Teknik Double Bind dalam Berkomunikasi

Halo teman-teman pembaca Majalah 1000guru! Kali ini kita akan membahas sesuatu yang agak berbeda dengan tema-tema yang sudah pernah dibahas sebelumnya. Pada artikel singkat ini, kita akan diajak untuk belajar menerapkan seni dalam berkomunikasi. Mungkin sebagian kita ada yang bertanya, “Hah? Memangnya dalam berkomunikasi itu perlu seni, ya?” Penasaran? Yuk, kita lihat.

Kita sadari bersama bahwa keberadaan kita sebagai makhluk sosial mengharuskan kita untuk senantiasa berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain. Nah, agar interaksi dan komunikasi tersebut berlangsung baik, diperlukan teknik-teknik yang baik agar kita semua dapat memberi pengaruh kepada lawan bicara atau bahkan akan membuat lawan bicara kita setuju dengan berkata, “Ya,” dan membuat ia mengikuti apa yang kita kehendaki. Oleh karenanya, sangat penting untuk mengetahui seni berkomunikasi ini.

Sebenarnya ada banyak sekali teknik dalam berkomunikasi. Akan tetapi pada kesempatan kali ini, kita coba membahas satu saja teknik dalam berkomunikasi, yaitu yang dikenal dengan nama Double Bind. Semoga dapat kita terapkan dalam perkara kebaikan.

Ed53-sosbud

Double Bind adalah salah satu teknik dalam berkomunikasi yang dipakai dengan cara menawarkan dua pilihan yang berbeda, tetapi keduanya memiliki hakikat yang sama. Duh, kok terdengar rumit sekali definisinya? Tenang, kita langsung lihat contohnya.

  • “Adik mau belajar mengaji dengan kakak atau dengan ibu?” Target utama di sini adalah agar adik mau mengaji. Tak peduli dengan siapapun. Ibu ataupun kakak, sama saja. Yang penting, adik mau belajar mengaji.
  • “Ibuku yang cantik… Ibu cermat sekali deh dalam mengatur pengeluaran. Terus, Ibu mau bersedekahnya pagi ini atau sore nanti?” Tak masalah kapan waktunya, yang penting bisa bersedekah. Hakikatnya, pertanyaan ini dibuat untuk mengajak ibu bersedekah pada hari itu juga.

Ketika di sekolah pun, kita bisa terapkan teori ini. Bahkan akan sangat membantu dalam berkomunikasi dengan teman-teman kita. Terlebih lagi, misalnya, jika kita adalah pengurus OSIS ataupun ekstrakurikuler lainnya. Perhatikan contoh berikut ini.

  • “Teman-teman, kita mau rapat 5 menit lagi atau 10 menit lagi?” Hakikat dari kalimat ini adalah sebentar lagi rapat harus segera dimulai. Tak masalah 5 menit lagi atau 10 menit lagi. Tujuan yang terpenting adalah rapat harus segera dimulai.
  • Nak, kalau tidak salah, besok PR harus dikumpulkan, ya? Kamu mau kerjakan PR setelah makan siang atau setelah makan malam?” Secara tidak langsung kita sudah mengondisikan pikirannya untuk menjawab sesuatu yang kita inginkan. Yang jadi fokus tujuannya adalah agar PR harus selesai dikerjakan hari ini juga agar besok bisa dikumpulkan.

Masih banyak lagi contoh aplikasi Double Bind ini. Intinya, tidak peduli pilihan mana yang diambil, hakikatnya lawan bicara kita tetap akan memilih pilihan yang pada dasarnya ia setuju dan mau mengerjakan sesuatu yang kita inginkan. Siap untuk menerapkan teori ini? Yuk, kita coba kepada guru fisika kita.

“Pak, kami belum belajar untuk ujian fisika hari ini. Kira-kira ujiannya akan ditunda 2 pekan atau 3 pekan lagi ya, Pak?”

Celakanya, guru fisika kita adalah pembaca setia Majalah 1000 guru yang sudah mengetahui teknik Double Bind ini. Sang guru pun lantas menjawab,

“Ujiannya tetap hari ini. Tidak ada kata tunda dan nanti-nanti. Pokoknya harus hari ini. Sekarang keluarkan kertas selembar. Teknik Double Bind kalian sudah usang dan tak laku.”

Ups, rupanya kita salah target…

Bahan bacaan:

  • Andi Sapran dan Chofi Qolbi, YES-SET: rahasia membuat orang lain berkata “YA”, Elex Media Komputindo (2013).

Penulis:
Erlan Iskandar, alumnus Teknik Kimia UGM, Yogyakarta, serta juru cerita di Yufid Edu – Yufid TV.
Kontak: erlaniskandar92(at)gmail(dot)com.

Back To Top