Mengenal Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

Hipertensi sering disebut sebagai tekanan darah tinggi. Memiliki hipertensi artinya tekanan darah di dalam pembuluh darah Anda lebih tinggi dari tekanan seharusnya. Hipertensi merupakan penyakit kronis. Namun, jangan khawatir, sebab hipertensi bisa dikontrol dan bisa dicegah. Anda bisa menurunkan faktor risiko untuk menghindari hipertensi juga mencegah komplikasi seperti stroke atau pun penyakit jantung.

Tahukah Anda? Hipertensi diderita oleh sekitar 7 milyar manusia di dunia. Di Indonesia sebanyak 25,8% orang dewasa mengalami hipertensi. Sayangnya hanya 7,2% penduduk yang sudah mengetahui memiliki penyakit tekanan darah tinggi ini dan hanya 0,4% kasus yang minum obat hipertensi. Hipertensi dianggap remeh padahal penyakit ini menjadi “silent killer” yang menakutkan.

Proses Terjadinya Penyakit Hipertensi

Jantung bertugas memompa darah ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah. Kekuatan jantung saat memompa darah yang diterima oleh dinding pembuluh darah di seluruh tubuh akan menghasilkan tekanan darah. Tekanan darah ditentukan oleh jumlah darah yang dipompa oleh jantung dan besar tahanan yang diterima oleh aliran darah tersebut di dalam pembuluh darah. Semakin banyak jumlah darah yang dipompa dan semakin sempit diameter pembuluh darah arteri akan menghasilkan tekanan darah yang semakin tinggi.

Tekanan darah biasanya naik perlahan dari 90/60 mmHg saat lahir menjadi 120/80 mmHg saat dewasa. Tekanan darah akan meningkat secara alami ketika seseorang berolahraga atau melakukan aktivitas berat kemudian kembali lagi menjadi normal ketika tubuh beristirahat. Berbagai penyebab bisa membuat tekanan darah menjadi menetap tinggi. Tekanan darah tinggi ini harus menjadi perhatian ketika seseorang tetap memiliki tekanan darah yang tinggi saat beristirahat. Ini menandakan jantung bekerja terlalu keras dan pembuluh darah arteri menerima tekanan yang berlebih sehingga bisa membahayakan organ tubuh dan bahkan mematikan penderitanya.

Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibedakan menjadi dua, yaitu hipertensi primer (esensial) dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer disebabkan oleh kondisi yang tidak diketahui. Meski penyebab hipertensi primer belum diketahui, penelitian menunjukkan hipertensi ini terkait erat dengan riwayat dalam keluarga dan dipengaruhi oleh gaya hidup. Sementara itu, hipertensi sekunder disebabkan oleh penyakit atau kondisi yang memiliki efek lain menyebabkan peningkatan tekanan darah. Jika penyakitnya diobati dengan cepat, biasanya tekanan darah akan kembali normal.

Gejala Hipertensi

Penyakit ini diremehkan sebab sebagian besar penderita hipertensi pada awalnya tidak memiliki keluhan. Hipertensi biasanya memang tidak menimbulkan gejala yang khas. Oleh sebab itu, banyak penderita hipertensi tidak menyadari sedang memiliki tekanan darah tinggi dan meremehkan pengobatan. Hal ini disebabkan organ tubuh melakukan adaptasi terhadap tekanan darah tinggi. Meski demikian, kondisi tekanan darah tinggi ini berbahaya sebab akan merusak organ vital sebab adaptasi ini ada batasnya.

Pada kondisi lanjut, penderita akan mulai mengalami keluhan sesuai dengan kerusakan organ target yang ditimbulkan oleh tekanan darah tinggi ini. Kondisi ini biasanya sudah terlambat. Bahkan, gejala yang dikeluhkan terkadang sudah dalam taraf yang berbahaya, juga berisiko mematikan seperti stroke, serangan jantung, gagal jantung atau gagal ginjal.

Diagnosis dan Pemeriksaan Hipertensi

Setiap orang disarankan untuk memantau tekanan darahnya dengan teratur. Pemeriksaan untuk mengetahui tekanan darah ini mudah, tidak sakit, dan terjangkau. Anda bisa ke dokter keluarga, Puskesmas, rumah sakit atau Pusat Pelayanan Kesehatan terdekat untuk mengetahui tekanan darah.

Tekanan darah akan diukur memakai alat khusus yang disebut sfigmomanometer atau tensimeter. Ada tiga jenis tensimeter, yaitu tensimeter yang menggunakan air raksa, digital dan aneroid. Petugas akan melilitkan manset di lengan kemudian akan mengembangkan manset hingga batas tempat aliran arteri mengalami interupsi. Setelah itu, tekanan manset akan diturunkan perlahan sambil petugas mendengarkan suara nadi yang muncul. Hasil pengukuran akan dibaca sebagai dua angka dalam skala milimeter of mercury (mmHg) yang menunjukkan tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik.

Tekanan darah di bawah 120/80 mmHg dikatakan normal. Tekanan darah rendah jika kurang dari sama dengan 90/60 mmHg. Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih menunjukkan hasil tinggi. Orang dengan tekanan darah antara 120/80 mmHg dan 139/89 mmHg memiliki kondisi “prehipertensi” yang artinya berisiko tinggi mengalami hipertensi. Tekanan darah sistolik antara 140-159 mmHg dan tekanan darah diastolik antara 90-99 mmHg disebut hipertensi stadium I. Tekanan darah sistolik 160 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolik antara 100 mmHg atau lebih disebut hipertensi stadium II.

Apa yang harus dipersiapkan:

  • Gunakan pakaian yang nyaman dengan lengan yang mudah dibuka.
  • Siapkan data pribadi termasuk keluhan, riwayat penyakit, riwayat keluarga, riwayat pengobatan termasuk konsumsi suplemen dan jamu, pola makan, gaya hidup.

Pengobatan Hipertensi

Hipertensi dianugerahi julukan “silent killer” sebab kematian akibat hipertensi dan penyakit-ginjal-akibat-hipertensi sebesar 7,5 juta jiwa. Jumlah sekitar 12,8% dari penyebab kematian seluruhnya. Pengobatan hipertensi ditujukan untuk mengelola tekanan darah supaya terkontrol. Pengobatan dilakukan supaya tekanan darah tidak semakin tinggi sehingga mencegah komplikasi dan kematian akibat penyakit tekanan darah tinggi ini. Penderita hipertensi harus meminum obat dengan teratur setiap hari.

Anda harus bekerja sama dengan tenaga kesehatan dan keluarga untuk mengontrol tekanan darah. Jika Anda didiagnosis hipertensi, dokter akan meresepkan obat dan perubahan gaya hidup untuk mengontrol tekanan darah. Perubahan gaya hidup sama pentingnya dengan pengobatan antihipertensi sehingga jangan dikesampingkan. Perubahan gaya hidup meliputi mengatur berat badan, aktivitas fisik yang aktif, berhenti merokok dan mengadopsi pola makan sehat yang kaya buah sayur namun rendah natrium (garam), lemak jenuh dan kolesterol.

Penderita hipertensi membutuhkan obat antihipertensi untuk mengontrol tekanan darah. Biasanya obat hipertensi diberikan dokter dengan memilih dosis rendah terlebih dahulu. Dosis ditingkatkan secara bertahap jika diperlukan. Beberapa kasus membutuhkan kombinasi dua atau tiga jenis obat. Pengobatan aman jika dilakukan sesuai pengawasan oleh dokter. Jarang orang mengalami efek samping yang tidak menyenangkan. Setiap terapi obat untuk hipertensi akan dipantau secara hati-hati oleh dokter. Jangan mengubah dosis obat hipertensi atau berhenti berobat tanpa berkonsultasi dengan dokter.

Komplikasi Hipertensi

Tekanan darah tinggi akibat hipertensi akan memberikan tekanan berlebihan pada dinding pembuluh darah di tubuh juga pada organ-organ tubuh. Semakin tinggi tekanan darah, ditambah tidak terkontrol, akan menimbulkan kerusakan pada organ-organ tubuh. Tekanan darah tinggi yang tidak dikontrol bisa menyebabkan serangan jantung atau stroke, aneurisma, gagal jantung, gangguan ginjal, gangguan mata, sindroma metabolik, serta gangguan belajar dan mengingat.

Hipertensi merupakan penyakit yang diremehkan namun sangat berbahaya. Hipertensi bisa dicegah dengan cara mudah yaitu hidup sehat. Gaya hidup sehat bisa membantu tekanan darah tetap berada dalam kisaran normal serta menurunkan risiko mengalami penyakit jantung dan stroke. Gaya hidup sehat antara lain:

  • Makan dengan pola makan sehat sesuai pedoman umum gizi seimbang
  • Menjaga berat badan supaya ideal
  • Melakukan aktivitas fisik secara cukup
  • Tidak merokok
  • Manajemen stres dengan baik
  • Konsumsi obat sesuai dengan petunjuk dokter Anda
  • Menghindari konsumsi alkohol

Catatan:
Artikel ini disalin dengan sedikit perubahan redaksi dari situs duniasehat.net yang dikelola penulis.

Bahan bacaan:

Penulis:
Annisa Karnadi, dokter dan pengelola situs duniasehat.net.

Back To Top