Di Balik Serangan Jantung dan Stroke: Stenosis dan Aneurysm

Penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan salah satu gangguan kesehatan yang dapat berakibat fatal bagi penderitanya. Penyempitan pembuluh darah serta aneurysm merupakan beberapa contoh kasus gangguan pembuluh darah yang tak jarang berujung pada kondisi fatal seperti serangan jantung dan stroke. Hingga saat ini, penyebab pasti dari timbulnya penyakit ini masih belum diketahui secara jelas.

Gaya hidup masyarakat modern yang penuh dengan tekanan, stres, pola makan yang kurang sehat, merokok serta kurangnya olahraga dan aktivitas fisik dipercaya sebagai beberapa faktor utama penyebab timbulnya penyakit ini. Akan tetapi, faktor pasti di balik timbulnya penyakit ini masih merupakan tanda tanya besar bagi para praktisi dan peneliti dunia kesehatan.

Dari berbagai kasus, kelainan pembuluh darah yang sebagian besar ditimbulkan oleh kasus penyempitan (stenosis) dan aneurysm, telah menjadi perhatian para peneliti kesehatan dalam beberapa dekade terakhir. Sejauh ini, beberapa solusi penyembuhan untuk penyakit ini telah muncul dan secara aktif dijalankan oleh para dokter di banyak rumah sakit di dunia, tak terkecuali di Indonesia. Namun, apakah sebenarnya stenosis dan aneurysm itu?

Stenosis adalah kelainan pembuluh darah yang dicirikan dengan penyempitan pada saluran pembuluh darah. Banyak sebab yang dipercaya dapat menimbulkan kelainan ini. Faktor penyebab utama yang dipercaya adalah karena adanya penimbunan lemak akibat terlalu banyak konsumsi makanan berlemak dan kandungan koresterol yang tinggi dalam darah.

Secara sederhana, penyakit pada pembuluh darah ini bisa dibayangkan seperti saluran air yang telah bertahun-tahun tak pernah dibersihkan. Timbunan kotoran yang bercampur dengan aliran air akan tertumpuk di dalam saluran pipa tersebut yang akhirnya menyebabkan saluran tersebut mampat. Akibat dari itu, air buangan tak lagi dapat mengalir dengan lancar melalui saluran tersebut. Alhasil, saluran air tak lagi dapat mengalirkan air dengan debit yang seharusnya atau bahkan berhenti sama sekali.

Begitu juga pembuluh darah, setelah bertahun-tahun kita hidup dan mengonsumsi berbagai jenis makanan serta efek dari partikel-partikel lain yang terlarut dalam darah, lama-lama akan muncul timbunan plak dalam saluran pembuluh darah. Terlebih jika kita jarang berolah raga, perokok, dan selalu mengkonsumsi makanan berlemak tinggi, timbunan plak akan semakin mudah terbentuk. Penumpukan ini akan mengurangi kemampuan pembuluh dalam mengalirkan darah yang pada akhirnya akan menyebabkan mampatnya pembuluh darat tersebut.

Karena pembuluh darah kita merupakan saluran aliran tertutup, ketika terjadi pemampatan, peningkatan tekanan akan muncul di sekitar titik sumbatan. Setelah beberapa lama, pembuluh darah yang tak lagi sanggup menahan tekanan di sekitar sumbatan tersebut akan pecah dan terjadilah pendarahan yang amat hebat. Jika pendarahan tersebut terjadi pada pembuluh jantung, terjadilah serangan mematikan yang biasa kita kenal sebagai serangan jantung.

Illustrasi stenosis pada pembuluh koroner.
Sumber gambar: Situs web laboratorium Ohta, http://www.ifs.tohoku.ac.jp/bfc

Selain stenosis, aneurysm juga tergolong sebagai gangguan pembuluh darah yang dapat berakibat buruk bagi kesehatan. Aneurysm sering kali menjadi penyebab di balik peristiwa pecahnya pembuluh darah atau stroke. Aneurysm adalah peristiwa timbulnya semacam pembengkakan atau pengembangan pada permukaan dinding pembuluh darah. Aneurysm akan terbentuk menyerupai benjolan atau balon yang timbul di bagian dinding pembuluh darah. Aneurysm sangatlah rawan untuk pecah. Jika ia pecah, akan terjadi pendarahan yang cukup serius.

Illustrasi aneurysm pada pembuluh darah carotid. Sumber gambar: Situs web laboratorium Ohta, http://www.ifs.tohoku.ac.jp/bfc

Munculnya stenosis dan aneurysm sering kali tidak disadari oleh penderita karena penyakit ini jarang menimbulkan gejala. Kelainan ini biasa terdeteksi setelah pasien melakukan pengambilan gambar citra dalam tubuh seperti CT (Computed Tomography) scan dan MRI (Magnetic Resonance Imaging). Pada umumnya, tindakan perawatan lanjut bagi pasien dengan stenosis dilakukan dengan tindakan pembedahan, pemasangan angioplasty atau dikenal dengan proses ‘balon’ dan stent atau sering disebut dengan ‘ring’ jantung. Untuk pasien dengan aneurysm, pemasangan coil dan flow diverter stent lazim dilakukan untuk memblokade aliran darah kedalam benjolan aneurysm untuk mencegah pecahnya aneurysm.

Hingga saat ini berbagai penelitian dan pengembangan terkait dengan kelainan pembuluh darah masih sangat marak dilakukan. Pemanfaatan teknologi terkini serta kolaborasi multidisiplin antara praktisi medis, insinyur serta biologis sangatlah penting guna mencari alternatif penyembuhan paling efektif demi meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Selain itu, kesadaran diri untuk menjaga kesehatan, konsumsi makanan bergizi seimbang, menghindari rokok serta serta menjauhi stres merupakan faktor-faktor penting dalam mencegah penyakit ini.

Bahan bacaan:

Penulis:
Narendra Kurnia Putra, Mahasiswa S-3 di Department of Bioengineering and Robotics, Graduate School of Engineering, Biomedical Flow Laboratory, Tohoku University, Jepang. Kontak: naren(at)biofluid.ifs.tohoku.ac.jp

 

Back To Top