Otot Jeletot

Otot jeletoot! Sensasi rasa pedas muncul saat kamu memakan cabai. Huu haah huu haaah! Begitulah rasanya tak terlukiskan. Itu tandanya lidahmu bereaksi terhadap rangsang pedas dari cabai. Kenapa begitu ya? Ternyata itu karena ada papilla puting pengecap yang ada di lidahmu. Tapi, tahukah kamu? Di bagian bawah puting pengecap ini terdapat otot lidah yang menempel pada lantai rongga mulut. Salah satu sifat otot adalah tanggap terhadap rangsang dari luar. Apalagi sifat dan kegunaan otot? Ada berapa macam jenis otot? Bagaimana otot bekerja? Cekidot, ya.

Selain peka terhadap rangsang, apakah kegunaan senjatanya Pak De Gatotkaca ini? Cekidot, deh. Apa hal yang kamu sering lakukan setiap harinya. Apakah berlari, melompat, menekan layar sentuh handphone, atau mengetik tombol keyboard komputer? Semua gerakan itu terjadi karena kontraksi otot loh. Ototlah yang menggerakkan tulang sehingga tubuh kita pun bergerak. Bak pasangan suami istri yang saling membutuhkan, gerakan otot pada manusia terjadi karena kerjasama antara ”Tuan Otot” dan ”Nyonya Tulang”. Karena tidak dapat bergerak sendiri, tulang disebut juga sebagai alat gerak pasif. Sebaliknya, karena mampu menggerakkan tulang, otot disebut alat gerak aktif.

Anak-anak ini sedang melatih kekuatan dan kelenturan otot lengannya, lho! Seru kan? Sumber: dokumen pribadi
Anak-anak ini sedang melatih kekuatan dan kelenturan otot lengannya, lho! Seru kan? Sumber: Dokumen pribadi.

Tahukah Kamu?

Jika dilatih secara teratur, otot lengan kita bahkan dapat mengangkat beban hingga 500 kg. Hebat, bukan? Tulangmu tidak dapat bergerak sendiri. Ia dibungkus oleh otot sehingga tubuhmu dapat bergerak. Tahukah kamu? Ada lebih dari 650 otot rangka di tubuh kita atau sebanding dengan 30% beban tubuhmu. Pada bagian ujung otot rangka terdapat jaringan yang menghubungkannya dengan tulang atau otot lainnya. Kita sering menyebutnya urat. Padahal istilahnya berbeda, lho! Jaringan pengikat otot dengan tulang disebut ligamen, sedangkan jaringan pengikat otot dengan otot disebut tendon.

Jumlah seluruh otot di wajahmu ada 80 buah. Saat tersenyum, kamu menggerakkan 17 otot wajahmu. Sebaliknya, untuk menangis kamu membutuhkan gerakan 43 otot wajahmu. Dengan tidur, kamu mengistirahatkan otot wajahmu. Sumber: dokumen pribadi
Jumlah seluruh otot di wajahmu ada 80 buah. Saat tersenyum, kamu menggerakkan 17 otot wajahmu. Sebaliknya, untuk menangis kamu membutuhkan gerakan 43 otot wajahmu. Dengan tidur, kamu mengistirahatkan otot wajahmu. Sumber: Dokumen pribadi.

Nah, ternyata tugas otot tidak hanya menggerakkan rangka. Ada tugas-tugas lainnya, lho! Tugas yang berbeda dilakukan oleh macam otot yang berbeda pula. Teman, ada tiga macam otot dalam tubuh manusia.  Ada otot polos, otot rangka, dan otot jantung. Bagaimana membedakan ketiganya?

Otot polos berbentuk seperti gelendong, yakni membulat di tengah, lalu memipih di bagian tepinya. Ia bekerja secara tidak sadar (involunteer). Artinya, otot polos bekerja terus menerus, tanpa henti, tanpa ada kehendak. Kamu bisa menemukannya di sepanjang dinding organ tubuh dan pembuluh darah. Jadi meskipun kamu lagi malas makan, otot polos di sepanjang dinding lambung dan ususmu tidak malas bekerja. Ia tetap bergerak tanpa henti, seperti kerja mesin pemotong daging di pabrik.

Otot rangka berbentuk seperti serabut panjang, tetapi tidak bercabang-cabang. Serabut ini berwarna terang dan gelap sehingga tampak lurik. Karena itu, otot rangka mempunyai nama lain yakni otot lurik. Berkebalikan dengan otot polos, otot rangka bekerja secara sadar (volunteer). Sesuai namanya, otot rangka menempel pada rangka alias tulang. Otot rangka berwarna merah karena banyak sekali mengandung pembuluh darah. Menurutmu, mengapa demikian ya?

Bagaimana dengan otot jantung? Otot jantung bekerja secara tidak sadar (involunteer). Bentuknya seperti otot rangka, namun bercabang-cabang. Cabang-cabang ini layaknya jembatan yang menghubungkan pulau dengan pulau. Ini berguna untuk mempermudah percepatan penghantaran impuls antarserabut otot jantung. Karena itu otot jantung bekerja secara istimewa dalam memompa darah. Ia bahkan dapat berdenyut hingga 100.000 kali per harinya. Super hebat, kan?

Inilah tiga macam otot di butuh kita. Sumber: https://quatrebonbon.files.wordpress.com/2012/09/types-o-fmuscle.jpg?w=500
Tiga macam otot di tubuh kita. Sumber gambar: https://quatrebonbon.files.wordpress.com/2012/09/types-o-fmuscle.jpg

Nah kamu sudah mengenal tiga macam otot. Sekarang, kita kembali pada kerja otot sebagai alat gerak aktif. Teman, sebagian besar otot rangka di tubuh kita dirangsang oleh kerja saraf otak. Mereka bekerja sama saling membantu satu sama lain sehingga gerakan tubuh dapat terjadi. Jadi ketika  tubuhmu akan bergerak, saraf di otakmu akan mengirim pesan ke otot rangka. Pesan tersebut disampaikan dalam bentuk sinyal listrik dan kimia melalui sel saraf yang bercabang-cabang. Cabang saraf ini akan berakhir pada serabut otot dan memberikan perintah untuk bergerak. Keren, kan?

Untuk melakukan berbagai gerakan sederhana seperti berdiri berpegangan dan membolak balik buku, otot bayi ini diperintah otaknya. Sumber: dokumen pribadi
Untuk melakukan berbagai gerakan sederhana seperti berdiri berpegangan dan membolak balik buku, otot bayi ini diperintah otaknya. Sumber: Dokumen pribadi.

Bagaimana otot bekerja? Otot bekerja dengan cara kontraksi dan relaksasi. Saat berkontraksi, otot akan memendek. Sebaliknya saat relaksasi, otot di tubuhmu akan kembali ke posisi semula. Bagaimana bisa begitu? Guys, serabut otot tersusun atas protein yang dapat memendek (alias berkontraksi) dan memanjang (alias relaksasi). Keduanya disebut filamen aktin dan miosin. Tahukah kamu? Karena mampu berkontraksi, kedua protein otot tersebut dinamakan protein kontraktil.

Aktin merupakan filamen tipis, sedangkan filamen miosin tebal. Kedua jenis filamen tersebut menyusun sebuah serabut otot. Setiap serabut otot terdiri atas sarkomer. Sarkomer ini yang membuat penampakan lurik pada otot rangka dan otot jantung. Sarkomer terdiri atas beberapa daerah. Ujung tiap sarkomer disebut garis Z terdapat daerah gelap (pita A) yang hanya terdiri dari filamen miosin, berselang seling dengan daerah terang (pita I) yang hanya terdiri dari filamen aktin. Di bagian tepi pita A filamin aktin dan miosin akan saling tumpang tindih; sedangkan pada bagian tengahnya hanya terdiri atas miosin yang terdiri dari zona H; filamen aktin terikat; filamen miosin terikat pada garis M di bagian tengah sarkomer.

 Lihatlah bagaimana protein menyusun serabut otot. Serabut otot ini membentuk berkas otot yang jika bersatu membentuk otot di tubuhmu. Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/a/a4/Sarcomere.gif
Lihatlah bagaimana protein menyusun serabut otot. Serabut otot ini membentuk berkas otot yang jika bersatu membentuk otot di tubuhmu. Sumber gambar: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/a/a4/Sarcomere.gif

Saat kontraksi, filamen aktin bergeser di antara miosin ke dalam zona H sehingga serabut otot memendek. Panjang pita A tetap, sedangkan pita I dan zona H menjadi lebih pendek. Ujung miosin mengikat ATP kemudian mengubahnya menjadi ADP, melepaskan beberapa energi ke miosin yang kemudian berubah bentuk menjadi senyawa berenergi tinggi. Miosin berenergi tinggi tersebut berikatan dengan aktin dengan kedudukan tertentu yang akan membentuk jembatan. Lalu energi yang terdapat pada miosin dilepaskan sehingga ujung miosin beristirahat dengan energi rendah. Keadaan inilah yang dinamakan relaksasi. Saat relaksasi, sudut perlekatan yang sebelumnya ada di ujung miosin menjadi berubah ke bagian ekor miosin. Hal ini berlangsung secara terus-menerus.

Tadi kita telah mengetahui bahwa kontraksi otot memerlukan senyawa berenergi tinggi bernama ATP. Ingat tidak kalau senyawa ini diperoleh melalui proses respirasi sel? Nah, ATP bisa diperoleh kalau ada bahan bakunya. Apa itu? Betul, bahan baku pembuatan ATP adalah glukosa. Glukosa kita dapat dari mana? Yup! Tentunya dari makanan yang kita konsumsi. Karena itulah, otot perlu mendapatkan cukup pasokan darah yang membawa glukosa. Glukosa ini kemudian digunakan oleh sel-sel otot untuk menghasilkan ATP. Nah, ATP-lah yang menjadi bahan bakar pergerakan otot. Sekarang kamu tahu bukan, mengapa kamu akan merasa lemas atau mengantuk jika tidak sarapan sebelum berangkat ke sekolah?

Seperti yang telah kita bahas di awal, ciri lain dari otot adalah mampu beraksi untuk menanggapi rangsang dari luar. Misalnya, saat kamu sedang dipijat. Rasakanlah, ototmu akan bereaksi dengan mengendur. Contoh lainnya saat kamu menyalurkan hobi naik gunung. Apa yang terjadi jika kamu tidak melakukan pemanasan sebelum naik gunung? Yup! Mungkin saja, otot betismu akan kram (mengencang) karena terlalu lelah dipakai memanjat. Oya, otot juga peka terhadap rangsangan lainnya seperti panas, dingin, ataupun larutan asam dan basa.

Otot dapat bekerja secara antagonis maupun sinergis. Contoh otot antagonis adalah bisep dan trisep. Kamu yang hobi berolahraga pasti pernah mendengar istilah ini. Keduanya melekat pada tulang-tulang di bahu, yaitu di ujung lengan sebelah atas. Kontraksi otot bisep menyebabkan tulang lengan bawahmu terangkat, sedangkan kontraksi otot trisep akan menurunkan kembali lengan ke posisi semula. Keduanya bekerja secara berlawanan. Karena itu, gerakan ini disebut gerak antagonis.

Gerak antagonis otot bisep dan trisep Sumber: http://freemedidownloads.com/wp-content/uploads/2015/05/muscle_rig_04.jpg
Gerak antagonis otot bisep dan trisep. Sumber gambar: http://freemedidownloads.com/wp-content/uploads/2015/05/muscle_rig_04.jpg

Tahukah kamu?

Otot yang paling besar di tubuh kita adalah gluteus maximus yang terletak di sekitar bokong kita. Sedangkan otot yang terkuat adalah maseter atau otot rahang.

Bahan bacaan:

  • Ryan L., D. Sang, & J. Taylor. 2005. Scientifica: Kids in lab coats. Nelson Thornes Cheltenham.
  • Lam Pek Wan & Lam, E. Y. K. 2000. Comprehensive biology. Federal Publications, Singapore.
  • Campbell,C & Mitchell. Biology. Univesity of Montana: California.
  • 2008. Human Body. Saddleback Educational Publ.

Penulis:
Amelia Novita, ibu rumah tangga yang saat ini tinggal di Nagoya, Jepang.
Kontak: amelia.piliang(at)gmail(dot)com.

Catatan tambahan tentang penulis:

Amelia Novita, memiliki nama pena Amelia Piliang atau Kak Amel. Pendidikan S1 jurusan Biologi Universitas Indonesia. Penulis adalah seorang ibu rumah tangga yang masih aktif menjadi penulis dan editor lepas. Salah satu bukunya pernah menjadi Juara 1 pada Sayembara Penulisan Buku Pengayaan SD Kelas Rendah yang diadakan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2008. Buku yang pernah diterbitkan antara lain Rangkuman Biologi SMP (Gagassmedia, 2008), Ayo Bermain Sains bersama Ayah-Ibu (Dian Rakyat, 2010), Rangkuman Biologi SMA (Grasindo, 2012), Ensiklopedia Tubuh Manusia, Ensiklopedia Biologi Umum, dan Ensiklopedia Budaya Nusantara (Mediantara, 2013). Pernah mengajar Biologi pada salah satu bimbingan belajar ternama di Indonesia. Saat ini, penulis berdomisili di Nagoya, Jepang.

Back To Top