Merokok untuk Mood Booster? Pikir Ulang Lagi Deh!

Perkembangan abad milenium dengan arus globalisasi dan tekanan pekerjaan yang tinggi terutama di kota-kota besar membuat masyarakat mencari sarana untuk menghilangkan stres. Sebagian orang melepaskan stres yang dialaminya dengan rekreasi bersama teman atau keluarga. Akan tetapi, sebagian lainnya, memilih cara yang dianggap praktis dengan merokok. Menurut sebagian orang, kegiatan merokok dapat menghilangkan stres, meringankan pikiran atau semacam mood booster untuk memulai semangat baru. Di sisi lain, rokok memiliki efek samping sangat besar yang pengobatannya tidak praktis untuk manusia.

Di dalam tubuh manusia terdapat jutaan molekul yang saling berintegrasi dan bekerja untuk mempertahankan kehidupan manusia. Kerusakan pada salah satu komponennya dapat menyebabkan kelainan pada organisme yang akhirnya menimbulkan penyakit. Pada manusia, kita mengenal penyakit yang sampai sekarang masih membingungkan para ilmuwan, yaitu kanker.

Kanker dapat terjadi di manapun dan kapanpun dalam perjalanan hidup manusia. Kanker adalah istilah untuk abnormalitas sel yang mana sel tersebut kehilangan kendali dalam memperbanyak dirinya. Sebenarnya, pada keadaan normal, sel memiliki siklus pembelahan yang teratur dalam meiosis pada sel germinal dan mitosis pada sel somatik. Pembelahan sel ini ditujukan untuk tumbuh dan memperbaiki sel-sel yang rusak. Namun, perubahan akan terjadi ketika terjadi kerusakan pada gen yang mengontrol pembelahan itu, sehingga sel kanker akan terbentuk akibat pembelahan yang terjadi terus menerus serta menyebar ke seluruh jaringan tubuh.

Sering kali, masalah ditimbulkan akibat pengaruh zat karsinogenik sehingga mengubah asam nukleotida yang ada pada gen manusia. Perubahan (mutasi) penyebab kanker ini dapat terjadi karena dua golongan gen, yaitu gen supresor tumor dan gen proto-onkogen. Gen supresor tumor adalah gen yang berperan untuk menghasilkan protein penghambat tumor yang mengontrol pertumbuhan sel.

Gen supresor tumor ini sering disebut juga antionkogen. Mutasi pada gen ini menyebabkan tidak adanya kontrol (respon penghambat) untuk mencegah sel terus bereplikasi, sehingga sel akan terus menerus masuk ke fase mitosis. Begitu juga dengan proto-onkogen, gen yang termasuk ke dalam golongan onkogen adalah gen yang memiliki peran dalam menginduksi proses replikasi sel. Akan tetapi, jika mutasi terjadi pada gen ini, dengan perubahan yang signifikan, proto-onkogen akan berubah menjadi onkogen dan terus menerus menginduksi sel masuk ke fase pembelahan.

Kanker mulut adalah salah satu kanker yang paling sering terjadi pada perokok. Kanker ini disebabkan oleh mutasi pada gen yang berperan menginduksi pembelahan sel. Salah satu gen yang sering ditemukan termutasi pada kanker mulut adalah Wnt1 (Wingless-Integrated 1) Homo sapien. Gen ini akan mengkode protein WNT1 yang merupakan protein sinyal ekstraseluler. Protein ini kemudian akan diterima oleh reseptor Frizzled. Selanjutnya, sinyal terusannya yaitu beta katenin (β-catenin) akan terakumulasi di sitoplasma, kemudian masuk ke dalam nukleus untuk membentuk kompleks transkripsional aktif dengan faktor transkripsi guna mengontrol ekspresi gen yang mengatur protein D-cyclin, u-Par, dan lainnya.

Mutasi yang terjadi mengubah asam amino pada bagian protein yang berinteraksi langsung dengan reseptor Frizzled. Protein WNT1 berinteraksi dengan reseptornya dengan interaksi hidrofobik. Perubahan asam amino dan interaksinya dengan asam amino lain membuat muatan daerah interaksi ini lebih hidrofobik dan afinitas terhadap reseptor diprediksi makin bertambah. Hal ini membuat jalur WNT1 terus menerus teraktivasi sehingga sel mukosa rongga mulut terus menerus membelah menjadi kanker.

Pasien yang datang ke rumah sakit dengan keluhan tonjolan di dalam mulut pada banyak kasus sudah terlambat untuk memeriksakan diri. Pasien tidak menyadari kalau kanker itu telah tumbuh dan berada di stadium lanjut. Hal ini sangat berbahaya melihat lokasi kanker dekat dengan otak maka metastasis pertama bisa terjadi di area kepala.

Ilustrasi struktur Frizzled dan WNT1. Gambar (a) merupakan reseptor Frizzled yang memiliki bagian ekstraseluler dan bagian transmembran. Bagian ekstraseluler ini yang berinteraksi dengan WNT1. Gambar (b) yang berwarna biru adalah protein WNT1 yang ujung N-nya menyerupai telapak tangan. Sisi 1 (site 1) adalah bagian yang berinteraksi dengan protein Frizzled dan menyerupai ibu jari, sedangkan sisi 2 (site 2) adalah bagian yang menyerupai jari tangan. Sumber: https://www-ssrl.slac.stanford.edu.

Oleh karena itu, kebiasaan merokok ini meski dikatakan oleh kebanyakan perokok dapat meningkatkan semangat, mencegah kantuk, dan lainnya ternyata memiliki efek penyakit yang luar biasa. Masih ada berbagai macam cara mood booster lain selain merokok dan tidak memiliki efek samping terhadap kesehatan. Jadi, lebih baik berpikir ulang bagi yang memiliki kebiasaan merokok.

Bahan bacaan:                                                                                           

Penulis:
Athifah Qotrun Nada. Alumnus SITH ITB. Kontak: athifahqotrunna(at)gmail(dot)com.

Back To Top