Evolusi Perangkat Genggam Pintar

Seiring dengan semakin canggihnya perangkat genggam masa kini, teman-teman pasti sudah jarang menggunakan kalkulator yang terpisah dari ponsel. Cukup dengan aplikasi kalkulator yang ada di ponsel kita, berbagai perhitungan untuk keperluan sehari-hari dapat kita lakukan. Padahal, dulu rasanya kita tidak pernah membayangkan kalkulator dapat terintegrasi dengan telepon genggam. Mari kita sedikit bernostalgia melihat perkembangan perangkat genggam dari masa ke masa.

Perangkat komputasi berupa kalkulator genggam dibuat pertama kali pada tahun 1967 di Laboratorium Pengembangan Semikonduktor milik Texas Instruments di Dallas, yang kemudian diberi nama Cal Tech. Lahirnya Cal Tech sendiri diawali dengan diciptakannya sebuah microchip oleh Texas Instruments pada pertengahan tahun 60-an yang ditujukan sebagai aplikasi pada teknologi militer. Microchip inilah yang digunakan sebagai perangkat utama dari kalkulator Cal Tech tersebut.

Pada tahun 1969, kalkulator genggam bertenaga baterai pertama diproduksi secara massal oleh sebuah perusahaan Jepang bernama SHARP. Kalkulator tersebut diberi nama “QT-8B Micro Compet”. Menyusul kemudian, perusahaan Hewlett-Packard yang pada tahun 1971 memproduksi kalkulator bernama “HP-35” yang memiliki kemampuan lebih cepat serta mampu melakukan perhitungan fungsi trigonometri dan eksponensial. HP-35 disebut sebagai kalkulator ilmiah (scientific) pertama yang pernah ada.

Selanjutnya, pada tahun 1974 Hewlett-Packard meluncurkan produk kalkulator terbarunya bernama “HP-65” yang menggunakan kartu magnetik sebagai basis penyimpanan data dengan berbagai macam aplikasi bawaan pada kalkulator tersebut yang dapat digunakan untuk melakukan perhitungan fungsi persamaan diferensial, statistik, dan lain sebagainya.

HP-65 merupakan kalkulator saku pertama yang digunakan di luar angkasa pada proyek uji Apollo-Soyuz di tahun 1975, yang merupakan hasil kerjasama antara Amerika Serikat dan Uni-Soviet. HP-65 digunakan sebagai perangkat cadangan jika terjadi kerusakan pada perangkat komputer pada pesawat luar angkasa Apollo yang dikenal sebagai Apollo Guidance Computer.

Pada tahun 70-an hingga 80-an terjadi perubahan tren dari kalkulator besar ke komputer saku. SHARP dengan “PC-1211” mengawali lahirnya istilah komputer saku di tahun 1980 dengan kapasitas RAM 896 bytes, serta telah menggunakan bahasa pemrograman BASIC dan papan ketik QWERTY beserta tombol angka.

Pada tahun 1984, perusahaan Inggris Psion meluncurkan “Psion Organiser I” sebagai komputer saku praktis pertama di dunia. Prosesor dari mesin ini memiliki kecepatan yang sama dengan Apollo Guidance Computer. Kemudian, “Psion Organizer II” yang dirilis pada tahun 1986 memiliki lebih banyak aplikasi seperti basis data, buku harian, jam alarm, serta dapat diprogram sendiri oleh pengguna.

Pada tahun 90-an, pasar untuk komputer saku mulai terbelah menjadi dua tidak lama setelah lahirnya WorldWideWeb. Laptop saku muncul pertama kali dengan nama “Palmtop” dengan kemampuan mesin yang lebih baik daripada komputer saku generasi sebelumnya. Beberapa produk Palmtop yang muncul pertama kali di antaranya: “Atari Portofolio” yang menggunakan prosesor Intel 80C88 dan sistem operasi DIP DOS 2.11, serta “HP 95LX” yang menggunakan prosesor Intel 8088 dan beroperasi menggunakan Microsoft MS DOS versi 3.22.

Selain itu, komputer saku masih tetap berkembang. “Psion Series 3” yang diluncurkan pertama kali pada tahun 1991 menjadi produk komputer saku paling laris pada awal tahun 90-an. Psion Series 3 sendiri lebih dikenal sebagai PDA, meski istilah PDA yang merupakan singkatan dari Private Digital Assistance (asisten digital pribadi) ini baru muncul satu tahun kemudian oleh Apple Computer.

Di tahun 1994, ponsel pintar dipasarkan pertama kali oleh IBM dengan nama produk “IBM Simon”. Selain memiliki fungsi kalender, buku alamat, notepad, dan baterai isi ulang, perangkat ini juga memiliki kemampuan untuk mengirim dan menerima panggilan, faks, surel, dan akses halaman internet. Pada tahun 1996, Nokia di Eropa pertama kali meluncurkan produk ponsel pintar mereka, yaitu “Nokia 9000 Communicator” yang memiliki kemampuan akses internet lebih cepat dan stabil. Ponsel pintar tersebut menggunakan Intel 24 MHz i386 CPU dengan memori sebesar 8 MB dan sistem operasi PEN/GEOS 3.0. Pada sistem komunikasi, Nokia 9000 menggunakan perangkat GSM 9.6 kbit/s untuk mengakses surel dan faks serta peramban web.

Di Amerika, revolusi ponsel pintar baru hadir dua tahun setelah munculnya “Nokia 9000” dalam bentuk “pdQ Qualcomm” (PDA yang dapat melakukan panggilan telepon). Berbeda dengan “Nokia 9000” yang menggunakan QWERTY keyboard, “pdQ Qualcomm” memiliki fitur grafiti yang memungkinkan pengguna untuk menulis dengan cepat pada layar menggunakan stylus. Dalam perkembangannya, saat ini fitur grafiti ini digunakan pada semua ponsel pintar yang ada di dunia.

Awal 2000-an, berbagai perusahaan di seluruh dunia secara bertahap mengambil kendali pasar ponsel pintar regional mereka. NTT DoCoMo di Jepang memiliki 40 juta pelanggan pada akhir 2001. Platform Symbian Nokia menjadi dominan di Eropa, sementara di AS, Microsoft Windows Mobile dan ponsel pintar BlackBerry Research in Motion adalah dua pesaing utama.

Revolusi perangkat lunak dalam dunia perangkat genggam adalah kemunculan sistem operasi Android pertama pada tahun 2008, yang menandai babak baru dari perang pasar ponsel pintar. Nokia yang minim inovasi serta BlackBerry yang terlalu ekslusif membuat mereka kehilangan pasar. Ponsel pintar berbasis Android mulai digemari. Samsung dan Huawei menjadi raja saat ini di dunia ponsel Android, bersaing dengan iPhone yang berbasis iOS.

Oh iya, cip dalam iPhone XS yang baru-baru ini diumumkan diklaim dapat beroperasi sekitar lima juta kali lebih cepat daripada Apollo Guidance Computer. Padahal Apollo Guidance Computer jauh lebih berat dan lebih besar daripada iPhone. Luar biasa sekali perkembangan perangkat genggam pintar dalam 5 dekade terakhir! Semoga ada dari teman-teman yang dapat berkontribusi dalam perkembangan teknologi ini.

Bahan bacaan:

Penulis:
Firma Rean Kasih, Dosen Pendidikan Fisika, STKIP YDB Lubuk Alung, Padang Pariaman.

Gerakan 1000guru adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang bersifat nonprofit, nonpartisan, independen, dan terbuka. Semangat dari lembaga ini adalah “gerakan” atau “tindakan” bahwa semua orang, siapapun itu, bisa menjadi guru dengan berbagai bentuknya, serta berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Back To Top