Kecerdasan Majemuk: Apa benar setiap anak itu cerdas?

Cendikiawan Suryaatmadja atau biasa disapa Diki adalah anak asal Indonesia yang sejak september 2016 mulai menjalani perkuliahan di University of Waterloo, Ontario, Kanada. Anak berusia 12 tahun ini adalah mahasiswa termuda yang pernah diterima di universitas tersebut. Dalam menjalani studinya, Diki memilih jurusan fisika. Selain itu, dia akan mengambil kelas tambahan untuk studi matematika, kimia, dan ekonomi di kampus tersebut. Diki yang memiliki IQ 189 bukanlah satu-satunya putra terbaik Indonesia berprestasi gemilang.

Prestasi gemilang putra-putri terbaik Indonesia baru-baru ini adalah kemenangan Indonesia di Olimpiade Rio de Janeiro Brazil dalam bidang bulutangkis dengan mendapat medali emas. Kemenangan tersebut berkat permainan Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir dalam ganda campuran. Mereka berdua mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia bertepatan pada hari kemerdekaan Indonesia yakni 17 Agustus 2016.

Kemenangan ini menjadi bukti bahwa Indonesia memiliki sumber daya manusia yang kaya akan potensi, prestasi, dan karya. Berbagai prestasi dari beragam bidang tidak dapat dilihat dari satu sisi melainkan harus dilihat secara holistik. Menurut Howard Gardner, potensi diri disebut juga kecerdasan. Lebih jauh dinyatakan, setiap orang memiliki kecerdasan majemuk. Pendapat Gardner ini sekaligus membantah pandangan yang selama ini dianut oleh kebanyakan bahwasanya setiap orang cerdas adalah pemilik nilai akademik tinggi  .

Gardner mengemukakan bahwa ada delapan kecerdasan dasar yang meliputi kecerdasan verbal-lingustik, logis-matematis, visual-spasial, kinestetis, musikal, interpersonal, intrapersonal, dan naturalis. Teori Gardner ini merupakan teori yang melihat kecerdasan secara komprehensif, yang berarti bahwa anak dengan IQ rata-rata ataupun lebih rendah dari rata-rata bukanlah berarti anak yang tidak cerdas. IQ dapat jadi salah satu faktor yang mempengaruhi kecerdasan dan kesuksesan seseorang, tetapi kecerdasan lebih dari sekedar besaran IQ. Teori ini meyakini bahwa setiap anak memiliki potensi yang berbeda sesuai dengan minat, bakat dan kemampuannya.

Kecerdasan Verbal-Linguistik

Kecerdasaran verbal-linguistik terkait dengan seseorang yang mudah memahami dan mempelajari bahasa atau kepekaan terhadap bunyi atau makna dan fungsi kata. Orang dengan kecerdasan ini akan mahir menulis, bercerita dan berbicara di depan umum.

ed67-pendidikan-1

Profesi yang tepat untuk orang dengan kecerdasan verbal-linguistik adalah MC, wartawan, penulis, sastrawan, guru, sekertaris, orator, dan politisi. Tokoh dengan kecerdasan verbal-linguistik di antaranya Virginia Wolf, Martin Luther King, Taufiq Ismail, dan Pramudya Ananta Toer.

Kecerdasan Logis-Matematis

Kecerdasan logis-matematis terkait dengan kemampuan seseorang yang dapat menggunakan angka dengan baik dan melakukan penalaran yang benar. Ia memiliki kapasitas mencerna pola-pola logis atau numeris dan memiliki alur pikiran yang  panjang.

ed67-pendidikan-2

Profesi yang tepat untuk orang dengan kecerdasan Logis-Matematis adalah ahli matematika, peneliti, ilmuwan, insinyur, akuntan pajak, ahli statistik, komputer, hingga filsuf. Tokoh dengan kecerdasan logis-matematis di antaranya adalah Marie Currie, Blasie Pascal, dan Albert Einstein.

Kecerdasan Visual-Spasial

Kecerdasan visual-spasial adalah kemampuan mempersepsi dunia spasial-visual secara akurat dan mampu mentransformasikannya. Profesi yang tepat untuk orang dengan kecerdasan visual-spasial adalah navigator, desain arsitektur, pemburu, pemandu, dekorator interior, arsitek, seniman, dan ahli tata kota.  Tokoh dengan kecerdasan visual-spasial di Indonesia di antaranya adalah Ahmad Noeman, Slamet Wirosonjaya, dan Sorjodi Wirjoatmojo.

ed67-pendidikan-3

Kecerdasan Kinestetik

Kecerdasan kinestetik adalah kemampuan dalam menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaan serta keterampilan menggunakan tangan untuk menciptakan atau mengubah sesuatu. Profesi yang tepat untuk orang dengan kecerdasan kinestetik adalah pilot, aktor, pemain pantomim, atlet, penari, perajin, pematung, ahli mekanik, dokter bedah, tukang kayu, danmontir. Tokoh dengan kecerdasan kinestetik di antaranya adalah Ben Johnson, Rudi Hartono, Tontowi Ahmad, dan Liliyana Natsir.

Kecerdasan Musikal

Kecerdasan musikal terkait kemampuan dalam musik, kemampuan membedakan, mengubah dan mengekspresikannya, kemampuan menciptakan dan mengapresiasi irama dan warna nada, dan memahami komposisi musik. Profesi yang tepat untuk orang dengan kecerdasan musikal adalah penyanyi, kritikus musik, dan komposer. Tokoh dengan kecerdasan musical di antaranya: Celine Dion, The Queen, Pavaroti, Beethoven, Adie MS, dan Erwin Gutawa.

Kecerdasan Interpersonal

Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan mempersepsi dan membedakan suasana hati, maksud, motivasi, serta perasaan orang lain. Kecerdasan ini terkait juga dengan kemampuan mencerna dan merasakan secara tepat suasana hati, temperamen, motivasi dan keinginan orang lain.

ed67-pendidikan-4

Profesi yang tepat untuk orang dengan kecerdasan interpersonal adalah politisi, konselor, psikolog, dan pengusaha. Tokoh dengan kecerdasan interpersonal di antaranya adalah Nelson Mandela, Mahatma Gandhi, Soekarno, Bill Gates.

Kecerdasan Intrapersonal

Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman tersebut. Seseorang dengan tipe kecerdasan ini mampu memahami perasaan sendiri dan serta mampu membedakan emosi, pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri.

Profesi yang tepat untuk orang dengan kecerdasan intrapersonal adalah psikolog, psikoterapis, dan pemuka keagamaan. Tokoh dengan kecerdasan intrapersonal di antaranya adalah Victor Frankl, Sigmund Freud, Arifin Ilham, dan Aa Gym.

Kecerdasan Naturalis

Kecerdasan naturalis adalah kemampuan mengenali dan mengelompokkan spesies flora dan fauna, Kecerdasan ini terkait erat dengan keahlian membedakan anggota-anggota suatu spesies dan memahami pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan dan hewan.

ed67-pendidikan-5

Profesi yang tepat untuk orang dengan kecerdasan naturalis adalah peneliti alam, ahli biologi, dokter hewan, aktivis lingkungan pakar ekologi petani. Tokoh dengan kecerdasan naturalis di antaranya adalah Charles Darwin dan Jane Goodal.

Berdasarkan delapan kecerdasan tersebut, setiap orang akan memiliki dominasi kecerdasan di salah satu atau beberapa aspek. Setiap orang memiliki potensi kecerdasan yang berbeda. Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar, keberagaman suku, budaya dan bahasa tentu memiliki sumber daya manusia yang luar biasa besar yang perlu dikembangkan. Kini tugas kita bersama untuk menjadikan Indonesia menjadi bangsa yang besar dan dimulai dengan memberdayakan serta melatih sumber daya manusia yang ada di Indonesia agar manjadi sumber daya manusia yang berkualitas dan dapat membawa nama baik negara ini ke dunia Internasional.

Bahan bacaan:

  • Sternberg, R. J. (1985). Beyond IQ: A Triarchic Theory of Intelligence.Cambridge: Cambridge University Press.
  • Sternberg, R. J. (1997). A Triarchic View of Giftedness: Theory and Practice. In N. Coleangelo & G. A. Davis (Eds.),Handbook of Gifted Education(pp. 43–53). Boston, MA: Allyn and Bacon.

Penulis:
Nurjanah Shahab, psikolog PIO dan asisten tenaga ahli di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Kontak: nurjanahshahab21(at)gmail(dot)com.

Gerakan 1000guru adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang bersifat nonprofit, nonpartisan, independen, dan terbuka. Semangat dari lembaga ini adalah “gerakan” atau “tindakan” bahwa semua orang, siapapun itu, bisa menjadi guru dengan berbagai bentuknya, serta berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Back To Top