Perangkap Mematikan Si Cantik Tumbuhan Karnivora

Jika umumnya tumbuhan dimakan oleh serangga, bagaimana jika tumbuhan berbalik memakan serangga, bahkan hewan lainnya? Hal ini sangat memungkinkan terjadi dalam dunia tumbuhan. Adalah tumbuhan karnivora atau terkadang disebut tumbuhan insektivora yang merupakan kelompok tumbuhan yang beradaptasi menangkap dan mencerna serangga dan hewan lainnya. Jangan bayangkan tumbuhan pemangsa ini berukuran besar dan tinggi. Sebaliknya, rata-rata ukuran tumbuhan ini sekitar 10-15 cm dengan tinggi kurang dari 30 cm. Diperkirakan sebanyak 600 hingga 700 jenis tumbuhan karnivora tersebar di bumi.

Tumbuhan karnivora memiliki cara unik dalam menangkap mangsanya, yakni dengan membentuk perangkap yang merupakan hasil modifikasi dari daun. Terdapat beberapa tipe perangkap pada tumbuhan karnivora dengan mekanisme khusus dalam memangsa serangga dan hewan lainnya.

a. Adhesive trap

Perangkap tipe adhesive trap memiliki mekanisme jebakan yang paling sederhana di antara kelompok tumbuhan karnivoraAdhesive trap terbagi atas flypaper trap, fixed tentacles trap, dan mobile tentacles trap. Tipe perangkap flypaper dimiliki oleh tumbuhan karnivora dari marga Pinguicula. Perangkap ini berupa daun dengan kelenjar bertangkai pendek yang mensekresi lendir dan sangat lengket, sehingga serangga-serangga kecil dapat terperangkap. Pada perangkap dengan tipe fixed tentacles dan mobile tentacles memiliki mekanisme jebakan yang sama dengan flypaper, namun yang membedakan adalah lendir disekresikan pada bagian tentakelnya. Selain itu, bagain tentakel tersebut juga berfungsi menyerap nutrisi yang diperoleh dari mangsa yang terperangkap. Tumbuhan karnivora yang memiliki tipe perangkap bertentakel ini antara lain dari marga Byblis, Drosea, Drosophyllum, Roridula, dan Triphyophyllum.

b. Pitfall trap

umbuhan karnivora yang memiliki tipe perangkap ini di antaranya dari marga Brocchinia, Catopsis, dan Nephentes. Perangkap tipe pitfall berbentuk seperti kantong yang berlubang pada bagian atas. Perangkap tersebut biasanya mengandung nektar, berwarna cerah, atau berbentuk seperti bunga yang dapat menarik perharian mangsa. Pada bagian bibir perangkap permukaannya licin karena dilapisi sejenis lilin yang mengakibatkan mangsa tergelincir dan masuk dalam perangkap. Mangsa yang terperangkap akan jatuh pada cairan yang mengandung enzim dan bakteri untuk mencernanya, sehingga tumbuhan dapat menyerap nutrisi dari mangsa tersebut.

Seekor tikus yang terperangkap dalam Nephentes rajah
(Sumber: https://www.redfernnaturalhistory.com/)

c. Lobster-pot trap

Tumbuhan karnivora dari marga Darlingtonia memiliki tipe perangkap yang mirip dengan perangkap lobster, sehingga disebut lobster-pot trap. Tipe perangkap ini memiliki lubang yang dapat dengan mudah dimasuki oleh mangsa, namun mangsa akan sulit untuk keluar saat telah berada di dalamnya. Pada bagian dalam perangkap terdapat areole (sel-sel putih yang tembus cahaya) yang berfungsi sebagai pintu keluar palsu untuk mengelabuhi mangsa yang telah terperangkap. Mangsa yang tidak dapat melarikan diri tersebut akan mati secara perlahan kemudian dicerna oleh tumbuhan.

d. Pigeon trap

Sama halnya dengan lobster-pot trap, tipe pegion trap merupakan perangkap satu arah yang mengakibatkan mangsa tidak akan dapat keluar setelah masuk di dalamnya. Hal yang membedakan dengan lobster-pot trap adalah pada pegion trap terdapat rambut-rambut kaku pada sepanjang kantong yang membuat mangsa masuk perlahan-lahan ke dalam perangkap hingga mati. Berbeda dengan pitfall trap, pada tipe pigeon trap tidak berisi cairan. Tumbuhan karnivora dengan tipe perangkat ini di antaranya adalah dari marga Genlisea dan Sarracenia).

e. Snap trap

Snap trap merupakan perangkap pada tumbuhan karnivora yang paling dramatis. Mangsa yang masuk ke perangkap akan terjepit seketika saat menyentuh tiga rambut pemicu (the trigger hairs) yang ada pada permukaan dalam perangkap. Ketika daun perangkap menjepit mangsa, ukurannya akan melebar karena sel-sel permukaan luar daun meluas secara ekspolsif. Daun perangkap akan terus menutup dan menyegel mangsanya untuk dicerna. Daun perangkap akan terbuka kembali ketika mangsa selesai dicerna. Tumbuhan karnivora dengan tipe snap trap di antaranya adalah marga Aldrovandadan Dionaea.

f. Suction trap

Perangkap tipe suction tidak kalah dramatis dengan snap trap, bahkan proses pemangsaan tipe perangkap ini berlangsung sangat cepat. Utricularia merupakan marga kelompok tumbuhan karnivora yang memiliki suction trap. Mekanisme pemangsaan dimulai dengan memompa air hingga di luar perangkap. Ketika mangsa mendekati perangkap dan menyentuh rambut-rambut pemicu, perangkap akan terbuka dan menghisap mangsa tersebut dengan sangat cepat.

Kini kita telah mengetahui bahwa tumbuhan karnivora memiliki keanekaragaman metode trapping dalam menangkap mangsanya. Keunikan perilaku kelompok tumbuhan ini menjadi daya tarik sendiri bagi para ilmuwan untuk menelitinya. Bahkan, metode trapping pada tumbuhan karnivora ini menjadi sumber inspirasi untuk metode pengendalian hama tanaman. Selain itu, bentuk dan corak warna yang unik pada setiap jenis tumbuhan karnivora menjadi daya tarik tersendiri bagi para hobbyist tanaman hias.

Bahan Bacaan:

Brittnacher, J. 2020. Carnivorous Plant Trapping Mechanisms. https://www.carnivorousplants.org/cp/carnivory/trapping.

Kiely, J. 2019. Carnivorous Plant Diversity and Evolution: Part 1 – An Introduction to Killer Plants.https://palaeoflora.blogspot.com/2019/01/carnivorous-plant-diversity-and.html.

Petruzzello, M. 2020. Carnovorous plant. https://www.britannica.com/plant/carnivorous-plant.

Penulis:

Elga Renjana, Peneliti, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Kontak: elgarenjana(at)gmail(dot)com

Gerakan 1000guru adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang bersifat nonprofit, nonpartisan, independen, dan terbuka. Semangat dari lembaga ini adalah “gerakan” atau “tindakan” bahwa semua orang, siapapun itu, bisa menjadi guru dengan berbagai bentuknya, serta berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Back To Top