Hai sobat 1000 guru, sebelum kalian baca artikel kali ini, ada baiknya coba baca sekali lagi artikel rubrik kesehatan majalah 1000 guru pada edisi Januari 2014. Kenapa? Karena artikel tersebut sangat berkaitan erat dengan apa yang akan kita bahas sekarang, yang bahkan bisa disebut sekuelnya.
Apakah teman-teman sudah selesai membaca artikel tersebut? Kalau sudah, yuk sekarang kita lanjut mengulik rubrik biologi edisi kali ini mengenai probiotik. Pernahkah teman-teman mendengar istilah probiotik?
Mungkin sudah banyak yang tidak asing lagi dengan istilah probiotik. Di Indonesia, probiotik hadir dalam bentuk suplemen, minuman, dan makanan. Namun, tidak semua orang mengetahui apa sebenarnya probiotik itu dan manfaat apa sajakah yang bisa diperoleh dari probiotik.
Probiotik berasal dari bahasa Yunani, yaitu pro bios yang berarti untuk hidup. Probiotik merupakan organisme mikroskopik hidup atau mikroorganisme yang dapat memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh berdasarkan dari hasil riset ilmiah. Kebanyakan probiotik adalah bakteri, tetapi dapat pula berupa organisme lain seperti ragi.
Probiotik berperan sebagai bakteri “baik” di dalam tubuh, terutama di usus. Bakteri baik ini merupakan bagian dari triliunan mikroorganisme yang mendiami tubuh kita yang disebut sebagai mikrobiota. Beberapa organisme mikrobiota dapat menyebabkan penyakit. Akan tetapi, mikrobiota lainnya dibutuhkan untuk kesehatan dan pencernaan, yaitu probiotik.
Bakteri probiotik yang paling umum berasal dari 2 jenis, Lactobacillus dan Bifidobacterium, meskipun selain itu terdapat banyak jenis bakteri lainnya yang juga tergolong sebagai probiotik. Setiap jenis bakteri merupakan spesies yang berbeda dan setiap spesies memiliki galur yang berbeda. Hal ini penting untuk diketahui karena berbeda galur berarti memberikan manfaat yang berbeda pula pada tubuh.
Sebagai contoh, Lactobacillus casei Shirota bermanfaat untuk meningkatkan sistem imun dan membantu pergerakan makanan melewati usus, berbeda dengan Lactobacillus bulgaricus yang dapat meringankan gejala intoleransi laktosa, yaitu kondisi seseorang yang tidak dapat mencerna dengan baik laktosa yang terkandung dalam susu. Dapat dikatakan bahwa tidak semua probiotik sama dan tidak semua memiliki mekanisme kerja yang sama.
Selama ini probiotik dikenal memiliki manfaat yang baik bagi pencernaan manusia. Probiotik bekerja melalui beberapa mekanisme yang saling terkait pada level molekuler dalam meningkatkan kesehatan. Probiotik mengatasi organisme yang memiliki potensi berbahaya di dalam usus, mengurangi resiko infeksi maupun penyakit yang dimediasi oleh toksin.
Probiotik meregulasi respon imun dengan meningkatkan reaksi melawan infeksi berbahaya dan menekan inflamasi yang muncul secara berlebih. Probiotik juga bekerja melalui mekanisme peningkatan fungsi mukosa usus, yaitu sebagai penghalang masuknya organisme dan bahan kimia berbahaya.
Selain itu, ada beberapa manfaat probiotik bagi tubuh di luar sistem pencernaan yang tak banyak diketahui, seperti menurunkan berat badan, untuk kesehatan mulut, dan menurunkan tekanan darah.
Menurunkan berat badan
Studi menunjukkan bahwa flora usus pada individu yang mengalami obesitas berbeda dengan orang yang kurus. Perbedaan tersebut mungkin dapat disebabkan oleh konsumsi tinggi lemak dan rendah serat sehingga mengakibatkan peningkatan bakteri tertentu dibanding dengan bakteri lainnya. Studi yang dilakukan oleh Profesor Tremblay dan tim risetnya dalam British Journal of Nutrition 2013 menguji apakah pengonsumsian probiotik dapat mengembalikan keseimbangan mikrobiota di dalam usus melalui peningkatan bakteri baik.
Penelitian Tremblay dilakukan pada subjek uji wanita dan pria yang kelebihan berat badan dan dibagi menjadi 2 grup, yaitu grup yang memperoleh perlakuan dengan 2 pil probiotik dari famili Lactobacillus rhamnosus per hari dan grup yang memperoleh perlakuan dengan plasebo. Seluruh subjek uji selama 12 minggu pertama menjalani penurunan berat badan kemudian diikuti dengan 12 minggu kedua, yakni program menjaga berat badan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan berat badan sebanyak 4,4 kg setelah 12 minggu pertama pada subjek uji wanita yang memperoleh probiotik, sedangkan penurunan pada subjek yang memperoleh plasebo sebanyak 2,6 kg. Setelah 12 minggu kedua, berat badan subjek uji wanita yang memperoleh plasebo tetap stabil sedangkan yang memperoleh probiotik tetap turun hingga total 5,2 kg per individu.
Dapat dikatakan penggunaan probiotik menurunkan berat badan sebanyak 2 kali lipat. Menurut Profesor Tremblay, probiotik dapat menyebabkan terjadinya perubahan permeabilitas dinding usus dengan menjaga agar molekul proinflamasi tertentu tidak masuk ke peredaran darah sehingga mencegah reaksi yang dapat menyebabkan intoleransi glukosa, obesitas, dan diabetes melitus tipe 2. Sementara itu, tidak terjadi penurunan berat badan pada subjek uji pria baik yang memperoleh probiotik maupun plasebo. Hal tersebut mungkin disebabkan oleh faktor dosis atau waktu studi yang terlalu singkat.
Kesehatan mulut
Selain di dalam usus besar, mikroflora juga ada di dalam mulut. Kini sudah mulai ada pelega tenggorokan dan permen karet yang mengandung probiotik yang dapat menyehatkan organ mulut, seperti mengurangi penyakit periodontal, infeksi tenggorokan, dan nafas tak sedap.
Beberapa studi menunjukkan bukti bahwa galur tertentu dapat memberikan manfaat, namun produk yang dipasarkan tersebut mungkin tidak mengandung galur dan formulasi yang sama seperti yang diuji dalam penelitian. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk melihat apakah strain yang bermanfaat tersebut dapat diaplikasikan ke dalam sebuah produk sehingga juga dapat menjadi inovasi baru dalam sebuah produk kesehatan mulut.
Menurunkan tekanan darah
Sebanyak 9 studi pada 543 subjek dewasa dengan tekanan darah normal dan tinggi dilakukan untuk melihat pengaruh penurunan tekanan darah akibat penggunaan probiotik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa :
- Penggunaan probiotik menurunkan tekanan darah sistolik sebesar 3,56 mmHg dan tekanan darah diastolik sebesar 2,38 mmHg.
- Efek positif dari probiotik pada tekanan darah diastolik lebih baik pada subjek dengan tekanan sama dengan atau di atas dari 130/85.
- Penggunaan probiotik < 8 minggu tidak berpengaruh pada penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik.
- Konsumsi probiotik sebanyak 109 – 1012 CFU (Colony-forming Unit = Satuan Jumlah Bakteri) kemungkinan dapat menyebabkan penurunan tekanan darah.
- Probiotik dengan beberapa bakteri menyebabkan penurunan tekanan darah yang lebih baik dibanding dengan probiotik dengan bakteri tunggal.
Peneliti pada studi tersebut, Jing Sun, percaya bahwa probiotik dapat membantu menurunkan tekanan darah dengan memberikan efek positif lain bagi tubuh seperti penurunan kolesterol total dan LDL, penurunan glukosa darah dan resistensi insulin, serta membantu regulasi sistem hormon yang mengatur tekanan darah dan keseimbangan cairan. Studi yang dilakukan dapat dikatakan masih tergolong kecil sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut agar penggunaan probiotik sebagai penurun tekanan darah dapat menjadi rekomendasi pilihan terapi di kemudian hari.
Begitu banyak manfaat dari probiotik, bukan? Dapat disimpulkan bahwa dari hasil beberapa penelitian di dunia, dengan dosis dan aturan yang tepat, mengonsumsi probiotik telah terbukti secara ilmiah memberikan manfaat baik bagi tubuh. Namun, meski sudah banyak penelitian mengenai probiotik, tentunya para peneliti di dunia saat ini masih terus mengembangkan studi mereka untuk mencari tahu lebih luas manfaat dan efek probiotik. Hal ini juga bisa jadi kesempatan bagi teman-teman yang bercita-cita ingin menjadi peneliti lho. J
Nah, mulai sekarang, teman-teman bisa informasikan ke keluarga dan orang terdekat mengenai manfaat baik probiotik yang unik pada tubuh kita.
Bahan bacaan:
- American Heart Association. “Eating probiotics regularly may improve your blood pressure.” ScienceDaily. ScienceDaily, 21 July 2014: http://sciencedaily.com/releases/2014/07/140721181941.htm
- Université Laval. “Certain probiotics could help women lose weight, study finds.” ScienceDaily. ScienceDaily, 28 January 2014: http://sciencedaily.com/releases/2014/01/140128103537.htm
- http://www.berkeleywellness.com/supplements/other-supplements/article/probiotics-pros-and-cons
- http://www.gastro.org/patient-center/diet-medications/probiotics
Penulis:
Zakia Sufiatinur, Apoteker, alumnus Jurusan Farmasi UGM.
Kontak: zakiasufiatinur(at)yahoo(dot)com.