Mengintip “Pulau Surga” di Korea Selatan

Bagi pecinta drama Korea, siapa sih yang tidak mengenal Pulau Jeju? Pulau yang sering kita jumpai dalam drama–drama Korea ini telah menjadi aset berharga bagi negara Korea. Bagaimana tidak, keberhasilannya masuk dalam tujuh besar keajaiban dunia terbukti nyata dengan keindahan alamnya yang luar biasa memukausehingga membuat pulau ini menjadi obyek wisata yang tak terlupakan bagi para wisatawannya.

Nah, bagi teman–teman yang ingin berkunjung ke sana, tidak perlu bingung memilih transportasi untuk sampai di Jeju. Di sana sudah tersedia transportasi udara yang berangkat dari Seoul menuju Jeju dengan hanya memakan waktu kurang lebih satu jam. Jika menginginkan harga yang lebih terjangkau, bisa pula menggunakan ferry walaupun jarak tempuhnya akan lebih lama.

Pulau Jeju dijuluki dengan “Samdado”,yang artinya pulau yang berlimpah dalam tiga hal: bebatuan, wanita, dan angin. Ketiga unsur ini melekat pada objek wisata di Jeju yang beberapa diantaranya bahkan masuk dalam tempat bersejarah yang wajib dilestarikan dan dilindungi.

Seongsan Ilchulbong atau Puncak Matahari Terbit adalah permata Korea yang menjadi Natural World Heritage UNESCO, suatu penghargaan yang hanya diberikan kepada 173 tempat di dunia.Sejarahnya, Seongsan muncul dari dasar samudera ketika terjadi letusan gunung berapi Halla lebih dari 5000 tahun yang lalu. Di atas gunung Halla tersebut  tercipta sebuah kawah besar berdiameter 600 meter dan berketinggian 90 meter. Di sekelilingnya mencuat 99 batu besar, membuat penduduk Jeju menganggap Seongsan Ilchulbong tempat yang suci.

Jika kita ingin menikmati pemandangan Seongsan yang dinilai menakjubkan, datanglah melihat saat matahari akan terbit. Dari sana akan tampak hamparan bukit luas berumput dengan gunung berkawah dikejauhan yang dikelilingi lautan biru, disana-sini tampak kuda yang sedang merumput dan asyik berlarian, berlatar keindahan matahari terbit di ufuk timur. Benar–benar pemandangan yang istimewa.

Sekilas paronama Seongsan Ilchulbong.
Sekilas paronama Seongsan Ilchulbong.

Selain Seongsan, terdapat lagi satu tempat yang terdaftar dalam warisan dunia UNESCO, yaitu Gua Manjanggul. Ratusan ribu tahun yang lalu, lava mengalir melalui tempat ini dan membentuk sebuah sistem terowongan yang memiliki panjang hingga 13 km. Suhu rata-rata di gua ini adalah 15–18° C. Di dalam gua, kita dapat mengagumi formasi lava yang menarik, didominasi oleh kolom lava yang tingginya 7-8 meter. Karena keberadaannya yang mempunyai nilai sejarah tinggi, Manjanggul dinyatakan sebagai Monumen Alam Nasional.

Gua Manjanggul.
Gua Manjanggul.

Tidak hanya keindahan alamnya, sejarah sebuah negeri tentunya menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Nah, Seongeup Folk Village merupakan bentuk desa tradisional di tengah modernisasi Korea Selatan. Jika kalian mengunjungi Jeju, jangan lupa untuk mampir ke desa ini.Selain dapat merasakan gaya hidup penduduk Jeju zaman dulu, disini terdapat berbagai reruntuhan bangunan yang masih terjaga kualitasnya. Tidak hanya bangunannya yang memesona, pedesaan ini juga memiliki ladang hijau yang ditanami buah dan sayur.Udara bersih, panorama hijau, dan ornamen desa yang kuno membuat hari–hari lelah menjadi sebuah ketenangan.

Seongeup Folk Village.
Seongeup Folk Village.

 

Puas meresapi kenyamanan desa tradisional Jeju, untuk menyegarkan mata perjalanan berikutnya kita bisa berhenti di Air Terjun Cheonjiyeon. Nama Cheonjiyeon diartikan sebagai “God’s pond”, yang secara tersirat bermakna kolam bermandikan air bersih nan jernih. Di tempat ini terdapat berbagai habitat tanaman langka yang dilindungi. Pada malam hari, terdapat lampu–lampu cantik yang dinyalakan semakin membuat air terjun Cheonjiyeon terlihat memesona.

Air terjun Cheonjiyeon.
Air terjun Cheonjiyeon.

Jika ingin melihat hamparan bunga–bunga indah terbentang disepanjang bukit padang rumput, berkunjunglah ke Hallasan National Park yang menawarkan pemandangan indah selama empat musim. Lebih dari 1.800 jenis tanaman dan 4.000 spesies hewan terdapat di Hallasan National Park. Terletak dijantung pulau Jeju dengan pemandangan landmark luar biasa membuat tempat ini menjadi area ideal untuk penggemar alam luar. Rekreasi hiking dan bersepeda menjadi karateristik utama dari tempat ini. Di sana tersedia lima rute hiking yang memiliki tingkat kesulitan dan tantangan yang berbeda.

Hallasan National Park.
Hallasan National Park.

 

Target selanjutnya yang perlu dituju adalah Pantai Hyeopjae. Pantai dengan pasir putih yang membentang indah sepanjang 9 kilometer ini memiliki air berwarna biru terang dan hutan cemara yang menjamah sekitar pantai. Didekatnya, terdapat Taman Hanrim yang menyediakan fasilitas berkemah dan berbagai fasilitas tur lainnya. Ngomong-ngomong tentang pantai, Jeju juga terkenal oleh keberadaan ‘Haenyeo‘, sebutan bagi wanita penyelam dari Pulau Jeju. Meski sudah tua, para wanita perkasa ini berusaha mencari nafkah dengan cara menyelam di perairan dingin Jeju untuk mencari abalone dan kerang laut.

Pantai Hyeopjae.
Pantai Hyeopjae.

Seusai berjalan–jalan di pantai, kita bisa melirik simbol Pulau Jeju yang dinamakan Dol Hareubang atau Kakek Tua. Sudah menjadi tradisi bagi wisatawan untuk berfoto bersama di tempat si Kakek Tua karena ia merupakan ikon yang hanya dapat dilihat di Pulau Jeju. Anehnya, di era modern ini, tidak sedikit wisatawan yang meyakini batuan basal berpori ini menawarkan perlindungan dalam menangkal roh jahat. Bagi kita hal tersebut tentu tidaklah logis dan tidak perlu kita tiru.

Dol Hareubang.
Dol Hareubang.

Ada beberapa lagi objek wisata yang dapat dilihat dan dinikmati di Jeju yang tidak dapat dibahas di sini. Selain menikmati keindahan objek wisatanya, jangan lupa untuk mencicipi kenikmatan kuliner laut yang ditawarkan di Pulau Jeju. Kebudayaan Korea di masa lampau yang masih terjaga kerapiannya membuktikan Jeju sebagai pulau yang patut untuk dikunjungi dan dilestarikan. Banyak orang menilai pulau ini seperti ‘surga’. Julukan itu cukup pantas untuk menggambarkan pulau ini.

Banyak pulau di Indonesia sebenarnya memiliki keindahan yang tidak kalah dari Pulau Jeju. Jika kita bersama-sama merawat dan menjaga pulau-pulau indah yang ada di Indonesia, tentunya wisatawan dunia pun akan beramai-ramai berdecak kagum atas keelokan negeri kita. Mari ambil pelajaran dari negeri lain yang sukses mengelola potensi wisata alamnya.

Bahan Bacaan:

Penulis:
Fleta Jovitasari, mahasiswi sarjana di London School of Public Relation. Kontak: fletajs(at)yahoo(dot)com.

Gerakan 1000guru adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang bersifat nonprofit, nonpartisan, independen, dan terbuka. Semangat dari lembaga ini adalah “gerakan” atau “tindakan” bahwa semua orang, siapapun itu, bisa menjadi guru dengan berbagai bentuknya, serta berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Back To Top