Tahun ajaran baru biasanya jadi ajang untuk mewujudkan mimpi calon mahasiswa. Di Indonesia ada beberapa jalur untuk masuk ke perguruan tinggi negeri maupun swasta. Ada jalur seleksi melalui rapor atau undangan (PMDK, SNMPTN, SPAN PTKIN, dll), tes tulis yang diadakan bersama (SBMPTN, UMBPT, dll), dan tes tulis mandiri (UTUL UGM, UM UNDIP, SIMAK UI, dll).
Di saat-saat inilah siswa kelas XII menyiapkan dirinya agar dapat masuk ke universitas favoritnya. Persiapan biasanya dilakukan dengan belajar mandiri dengan lebih keras dan rajin, ditambah mengikuti bimbingan belajar. Di samping menyiapkan ujian UN, mereka meluangkan waktu untuk berlatih soal-soal SBMPTN. Bukan hanya belajar, biaya pun harus dipersiapkan dengan matang.
Situasi yang tertulis di atas menggambarkan bagaimana siswa amat ingin masuk universitas yang favorit atau terkenal. Tentu saja hal ini wajar, setiap siswa ingin belajar di tempat yang berkualitas. Sayangnya, ketika sudah masuk ke dunia kuliah apakah mahasiswa baru ini sebelumnya memikirkan apa sebenarnya tujuan dia berkuliah? Atau hanya mengikuti kebiasaan yang sudah ada? Setelah lulus SMA, SMK, MAN harus kuliah, “Karena orang-orang melakukan itu jadi saya pun melakukannya” Ikut-ikutan temankah? Disuruh orang tua? Biar keren? Atau benar-benar ingin mewujudkan mimpi?
Berdasarkan pengalaman penulis sebagai guru BK, kebanyakan dari siswa ingin masuk ke universitas A namun mereka bingung memilih program studi. Kebingungan ini bisa disebabkan kerena informasi yang minim, tidak tahu konsep dirinya, mengikuti teman, mempertahankan gengsi, berbeda kemauan dengan orang tua, atau bisa juga sudah tahu minat, bakat, dan passion-nya, tetapi masih belum spesifik. Kebingungan yang tidak ada jalan keluarnya atau dibiarkan saja oleh siswa kemungkinan ke depannya akan menyebabkan siswa tersebut mengalami salah jurusan.
Bagaimana agar tidak salah jurusan?
Lagi-lagi, sayangnya “salah jurusan” ini akan kamu sadari ketika kamu sudah menjalini perkuliahan. Lalu, bagaimana agar tidak salah jurusan? Harus diketahui tujuan dari mengenyam pendidikan itu sendiri. Menurut Mahmud Yunus dalam bukunya Tarbiyah wa Ta’lim, “Orang tua memasukkan anaknya ke lembaga pendidikan untuk meraih tiga hal, yakni rizki (uang), ilmu pengetahuan, dan akhlak”.
Sebagai contoh, mungkin pernah kita dengar orang tua yang berkomentar, “Sudah kamu milih jurusan A saja cepat cari kerjanya.” Tidak ada yang salah dengan alasan tersebut, kuliah pada akhirnya ingin bekerja mencari uang. Namun, apabila hanya berdasarkan alasan tersebut, bukankah dengan berbisnis dan berjualan pun kita bisa mendapatkan uang? Atau, ada pula komentar, “Kamu harus masuk jurusan B biar keren dan terlihat pintar. Orang yang masuk jurusan B ini pasti harus pintar-pintar.” Tidak salah juga dengan alasan ini karena ketika belajar pastilah untuk menjadi tahu dan pintar. Namun, apakah cukup alasan tersebut? Atau, ada pula alasan agar menjadi pribadi yang berakhlak. Dari berbagai alasan tersebut semuanya dapat kamu jadikan pijakan dalam menempuh pendidikan.
Setelah tahu tujuan dari menempuh pendidikan itu sendiri, yang harus dilakukan selanjutnya adalah:
- Mengetahui konsep diri. Yang harus kamu lakukan bukan hanya belajar keras, menyiapkan materi, lulus UN. Hal yang amat penting adalah mengetahui bagaimana konsep dirimu. Konsep diri adalah semua persepsi kita terhadap aspek diri kita yang meliputi aspek fisik, aspek sosial, dan aspek psikologis yang terbentuk karena pengalaman masa lalu kita dan interaksi kita dengan orang lain.
- Sadari minat dan bakatmu. Ketika kamu sudah tahu konsep dirimu seharusnya kamu pun menyadari minat serta bakatmu. Jika belum tahu, kamu dapat bertanya pada teman, guru, orang tua atau dirimu sendiri. Contoh pertanyaan untuk diri sendiri adalah tentang hal yang kamu sukai dan tidak sukai, hal yang membuat kamu bahagia, nilai tertinggi yang pernah kamu peroleh, dan keinginan yang harus diwujudkan.
- Carilah informasi tentang jurusan sebanyak-banyaknya, bukan universitas yang didahulukan namun apakah jurusan yang kamu mau ada di universitas tersebut. Hal ini sangat penting untuk menghindari salah masuk jurusan.
- Belajar, membaca buku, latihan soal-soal, memperhatikan keterangan dari guru. Ini hal yang sewajarnya dilakukan sebagai persiapan menghadapi ujian.
- Persiapan biaya. Sesuaikan kesiapan materi yang disediakan oleh orang tuamu atau kamu dapat mengikuti beasiswa seperti bidik misi, beastudi etos, atau beasiswa lainnya.
- Berdoalah kepada Tuhan, karena doa adalah harapan yang akan menjaga semangat dan keinginanmu untuk meraih cita-cita.
Tentu saja kamu dapat menambahkan tips dan trik yang kamu miliki untuk mewujudkan mimpimu. Kuliah mungkin salah satu cara agar terwujudnya mimpi tersebut. Ketika kamu dapati pertanyaan KULIAH? Kamu dapat menjawabnya dengan penuh tanggung jawab, bukan hanya sebagai kebanggaan diri. Dan ingatlah, kuliah itu mempunyai arti “pelajaran yang diberikan” atau “ceramah”. Lebih sering diartikan juga proses belajar. Jadi, kamu kuliah bukan hanya untuk kebebasan dan bermain, namun yang utama adalah belajar.
Bahan bacaan:
- Alfan, Rabbani. 2014. Waspada Jacket Syindrom, PT Gramedia: Jakarta.
- Mahmud Yunus, at-Tarbiyah wa at-Ta’lim, Ponorogo: Darussalam PP. Wali Songo.
- http://azharmind.blogspot.com/2012/01/konsep-diri-self-concept-teknik.html
- https://id.wikipedia.org/wiki/Kuliah
Penulis:
Pepi Nuroniah, Guru Bimbingan dan Konseling MAN 2 Serang, Banten.
Kontak: pepinuroniah(at)gmail(dot)com.