Kota dan Hubungan Timbal Baliknya terhadap Manusia

Kota dapat diartikan sebagai daerah di mana terdapat banyak fasilitas pendukung dan memiliki nilai strategis yang berpenduduk cukup rapat. Dalam pengertian yang lebih umum, kota adalah tempat yang memiliki prasarana seperti bangunan-bangunan besar, perkantoran, jalan yang lebar, pasar yang luas, beserta pertokoan, jaringan kawat listrik, hingga jaringan pipa air minum..

Kota sudah berkembang pada 4000 tahun sebelum masehi di Afrika dan Asia Barat Daya, yaitu Mesir, Irak, Mesopotamia, dan Pakistan. Permulaan dari revolusi perkotaan terjadi di kawasan pertanian yang mempunyai irigasi alam, yaitu lembah sungai Nil, di wilayah delta Teluk Persia, dan di dataran sungai Indus. Di wilayah-wilayah tersebut yang penduduknya melakukan pertanian padi-padian (gandum), karena banjir yang terjadi dan karena perkembangan penggunaan bajak, produksi bahan pangan meningkat dengan cepat.

Pada awal berdirinya suatu kota kita dapat melihat bahwa kota berkembang melalui kegiatan penduduknya yang bercorak pertanian, namun kemudian mengalami pergeseran pola hidup dan juga teknologi yang dimiliki. Masyarakat kota selanjutnya tidak lagi menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian sehingga beberapa paker mengemukakan bahwa kota adalah suatu pemukiman yang bengunannya rapat dan penduduknya tidak bernafkah dari  sector pertanian.

Kota sebagai tempat tinggal dapat berkembang menjadi pemukiman yang tidak teratur apabila tidak diiringi dengan konsep tata guna lahan yang sesuai. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan kota yang sesuai dengan kondisi fisiografis, sosial, politik, ekonomi, kultur, dan teknologi yang dimiliki. Sebagai perwujudan beberapa sektor kegiatan manusia, kota membawa dampak yang  besar bagi perkembangan suatu wilayah. Kota memberikan banyak kemudahan dan juga tantangan bagi penduduknya.

Kota dapat berperan menjadi pusat pertumbuhan apabila kota tersebut mempunyai inti kota dan kawasan penunjang dengan jumlah penduduk dan struktur sosial ekonomi yang berarti. Secara garis besar, inti kota adalah kawasan yang memusat dalam suatu kota dengan struktur masyarakat bukan pertanian. Keberadaan mereka yang beragam ini membentuk tata ekonomi kota unik sehingga mendorong pergerakan barang dan jasa antarlokalitas.

Contoh pusat pertumbuhan yang inti kotanya tumbuh menjadi sangat besar adalah metropolitan Jakarta. Walau pemekaran Jakarta tidak dimungkinkan, inti kota Jakarta sangat besar dan beragam telah menyerap kawasan sekitar membentuk inti kota baru (Jabotabek) dan menjadi kekuatan pasar raksasa integral. Secara administratif (dalam konteks sistem dan inti kota), daerah Bogor, Tangerang, dan Bekasi dapat dipisahkan dari Jakarta, namun momentum Jakarta menuju struktur megapolitan tidak lagi dapat dibendung.

Sebaliknya, beberapa ibukota provinsi, seperti Medan, Palembang, Bandung, Semarang, Surabaya dan Makassar pernah berhasil membangun inti kota menjadi besar. Dengan diberlakukannya otonomi daerah, kemampuan membangun perekonomian daerah dapat terganggu akibat terhambatnya pemekaran inti kota. Dulu, kota-kota besar ini dapat dengan mudah memekarkan inti kota mereka, hanya melalui keputusan pemerintahan provinsi. Sekarang, pemekaran kota terhambat akibat egosentrisme pemerintahan daerah tingkat II yang dapat menolak menyerahkan wilayahnya ke pemerintahan kota.

Bila dibandingkan dengan beberapa negara tetangga, seperti Malaysia. Filipina dan Thailand yang mengandalkan satu kota dominan, yaitu ibukota negara, Indonesia sebenarnya jauh lebih baik keadaannya karena mempunyai enam kota besar lainnya di samping Jakarta. Belum lagi kota-kota sekunder lainnya yang menyebar ke hampir seluruh sudut negeri. Walau negara tetangga hanya mempunyai satu kota dominan, pemerintah daerah di negara-negara tersebut mau memanfaatkan pusaran ekonomi Kuala Lumpur, Manila, dan Bangkok untuk kepentingan pembangunan daerah.

Perwujudan unsur fisiografis yang menyertai keberadaan kota

Secara nyata keberadaan kota tidak terlepas dari kondisi fisik lingkungan yang ada. Kenampakan-kenampakan yang dapat dijumpai di kota umumnya merupakan gambaran secara fisiografis. Kondisi topografi sedikit banyak akan mempengaruhi perkembangan kota. Bentuk morfologi kawasan tercermin pada pola tata ruang, bentuk arsitektur bangunan, serta elemen-elemen fisik kota lainnya pada keseluruhan konteks perkembangan kota.

Morfologi kota merupakan kesatuan organik elemen-elemen pembentuk kota yang di dalamnya mencakup aspek detail (bangunan, sistem sirkulasi, open space, dan prasarana kota), aspek tata bentuk kota/ “townscape” (terutama pola tata ruang, komposisi lingkungan terbangun terhadap pola bentuk disekitar kawasan studi), dan aspek peraturan (totalitas rencana dan rancangan kota yang memperlihatkan dinamika kawasan kota). Melalui studi morfologi sebenarnya dapat ditelusuri proses perkembangan kota dan segala aspek yang melatarbelakanginya. Dengan demikian dapat dikaji kegagalan dan keberhasilan penanganan fenomena perkembangan kota di masa lalu yang dapat menjadi pelajaran/acuan bagi pengendalian perkembangan pada pembangunan kota di masa mendatang.

Contoh pola ruang kota.
Contoh pola ruang kota.

Unsur ekonomi yang menyertai

Sistem ekonomi adalah sistem aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Kata “ekonomi” sendiri berasal dari kata Yunani  oikos yang berarti “keluarga, rumah tangga” dan nomos atau “peraturan, aturan, hukum,” dan secara garis besar diartikan sebagai “aturan rumah tangga” atau “manajemen rumah tangga”. Kegiatan-kegiatan perkotaan didominasi oleh sektor-sektor formal yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Alokasi ruang untuk sektor-sektor informal termasuk PKL dan pedagang lainnya adalah ruang marjinal. Sektor informal terpinggirkan dalam rencana tata ruang kota yang tidak didasari pemahaman informalitas perkotaan.

1. Pasar dan kegiatan industri

Di dalam sebuah kota akan banyak dijumpai banyak fasilitas yang mendukung bagi kegiatan perekonomian penduduknya. Pasar sebagai tempat bertemunya penjual dengan pembeli adalah gambaran yang dapat kita ambil sebagai contoh unsur kegiatan ekonomi pada daerah kota. Bahkan dalam perkembangan yang lebih lanjut pasar dapat dibedakan menjadi pasar tradisional dan pasar modern. Contoh pasar tradisional mungkin terlalu banyak kita akan menemuinya di setiap kota. Sementara itu, contoh pasar modern seperti mal dan supermarket mungkin hanya dapat dijumpai di kota yang perkembangannya cukup maju.

Dalam buku Pengantar Geografi Kota karya Bintarto, disebutkan bahwa pasar merupakan ciri fisis sebuah kota. Pada waktu dulu pasar merupakan daerah yang terbuka, di mana para petani dan para pengrajin membawa barang-barangnya dan melaksanakan perdagangan secara barter atau tukar barang dengan barang. Seiring kemajuan di bidang transportasi dan digunakannya sistem uang, sistem barter ini berubah menjadi sistem jual beli. Selanjutnya akibat pengaruh bidang industri, pasar tidak lagi menjadi daerah terbuka, melainkan gedung-gedung dan pusat pertokoan. Dengan semakin bertambahnya penduduk, kota menjadi pusat-pusat perdagangan.

Pusat perbelanjaan modern yang banyak dijumpai di kota besar.
Pusat perbelanjaan modern yang banyak dijumpai di kota besar.

Sementara itu, keberadaan pasar tradisional semakin keras berjuang untuk bertahan di tengah himpitan pusat perbelanjaan modern yang semakin menggejala di kota ini. Tak pernah terpikirkan untuk meningkatkan kualitas pasar tradisional agar para konsumen tak lagi bermandikan lumpur saat bertransaksi. Selalu diabaikan nilai-nilai keindahan dipasar tradisional, dengan dalih tak ada lagi dana yang tersedia untuk membangun keindahannya beserta nilai-nilai yang ada di dalamnya.

Hingga hari ini, di sebuah pasar tradisional selalu terjadi sebuah hubungan antarmasyarakat yang lebih baik, dikarenakan komunikasi yang lebih intensif dibandingkan dengan pusat perbelanjaan lainnya. Seni bertransaksi pun hanya akan ditemukan di lingkungan pasar tradisional, yang sangat jarang ditemukan di pusat perbelanjaan moden. Demikian pula dengan pengetahuan ekonomi praktis yang dimiliki penikmat pasar tradisional, telah pula meruntuhkan berbagai teori ekonomi yang ada di menara gading akademis. Budaya, hubungan sosial, pengetahuan, hanya tersedia di pasar tradisional, sulit ditemukan di pusat perbelanjaan.

2. Perbankan dan perdagangan lintas batas

Untuk mengatasi cara pembayaran yang lebih aman, cepat, dan fleksibel, maka manusia pengenal bank. Setiap bank mengeluarkan produk perbankan yang dibutuhkan oleh nasabah, seperti misalnya deposito, tabungan haji, hingga sms banking. Hubungan dagang yang telah terjalin dengan luar daerah dapat dilakukan melaui transportasi darat, laut maupun udara. Salah satu fenomena yang sering kita jumpai pada kota-kota perdagangan, yaitu keberadaan hubungan dagang tersebut terjalin berkat adanya pelabuhan laut. Di Indonesia, umumnya kota yang saat ini berkembang pesat ialah kota yang dari zaman dahulu telah menjadi kota perdagangan dan disinggahi kapal laut dari daerah lain.

Unsur sosial

Pada masyarakat kota yang majemuk, tingkat kemampuan berinteraksi antarsesama cukup sulit dilakukan. Penghuni kota yang umumnya tidak bermata pencaharian sebagai petani banyak menggantungkan hidupnya pada sektor perdagangan dan jasa. Intensitas yang cukup tinggi untuk mengurusi urusan bisnisnya itu membuat mereka cenderung individualis dan acuh tak acuh antarwarga. Berbeda dengan di desa, rasa kekeluargaan antarwarga desa masih cukup tinggi. Untuk mengatasi hal ini agar tidak berlanjut, di kota banyak dibentuk organisasi sosial kemasyarakatan yang mengurusi hal-hal kemasyarakatan serta berupaya menciptakan masyarakat yang saling peduli sesama.  Selain itu, di kota juga muncul penilaian-penilaian sosial seperti perbedaan status dan  perbedaan kepentingan.

Ketersediaan lapangan pekerjaan sektor formal bukanlah satu-satunya indikator ketersediaan lapangan kerja. Keberadaan sektor informal pun adalah wujud tersedianya lapangan kerja. Cukup banyak studi di negara-negara Dunia Ketiga yang menunjukkan bahwa tidak semua pelaku sektor informal berminat pindah ke sektor formal. Bagi mereka, mengembangkan kewirausahaannya adalah lebih menarik ketimbang menjadi pekerja di sektor formal.

Unsur politik

Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik. Sebuah kota akan menjadi tempat yang representatif bagi kegiatan kegiatan politik. Kekuasaan-kekuasaan politik menyertai beberapa kebijakan yang ada di daerah sekelilingya. Hal ini tergambar dengan adanya pusat pemerintahan yang ditempatkan di kota. Mengutip teori Plato tentang “Trias Politica”, ada tiga elemen yang berlaku sebagai regulator kegiatan politik, yaitu kaum eksekutif, kaum legislatif, dan yang terakhir adalah kaum yudikatif.

Kaum eksekutif diartikan sebagai pemerintah, tugasnya adalah menyelenggarakan pemerintahan sesuai dengan undang undang yang telah dibuat. Di ibukota kabupaten kita mengenal jabatan bupati dan di kota kecamatan terdapat camat selaku pemegang pemerintahan setempat. Kaum legislatif sebagai anggota dewan, tugasnya adalah membuat undang-undang ataupun peraturan. Sedangkan kaum yudikatif adalah lembaga peradilan yang tugasnya mengawasi jalannya roda pemerintahan.

Perubahan politik dan sosial di negara kita telah berdampak terhadap proses dan arah dari perkembangan perkotaan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Selain itu, krisis yang hingga kini belum teratasi oleh pemerintah telah berdampak pada penurunan kualitas pelayanan dan kehidupan perkotaan. Permasalahan internal yang terJadi di perkotaan kita semakin sulit untuk diatasi dalam waktu yang cepat, apalagi dengan hadirnya tantangan globalisasi yang terus berlangsung dan frekuensinya semakin meningkat. Kondisi demikian itulah yang menciptakan ketertinggalan yang cukup besar bagi perkotaan di Indonesia.

Unsur budaya

Menurut Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Sementara itu, menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Di dalam kota itu sendiri terdapat berbagai macam kultur atau budaya yang berkembang. Masyarakat kota adalah masyarakat yang datang dari berbagai daerah untuk hidup berbaur satu dengan yang lainnya. Dari tempat asal masing-masing, mereka secara langsung maupun tidak langsung membawa dan menyebarkan budaya yang mereka miliki kepada lingkungannya sekarang. Di kota itu sendiri, budaya yang datang akan bercampur-baur dan terkadang terjadi akulturasi budaya membentuk budaya baru. Juga tidak dapat dipungkiri bahwa budaya asing dapat leluasa masuk dalam tatanan kehidupan di perkotaaan. Contohnya, sifat individualis, gengsi maupun konsumerisme ala barat yang biasanya menerpa kalangan ibu-ibu di perkotaan. Ini menyababkan pola hidup manjadi berubah. Selain itu, gaya pergaulan bebas juga menjadi marak di kalangan remaja perkotaan.

Unsur teknologi

Arus globalisasi yang membawa dampak luar biasa bagi perkembangan bidang teknologi menghadirkan berbagai inovasi terbaru di bidang ini. Teknologi atau pertukangan memiliki lebih dari satu definisi. Salah satunya adalah pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material dan proses yang menolong manusia menyelesaikan masalahnya.

Kata teknologi sering menggambarkan penemuan dan alat yang menggunakan prinsip dan proses penemuan saintifik yang baru ditemukan. Akan tetapi, penemuan yang sangat lama seperti roda pun dapat disebut teknologi. Definisi lainnya (digunakan dalam ekonomi) adalah teknologi dilihat dari status pengetahuan kita yang sekarang dalam bagaimana menggabungkan sumber daya untuk memproduksi produk yang diinginkan (dan pengetahuan kita tentang apa yang bisa diproduksi). Oleh karena itu, kita dapat melihat perubahan teknologi pada saat pengetahuan teknik kita meningkat.

Industri maju tidak lepas dari perkembangan teknologi.
Industri maju tidak lepas dari perkembangan teknologi.

Representasi kehadiran teknologi terbaru biasanya berlangsung di kota. Ini disebabkan sumber daya yang sanggup menghadirkan teknologi baru pada umumnya tinggal di kota. Hal ini juga dapat ditunjang oleh adanya lembaga pendidikan yang berkembang secara pesat di kota. Tenaga-tenaga ahli yang ada di kota dapat berinovasi menciptakan teknologi baru bagi pembangunan di masa mendatang.

Penutup

Disadari ataupun tidak, wilayah perkotaan menyimpan berbagai masalah lingkungan yang cukup serius, seperti terjadinya banjir dan tingkat polusi yang semakin tinggi (baik udara, air maupun darat) oleh limbah industri, limbah rumah tangga, ataupun polusi oleh kendaraan bermotor. Hal ini apabila dibiarkan akan semakin parah tingkat kerusakannya dan akan menimbulkan dampak atau bencana yang lebih luas dan kompleks sifatnya. Salah satu kebijakan untuk mengatasi hal tersebut adalah penataan ruang terbuka hijau di perkotaan, yang dimaksudkan untuk penyediaan luasan terbuka hijau yang memadai sehingga meningkatkan kualitas lingkungan hidup, serta perlindungan bagi keberlanjutan fungsi ekosistem dan ekologis agar dapat mempertahankan daya dukung lahan dalam menopang kehidupan masyarakat di perkotaan.

Bahan bacaan:

Penulis:
Rudiono, staf Pengajar di Prodi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Pontianak.
Kontak: onorudyasv(at)yahoo.co.id

Gerakan 1000guru adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang bersifat nonprofit, nonpartisan, independen, dan terbuka. Semangat dari lembaga ini adalah “gerakan” atau “tindakan” bahwa semua orang, siapapun itu, bisa menjadi guru dengan berbagai bentuknya, serta berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Back To Top