Hai, apa kabar teman-teman? Teman-teman pembaca majalah 1000guru tentunya sebagian besar sudah berusia remaja, masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Teman-teman pasti juga sudah mengenal dengan baik istilah pubertas atau biasa disingkat dengan kata puber.
Sebelum beranjak lebih jauh, tahukah teman-teman perbedaan masa pubertas dan masa dewasa? Masa pubertas adalah masa terjadinya proses maturitas atau pematangan organ reproduksi. Sementara itu, masa dewasa adalah masa adanya kematangan secara sosial, emosional, dan kognitif.
Fenomena masa puber adalah salah satu fenomena unik yang masih menyimpan banyak misteri di kalangan para peneliti. Para peneliti tersebut masih mencari tahu bagaimana proses dimulainya masa puber. Pubertas merupakan proses kompleks yang melibatkan organ otak dan organ reproduksi kita.
Nah, sekarang mari kita sama-sama simak bagaimana proses fenomena masa pubertas yang merupakan proses harmoni melibatkan organ otak dan organ reproduksi kita.
Hipotalamus dan Hipofisis
Otak kita terdiri dari beberapa bagian. Dua bagian pada otak yang berperan penting pada proses pubertas adalah hipotalamus dan hipofisis. Hipotalamus merupakan bagian otak yang terletak di atas batang otak, hanya sebesar kacang almond namun memiliki peran sangat penting sebagai pusat yang menghubungkan sistem syaraf pusat dan sistem endokrin (hormonal).
Hipotalamus akan mengeluarkan hormon yang kemudian mengalir melalui pembuluh darah ke organ otak lain yang disebut hipofisis (pituitari). Kelenjar hipofisis hanya sebesar kacang juga, seberat 0,5 gram dan merupakan kelanjutan dari hipotalamus. Kelenjar hipofisis akan menghasilkan beberapa hormon yang memiliki peranan terhadap beberapa sistem organ di tubuh manusia.
Peran Otak pada Proses Pubertas
Hipotalamus mengeluarkan sebuah hormon yang bernama GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone). Hormon tersebut merupakan hormon penting pada fungsi organ reproduksi manusia.
GnRH akan disekresikan hipotalamus ke kelenjar hipofisis. Kemudian, GnRH akan menstimulasi hipofisis agar menghasilkan hormon lain, yaitu LH (Leutinizing hormone) dan FSH (Follicle Stimulating Hormone). Hormon-hormon inilah yang kemudian dialirkan melalui pembuluh darah ke organ reproduksi, yaitu ovarium (indung telur) untuk menghasilkan sel telur (ovum) dan estrogen pada perempuan; serta ke testis pada laki-laki, yang kemudian akan menghasilkan sperma dan testosteron sebagai hormon seks steroid.
Untuk lebih jelasnya, mari kita simak gambar ilustrasi. GnRH pada hipotalamus merupakan hormon yang dihasilkan terus menerus secara berkala dengan interval waktu tertentu. Pada saat janin akan ada, peningkatan frekuensi pengeluaran hormon GnRH itu menghasilkan diferensiasi jenis kelamin pada manusia. Kemudian, frekuensi sekresi atau pengeluaran hormon GnRH akan menurun selama masa anak-anak (sebelum pubertas).
Selanjutnya, tibalah saatnya hormon GnRH kembali dihasilkan dengan frekuensi yang meningkat, hingga hormon GnRH tersebut cukup untuk merangsang hipofisis dan kemudian organ reproduksi manusia untuk matang (matur) dan dapat memiliki kemampuan untuk bereproduksi.
Lalu, kapankah hipotalamus tahu bahwa sudah saatnya pubertas dimulai?
Pertanyaan ini hingga sekarang masih diteliti oleh banyak ilmuwan. Mengapa hipotalamus bisa menentukan saatnya untuk mengeluarkan hormon GnRH dengan frekuensi yang meningkat di saat pubertas?
Banyak teori yang telah dijabarkan beberapa ilmuwan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Di antaranya adalah adanya sinyal-sinyal dari massa lemak tubuh yang bertambah, hingga pengaruh beberapa hormon lain dalam tubuh kita (contoh: melatonin, leptin, insulin) yang level atau kadarnya sudah mencukupi bagi seseorang untuk menjadi dewasa. Hal tersebut saling berkombinasi dan menentukan kapan waktu yang tepat bagi hipotalamus untuk mencetuskan terjadinya masa puber.
Namun, para ilmuwan berpendapat bahwa faktor-faktor tersebut bukanlah faktor yang mencetuskan terjadinya pubertas, melainkan faktor-faktor tersebut hanyalah faktor permisif terhadap munculnya masa puber. Masih banyak studi yang meneliti faktor pencetus pubertas ini hingga ada kesimpulan sementara bahwa adanya gen aktif yang mengatur munculnya pubertas ini, yaitu gen yang bernama GPR54 sebagai “gen pubertas”. Gen tersebut dipercaya sebagai gen yang meregulasi proses pelepasan GnRH dari hipotalamus pada saat pubertas.
Dari sedikit penjelasan tadi, dapat kita simpulkan bahwa pubertas adalah proses yang kompleks yang melibatkan banyak faktor, terutama dari organ otak dan organ reproduksi itu sendiri. Faktor pencetus dari terjadi pubertas hingga saat ini masih terus diteliti, dan sudah mulai banyak teori yang menjelaskannya.
Nah, banyak sekali pertanyaan yang tentunya ada di benak teman-teman setelah membaca artikel ini, seperti bagaimanakah urutan munculnya tanda-tanda pubertas? Bagaimana hal tersebut bisa terjadi dengan urutan tersebut?
Untuk memulai deretan pertanyaan tersebut, bagaimana kalau teman-teman coba sebutkan, apa saja tanda-tanda pubertas pada laki-laki dan perempuan?
Baiklah teman-teman, selamat mencari tahu. Untuk pembahasan menarik lain mengenai topik ini, mudah-mudahan akan dibahas lagi di majalah 1000guru di edisi-edisi mendatang! Jadi, tetap terus baca majalah 1000guru, ya!
Bahan bacaan:
- McCarthy M.M. A Piece in the Puzzle of Puberty. Nature Neuroscience.
- Sisk, C.L., and Foster, D.L. The Neural Basis of Puberty and Adolescence. Nature Neuroscience.
Penulis:
Sarrah Ayuandari, mahasiswi PhD di Innsbruck Medical University, Austria.
Kontak: ayuandarisarrah(at)gmail(dot)com.