Transformasi Bisnis Peralatan Teknologi: Pelajaran dari Royal Philips

A “change” fixes the past and present, but a “transformation” will create the future. [Henk S. de Jong, Kepala Pemasaran Internasional Royal Philips]

Philips, tentu nama tersebut sudah tidak asing lagi bagi kita. Sebuah merk dagang perusahaan asal Belanda yang logonya sering kali kita lihat pada interior-interior rumah ataupun peralatan rumah tangga lainnya. Philips mengawali bisnisnya pada industri lampu, sampai akhirnya merambah ke industri peralatan elektronik seperti televisi dan pemutar DVD. Namun, sejak sepuluh tahun terakhir Philips mulai menggeser bisnisnya ke alat-alat kesehatan dan perawatan pribadi. Mulai dari peralatan berukuran kecil seperti sikat gigi elektronik hingga peralatan berukuran besar seperti MRI dan CT scan yang harganya bisa mencapai miliaran rupiah. Meskipun tergolong baru bagi Philips, bisnis alat kesehatan ini telah direncanakan jauh sebelumnya.

CT Scan yang diproduksi oleh Philips (https://www.usa.philips.com).

Persaingan dagang antarperusahaan barang-barang elektronik yang semakin ketat merupakan alasan utama bagi Philips untuk merambah industri alat kesehatan. Beberapa peralatan elektronik dari Philips mengalami penurunan penjualan yang sangat drastis karena terlalu lambat dalam melakukan inovasi. Salah satunya adalah televisi CRT yang sempat menjadi produk andalan Philips, yang kini telah kalah bersaing dengan televisi LCD yang diproduksi oleh beberapa perusahaan lainnya seperti Samsung dan LG. Kekalahan persaingan itu membuat Philips terpaksa menutup pabriknya di banyak wilayah dan melakukan PHK kepada ribuan karyawannya. Awal periode 2000-an, nama Philips sempat menghilang.

Salah satu jenis televisi CRT produksi Philips (https://www.philips.co.in).

Dari keterpurukan yang dialaminya, Philips mengambil keputusan tepat dengan melakukan penetrasi untuk industri alat kesehatan. Keputusan ini didasarkan pada analisis kecenderungan pola konsumsi masyarakat dunia pada 20 hingga 30 tahun ke depan. Pada akhir tahun 2000-an, Philips mengawalinya dengan melakukan akuisisi sejumlah perusahaan alat-alat kesehatan serta penyedia jasa kesehatan, hingga akhirnya bisnis alat-alat kesehatan menjadi salah satu bisnis utama dari Philips.

Melihat prospek bisnis alat kesehatan yang semakin baik, Philips pun mulai menggeser hampir seluruh unit bisnisnya ke industri alat kesehatan. Sejak saat itu Philips terus mengembangkan bisnisnya, membangung pusat riset dan cabang di berbagai negara, serta menjalin kerjasama dengan banyak rumah sakit untuk menggunakan produk milik mereka.

Sepak terjang Philips di bidang kesehatan tidak hanya pada perangkat keras, tetapi juga perangkat lunak dan digitalisasi. Philips memprediksi bahwa di masa depan akan terjadi pergeseran dalam dunia medis menuju perawatan kesehatan berbasis nilai (value-based healthcare) akibat kurangnya tenaga medis. Peningkatan akses dalam melakukan tindakan medis serta peningkatan kualitas perawatan pasien akan menjadi agenda utama dari pergeseran tersebut.

Seperti yang kita ketahui, di negara maju saat ini sedang terjadi penurunan populasi serta jumlah penduduk lansia yang lebih banyak dari penduduk muda. Selain itu, persentase penderita penyakit kronis pun meningkat. Oleh karena itu, Philips menciptakan sebuah paduan perangkat pintar yang memungkinkan konsumen untuk melakukan pemantauan dan kontrol kesehatan secara pribadi.

Pada dunia bisnis alat kesehatan, isu yang dihadapi tidak hanya seputar teknologi yang dikembangkan, tetapi juga menyangkut budaya serta kebiasaan masyarakat itu sendiri. Dengan demikian, strategi pemasaran dan pengembangan di setiap negara harus diawali dengan melakukan penelitian mengenai gaya hidup masyarakat di negara tersebut.

Ilustrasi perawatan berkelanjutan kepada masyarakat yang digagas oleh Philips (https://www.philips.com.sg/)

 

 Bahan bacaan:

  • https://www.philips.com/a-w/about/company/our-strategy/our-strategic-focus.html
  • http://www.chinadaily.com.cn/cndy/2018-02/08/content_35665987.htm
  • https://www.reuters.com/article/us-philips-results/philips-shifting-hundreds-of-millions-of-production-due-to-trade-war-idUSKCN1PN0HS
  • https://www.businessinsider.com/philips-electronics-business-model-evolves-2013-11
  • https://www.ft.com/content/e7574146-5b92-11e5-9846-de406ccb37f2

 Penulis:
Ahmad Faiz Ibadurrahman, mahasiswa master di Tohoku University, Jepang. Kontak: ahmad21faiz(at)yahoo.com

Gerakan 1000guru adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang bersifat nonprofit, nonpartisan, independen, dan terbuka. Semangat dari lembaga ini adalah “gerakan” atau “tindakan” bahwa semua orang, siapapun itu, bisa menjadi guru dengan berbagai bentuknya, serta berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Back To Top