Menjemput Mimpi di Negeri Teknologi

Jerman, nama negara ini tentunya tidak asing lagi di telinga kita. Negara yang terletak di tengah-tengah benua Eropa dan terkenal dengan sebutan “Jantung Eropa” itu menawarkan banyak hal istimewa, mulai dari kecanggihan teknologinya, keindahan kultur dan budayanya, hingga kualitas pendidikan yang sudah tidak diragukan lagi. Jerman, sebuah negara di benua Eropa yang terkenal dengan produk teknologi tinggi, khususnya dalam bidang otomotif. Bahkan, salah satu tokoh teknologi terkemuka di Indonesia, Bapak Habibie, yang merupakan Presiden Republik Indonesia ketiga dan penggerak serta penghasil pesawat buatan Indonesia, adalah alumni salah satu perguruan tinggi di Jerman.

Sampai saat ini pun, Jerman masih menjadi primadona bagi para pelajar berprestasi untuk melanjutkan studi. Pertimbangannya, Jerman adalah negara dengan sistem pendidikan yang mapan disertai dengan pembiayaan pendidikan yang sangat murah. Di beberapa tempat biaya pendidikannya masih gratis dengan kehidupan sosial yang relatif nyaman. Namun, kemungkinan tidak banyak yang mengetahui bagaimana cara untuk melanjutkan mimpi agar bisa merasakan pendidikan di salah satu negara yang tergolong bagus dalam menyiapkan generasi mudanya melalui pendidikan. Tulisan ini akan menyajikan langkah-langkah menjemput mimpi ke Jerman sebagai sumbangan pengalaman dari salah satu mahasiswa Indonesia yang saat ini menempuh kuliah di Jerman.

Sistem perkuliahan di Jerman

Sebelum dijelaskan tentang berbagai langkah yang harus dipersiapkan untuk kuliah di Jerman, kita perlu terlebih dahulu mengenal sistem perkuliahan di Jerman, khususnya pada jenjang S1. Dikarenakan taraf pendidikan Indonesia dan Jerman belum diakui kesetaraannya, lulusan SMA dan sederajat dari Indonesia harus mengikuti penyetaraan sebelum memulai masa perkuliahan. Penyetaraan ini disebut dengan Studienkolleg (STK). Di STK ini sistem belajar sesuai dengan jurusan atau grup yang akan dipilih oleh siswa. Jurusan tersebut antara lain:

  • M-Kurs (Kedokteran dan Biologi)
  • T-Kurs (Teknik)
  • G-Kurs (Seni)
  • S-Kurs (Bahasa)
  • W-Kurs (Ekonomi dan Bisnis)

Jadi, di STK sendiri sudah jelas jurusan yang akan diambil untuk masa kuliah nanti. Materi yang dipelajari di STK adalah materi-materi seperti yang diperoleh di SMA di Indonesia, namun dalam bahasa Jerman. Setelah lulus dan mendapatkan ijazah STK para siswa bisa mendaftarkan diri ke universitas dan jurusan yang diinginkan. Karena bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa Jerman, para calon mahasiswa diharuskan untuk menguasai bahasa Jerman sebelum memasuki STK. Berikutnya akan dibahas tahapan yang lebih lengkap tentang persiapan kuliah di Jerman.

Langkah-langkah persiapan kuliah di Jerman

Tema ini adalah tema pokok yang ingin penulis bahas. Agar lebih mudah dipahami, secara umum langkah-langkah persiapan kuliah di Jerman dapat digambarkan dengan sebuah skema di bawah ini:

ed31-pendidikan-1

Syarat utama calon mahasiswa yang akan melanjutkan studi ke Jerman adalah telah lulus SMA, ditunjukkan dengan ijazah atau surat keterangan hasil ujian nasional (SKHUN) SMA. Syarat selanjutnya adalah calon mahasiswa Jerman harus memiliki kemampuan bahasa Jerman. Oleh karena itu, calon mahasiswa disyaratkan untuk mengikuti kursus bahasa Jerman di lembaga resmi dari Jerman, yaitu Göthe Institut.

Kursus bahasa tersebut memiliki beberapa tingkat atau level. Untuk diketahui, syarat minimum dalam pengajuan visa adalah level A1. Sementara itu, salah satu persyaratan untuk daftar ke STK adalah memiliki ijazah/sertifikat bahasa Jerman minimal B1. Walaupun demikian, ada beberapa alternatif yang bisa ditempuh bila calon mahasiswa sudah tidak sabar ingin segera berangkat ke Jerman namun belum mencapai level yang dipersyaratkan. Alternatif pertama adalah dengan mendaftarkan diri untuk melanjutkan kursus bahasa hingga mencapai level B1 di Jerman agar dapat digunakan untuk proses pendaftaran ke STK.  Alternatif ini banyak dipilih agar lebih memudahkan dalam urusan pengajuan visa karena dalam proses pengajuan visa diperlukan tujuan keberangkatan dari pihak yang bersangkutan. Contohnya, bila ingin mengajukan visa pelajar (untuk meneruskan studi) harus ada surat keterangan dari instansi yang bersangkutan bahwa orang yang mengajukan akan segera belajar di tempat tersebut.

Alternatif kedua yaitu dengan mendaftarkan diri sebagai salah satu murid di sebuah lembaga kursus bahasa (Sprachkurs) di Jerman. Setelah mendaftarkan diri untuk mengikuti kursus di lembaga tersebut, pendaftar akan mendapatkan surat keterangan bahwa mulai tanggal yang ditentukan yang bersangkutan akan mengikuti program kursus di lembaga tersebut. Surat keterangan inilah yang dapat digunakan untuk mengajukan visa ke kedutaan besar Jerman.

Sementara itu, bagi yang sudah mengikuti les bahasa hingga level B1 di Indonesia dapat mendaftarkan dirinya secara langsung ke STK. Namun demikian, meskipun sertifikat B1 sudah di tangan, ada beberapa hal yang patut diperhatikan. Pada beberapa kasus, calon mahasiswa telah menerima surat undangan untuk tes (Zullasung) yang teryata berdekatan dengan tanggal berlangsungnya tes. Padahal pada saat itu yang bersangkutan belum memiliki visa. Nah, kasus semacam ini harus dihindari. Maka, untuk menghindarinya sebagian calon mahasiswa memilih untuk menggunakan alternatif kedua seperti yang telah dijelaskan dalam paragraf sebelumnya. Kedatangan yang lebih awal ke Jerman dapat menjadi poin lebih. Selain lebih matang dalam persiapan tes, dapat juga untuk memperdalam pengetahuan bahasa.

Bersamaan dengan kursus bahasa di Göthe Institut, calon mahasiswa dapat mulai mempersiapkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman. Dokumen tersebut antara lain:

  • Ijazah SMA
  • SKHUN SMA
  • Rapor SMA untuk dua semester terakhir (kelas XII semester 1 dan 2)
  • Akte lahir

Penerjemahan dokumen ini bisa dilakukan di penerjemah tersumpah maupun tidak tersumpah yang dapat ditemukan di masing-masing kota atau dapat juga ditanyakan kepada Kedutaan Besar Jerman di Jalan Thamrin di Jakarta.

Jadi, secara umum persyaratan yang dibutuhkan untuk mengajukan visa ke Jerman yaitu: dokumen-dokumen yang sudah diterjemahkan, sertifikat bahasa level A1, keterangan tujuan pengajuan visa, passport, dan akun bank di Jerman. Nah, akun bank yang dimaksud harus atas nama pribadi calon mahasiswa yang mengajukan visa. Di dalam akun bank tersebut juga diharuskan terdapat sejumlah uang dengan batas minimal tertentu. Sebagai gambaran, jumlah minimal yang harus ada dalam akun milik penulis pada saat mendaftar adalah 8.040 euro. Jumlah ini biasanya berubah setiap tahunnya. Informasi lengkap mengenai saldo minimal bisa ditanyakan ke Kedutaan Besar Jerman.

Pembuatan akun bank dapat dilakukan dengan cara online. Jika akun sudah siap, pihak bank akan memberikan konfirmasi via email sehingga pemohon dapat melakukan transfer uang sebagai tabungan. Biasanya, konfirmasi lanjutan akan dikirimkan pihak bank jika uang sudah masuk ke dalam akun si penabung. Nah, konfirmasi lanjutan inilah yang digunakan sebagai syarat pengajuan visa.

Biaya kuliah di Jerman

Untuk diketahui, hampir semua universitas di Jerman membebaskan biaya pendidikan bagi mahasiswanya. Walaupun tidak dapat dipungkiri tetap ada beberapa universitas yang menarik biaya dengan besaran yang tidak terlalu tinggi. Biaya yang dibutuhkan biasanya hanya mencakup biaya administrasi di awal semester.

Sementara itu, untuk transportasi biasanya mahasiswa yang tinggal di kota besar membeli tiket kereta yang disebut semester tiket. Harga semester tiket ini tidak terlalu mahal karena adanya diskon khusus bagi pelajar. Andaikan semester tiket dirasa masih terlalu mahal, ada alternatif lain yang dapat ditempuh yaitu dengan membeli sepeda sebagai sarana transportasi. Di Jerman, sepeda tak hanya digandrungi oleh mahasiswa, bahkan masyarakat Jerman pada umumnya. Tentunya selain lebih hemat, mengayuh sepeda juga menyehatkan tubuh.   

Untuk masalah buku, tidak semua buku harus dibeli. Karena buku yang dibutuhkan mahasiswa biasanya tersedia di perpustakaan kampus, mahasiswa hanya perlu meminjam buku yang dibutuhkan. Jadi, tidak ada salahnya untuk jalan-jalan ke perpustakaan sekaligus meminjam buku bila ada waktu luang. Namun, hal yang perlu diingat adalah ketersediaan buku yang terbatas sementara jumlah mahasiswa sangat banyak. Maka dari itu ada baiknya untuk segera meminjam buku selama buku yang diinginkan masih tersedia.

Demikian penjelasan singkat tentang langkah-langkah untuk menuju pendidikan impian di Jerman. Pada intinya, kuliah di Jerman sangatlah murah dengan kualitas yang terjamin. Selamat mencoba dan sukses untuk kita semua.

Penulis:
Nurul Hasanah, mahasiswa kedokteran di Universitas Leipzig, Jerman.
Kontak: nurul.nurulhasanah(at)gmail.com.

Gerakan 1000guru adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang bersifat nonprofit, nonpartisan, independen, dan terbuka. Semangat dari lembaga ini adalah “gerakan” atau “tindakan” bahwa semua orang, siapapun itu, bisa menjadi guru dengan berbagai bentuknya, serta berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Back To Top