Doraemon, siapa sih yang tidak kenal? Robot kucing yang konon dilahirkan pada abad ke-22 ini dikirim untuk menolong Nobita. Kantong ajaib Doraemon mengeluarkan berbagai macam barang yang bisa menyelesaikan masalah-masalah Nobita. Kalau Doraemon benar-benar ada di kehidupan nyata, mungkin hidup kita lebih santai, ya?
Sebenarnya, apakah mungkin alat-alat Doraemon akan terwujud di masa depan? Kalau Doraemon muncul pada abad ke-22, berarti masih ada seratusan tahun lagi untuk mewujudkan teknologi baru tersebut. Coba perhatikan, seratus tahun yang lalu komputer belum ada, sekarang ada di mana-mana, dengan berbagai bentuk pula.
Dulu, komputer biasa hingga tablet dalam genggaman, kakek dan nenek kita mungkin tidak pernah membayangkannya. Nah, seratus tahun lagi, siapa tahu teknologi pun sudah sangat canggih di luar bayangan kita.
Sekarang, mari kita prediksi, teknologi Doraemon mana yang mungkin bisa diwujudkan di masa depan dan mana yang tidak mungkin. Sambil sedikit banyak kita coba lihat juga kaitannya dengan beberapa konsep fisika dasar yang kita ketahui.
Kantong Ajaib Doraemon
Tentunya kita mulai pembahasan dari kantong ajaib itu sendiri. Dalam setiap episode, Doraemon pasti mengeluarkan alat-alat mengagumkan dari kantong ajaibnya. Jumlah alat yang tersimpan di kantong ajaib ini puluhan atau mungkin ratusan.
Nah, bagaimana caranya kantong ajaib Doraemon menyimpan barang sebanyak itu? Kalau dipikir-pikir, sepertinya fungsi dari kantong ajaib Doraemon itu sangat mirip dengan printer 3D. Printer 3D saat ini sudah dijual bebas di pasaran. Berbagai macam benda berguna yang telah dihasilkan oleh printer 3D di antaranya adalah kaki dan tangan palsu, bola basket, sepatu, gitar akustik, lensa kamera, rumah, hingga komponen mesin jet!
Kebanyakan printer 3D yang ada sekarang pada prinsipnya mencetak benda dengan melakukan proses pelapisan secara bertahap ataupun mengetsa sesuai informasi rancangan bentuk benda yang dikirimkan ke printer tersebut. Dengan cara ini, benda serumit kamera perlu waktu hampir 1 hari untuk diselesaikan.
Seratus tahun lagi, bukan tidak mungkin printer 3D bisa membuat segala macam barang yang kita inginkan di kehidupan sehari-hari dalam waktu singkat. Artinya, mungkin saja Doraemon pun sebenarnya adalah “printer berjalan”. :D
Baling-Baling Bambu
Sekarang kita lihat baling-baling bambu. Untuk mengetahui apa mungkin baling-baling bambu terwujud di masa depan, coba tarik rambut di kepala kita. Kurang keras, tarik sampai hampir menjerit. Pasti sakit, dan badan kita pun tetap tidak bisa terangkat.
Nah, pada kasus baling-baling bambu, yang tertarik adalah rambut. Sebelum kita bisa terangkat oleh baling-baling bambu, dijamin bakal menjerit-jerit kesakitan. Jadi, baling-baling bambu tampaknya mustahil terwujud di masa depan.
Mungkin ada yang akan menyangkal, “Lho, yang ditarik sama baling-baling bambu itu kulit kepala, bukan rambut. Baling-baling bambu itu menempel langsung sama kulit kepala.” Hmm, sebenarnya itu sama saja sakitnya dengan menarik rambut. Silakan coba tarik kulit kepala sendiri kalau bisa.
Mungkin juga ada yang punya ide mewujudkan baling-baling bambu dengan menggunakan tali di dagu seperti saat memakai helm. Wah, kalau ini sih jadinya leher yang menopang beban badan. Itu sama saja dengan kita menggantung diri kita sendiri, alias gantung diri!
Kesimpulannya, baling-baling bambu tampaknya tidak akan pernah menjadi teknologi masa depan. Alat yang lebih realistis membawa kita terbang sendiri adalah jet pack, yaitu semacam roket mini yang dipasang di punggung seperti kalau kita mengenakan tas. Selain itu, ada beberapa produk jet pack yang tempat keluar semburannya berada di kaki, mirip seperti tokoh kartun astroboy.
Jelly Penerjemah
Peralatan Doraemon yang satu ini sepertinya cukup memungkinkan untuk terwujud di masa depan. Bahkan, bisa jadi Jelly penerjemah pertama yang dihasilkan manusia akan memiliki logo Google atau Samsung. Ini karena kedua perusahaan tersebut saat ini masih yang terdepan dalam mengembangkan teknologi yang relevan dengan kemampuan Jelly penerjemah.
Kemampuan Jelly penerjemah mungkin bisa diperoleh dari gabungan Google Translator, Google Voice Search, prosesor yang lebih kecil dari Google Glass, serta pemanfaatan perangkat elektronik baru yang fleksibel dan bisa digunakan mengikuti bentuk tubuh. Baru-baru ini Samsung pun menunjukkan prototipe monitor handphone yang fleksibel seperti jelly. Mereka memanfaatkan polimer sebagai pengganti kaca dan bahan semikonduktor organik.
Saat ini kita sudah bisa ngobrol dengan Google Now atau Siri meskipun belum terlalu lancar. Tapi, menurut hukum Moore, yaitu suatu teori yang mengaitkan kerapatan jumlah prosesor sebagai fungsi waktu, dalam seratus tahun lagi mungkin prosesor sekecil prosesor HP atau Google Glass masa sekarang akan satu miliar kali lebih kencang dari superkomputer!
Tentu saja tidak ada jaminan Google ataupun Samsung yang akan menjadi perusahaan pertama yang membuat produk semacam Jelly penerjemah. Kalau teman-teman yang justru lebih giat berinovasi, bukan tak mungkin orang Indonesia yang membuat produk seperti itu di masa depan. Pasti asyik sekali kalau kita bisa berkomunikasi dengan teman-teman segala bangsa tanpa kendala bahasa.
Pintu Ke Mana Saja
Terakhir, bagaimana dengan pintu ke mana saja? Kalau pintu ke mana saja benar-benar ada tentu kita tidak perlu pusing dengan kenaikan harga BBM, hehe… Alat yang bisa menghubungkan dua tempat memang jadi impian semua orang. Bukan cuma di kisah Doraemon saja alat semacam ini ditampilkan. Di film seperti Interstellar dan Star Trek, pintu ke mana saja juga ada dalam bentuk konsep wormhole.
Secara matematis, sebenarnya wormhole yang bisa menghubungkan dua tempat mungkin saja terjadi. Namun, keberadaannya secara fisika masih tanda tanya. Masih diperlukan usaha yang keras untuk mengetahui keberadaannya.
Sepertinya masih sangat sulit untuk mencapai teknologi pintu ke mana saja ini satu abad dari sekarang. Selain itu, menurut teori relativitas Einstein, ruang dan waktu itu sebenarnya hal yang sama. Kalau kita sudah berhasil membuat mesin ruang, itu artinya kita juga telah menemukan mesin waktu. Mesinnya ya sama, mesin ruang dan mesin waktu.
Jadi, laci mesin waktu Doraemon dan pintu ke mana saja sebenarnya barang yang sama. Kemasannya saja yang berbeda. Oya tapi, kalau mesin waktu ini bisa terwujud, seharusnya ada orang di masa depan yang ada di dunia kita sekarang, ya? Hmm…
Demikianlah sedikit tebak-tebakan mengenai alat-alat Doraemon yang mungkin terwujud dan yang tidak mungkin terwujud di masa depan. Mudah-mudahan ada di antara kita yang bisa menjadi salah satu inventor peralatan canggih di masa depan yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Bahan bacaan:
- http://computer.howstuffworks.com/3-d-printing.htm
- http://en.wikipedia.org/wiki/Jet_pack
- http://en.wikipedia.org/wiki/Moore’s_law
- http://en.wikipedia.org/wiki/Wormhole
- http://en.wikipedia.org/wiki/Spacetime
Penulis:
Reinard Primulando, peneliti fisika partikel di Johns Hopkins University.
Kontak: reinard_p(at)yahoo(dot)com.