Wahana seberat 470 kg tersebut berhasil mengumpulkan data-data sistem Pluto terbaik dalam sejarah. Dari data tersebut ternyata Pluto memiliki diameter yang lebih besar dari perkiraan sebelumnya yaitu 2.240 km dan kini ilmuwan yakin bahwa diameter Pluto 2.368 km. Hasil analisis awal ditemukan rangkaian pegunungan yang diduga berupa lapisan es yang berdiri di atas batuan es. Ketinggian gunung ini bisa mencapai 3.500 m.
Setelah berada pada titik terdekat dengan Pluto, pesawat New Horizons melanjutkan perjalanannya ke daerah sabuk Kuiper. Sekitar 16 bulan ke depan diperkirakan New Horizons akan mengirimkan semua data perlintasannya. Misi New Horizons diprediksi akan berakhir sekitar 2026 ketika suplai energi dari RTG plutoniumnya sudah habis. Namun, bisa saja New Horizons hidup lebih lama dari prediksi tersebut. Bahkan, jika New Horizons dapat menuju ruang antarbintang, kita akan mendapatkan data-data pada tahun 2038-2040.
Bahan bacaan:
- https://id.wikipedia.org/wiki/NASA
- http://www.nasa.gov/mission_pages/newhorizons/main/index.html
- http://sondang.co/tag/eksplorasi/
- http://www.plimbi.com/news/160358/kunjungan-nasa-ke-pluto
Penulis:
Putri Intan Rengganis, Mahasiswa Jurusan Ilmu Politik dan Pemerintahan UGM Yogyakarta.
Kontak: putriintanrengganis(at)gmail(dot)com. Twitter: @Pintanrengganis