Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu Dini (MP-ASI Dini)

Apa sih MP-ASI? Istilah MP-ASI mungkin masih terdengar asing bagi orang awam, untuk beberapa kalangan masyarakat khususnya. MP-ASI merupakan singkatan dari Makanan Pendamping Air Susu Ibu. MP-ASI merupakan makanan atau minuman yang dikenalkan pada bayi ketika menginjak usia 6 hingga 24 bulan supaya dapat beradaptasi dengan makanan lain selain ASI. Selain itu,  MP-ASI diberikan untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Sebelum bayi mulai menginjak usia 6 bulan, bayi hanya diberikan ASI saja atau biasa disebut ASI Ekslusif.

MP-ASI sama sekali bukan bertujuan untuk menggantikan fungsi dari ASI secara keseluruhan, melainkan hanya untuk melengkapi ASI. Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap, baik dalam bentuknya maupun jumlahnya. Tujuannya adalah untuk menyesuaikan kemampuan organ pencernaan pada bayi dalam menerima MP-ASI.

MP-ASI merupakan peralihan asupan yang semata berbasis ASI (susu) menuju perkembangan sistem pencernaan ketika usus bayi mampu mencerna makanan jenis lain. Untuk menyesuaikan dengan makanan jenis baru ini, bayi membutuhkan waktu sekitar 6 bulan karena proses pembentukan enzim yang terjadi di dalam saluran pencernaannya. Sebelum sampai pada usia ini, ginjal belum cukup berkembang untuk dapat menguraikan sisa yang dihasilkan oleh makanan padat serta makanan semipadat.

Ilustrasi Makanan Pendamping ASI. Sumber gambar: Depkes RI.

Proses saat pemberian MP-ASI juga membutuhkan keterampilan motorik oral seperti dalam keterampilan mengunyah. Keterampilan motorik oral bayi ini berkembang dimulai dari refleks seperti mengisap menjadi menelan makanan yang berbentuk tertentu dan bukan cairan. Keterampilan oral yang memiliki peran penting di antaranya adalah kemampuan memindahkan makanan dari lidah bagian depan ke lidah bagian belakang seperti dalam proses menelan makanan yang padat.

Berapa usia yang tepat untuk pemberian MP-ASI?

Pemberian MP-ASI tidak boleh sembarangan sebab membahayakan bagi bayi. Menurut informasi dari Departemen Kesehatan Indonesia, usia paling awal pemberian makanan pendamping ASI pada anak yang tepat dan benar adalah setelah anak berusia enam bulan. Pada usia itu, normalnya anak tidak akan mengalami infeksi atau gangguan saluran pencernaan yang disebabkan oleh virus atau bakteri. Berdasarkan usia anak, pemberian MP-ASI disesuaikan dengan kategori sebagaimana berikut ini.

Usia 6-9 bulan:

  1. Makanan lumat dalam tiga kali sehari dengan takaran yang cukup.
  2. Makanan selingan satu hari sekali dengan porsi yang kecil.
  3. Mulai memperkenalkan bayi atau anak dengan beraneka ragam bahan makanan.

Usia 9-12 bulan:

  1. Makanan lunak dalam tiga hari sekali dengan takaran yang cukup.
  2. Makanan selingan satu hari sekali.
  3. Mulai memperkenalkan bayi atau anak dengan beraneka ragam bahan makanan.

Usia 12-24 bulan:

  1. Makanan keluarga tiga kali sehari.
  2. Makanan selingan dua kali sehari.
  3. Mulai memberikan beraneka ragam makanan setiap hari.

Frekuensi pemberian MP-ASI

Orang dewasa sangat rutin untuk mengkonsumsi makanan padat, sedangkan bayi masih harus menyesuaikan untuk dapat mengkonsumsi makanan tersebut. MP-ASI biasanya diberikan tidak lebih dari tiga kali selama satu hari. Apabila pemberian MP-ASI dilakukandalam frekuensi yang berlebihan atau dalam porsi yang terlalu banyak, bayi akan mengalami diare. Selain itu, bayi juga dapat mengalami risiko obesitas karena sisa bahan makanan yang tidak digunakan akan diubah menjadi lemak. Apabila anak berlebihan lemak di dalam tubuhnya, dikhawatirkan anak akan mengalami alergi atau infeksi dan gangguan sistem pencernaan yang terjadi di dalam organ tubuhnya.

Porsi pemberian MP-ASI

Porsi pemberian MP-ASI harus sesuai dengan porsi dengan usia bayi. Apabila tidak sesuai, dikhawatirkan akan mengakibatkan dampak yang fatal bagi bayi. Setiap kali makan, pemberian porsi yang tepat adalah sebagai berikut.

  1. Pada usia enam bulan, orang tua memulai dengan memberikan enam sendok makan.
  2. Pada usia tujuh bulan, orang tua dapat memulai dengan memberikan tujuh sendok makan.
  3. Pada usia delapan bulan, orang tua dapat memulai dengan memberikan delapan sendok makan.
  4. Pada usia sembilan bulan, orang tua dapat memulainya dengan memberikan sembilan sendok makan.
  5. Pada usia 10 bulan, orang tua dapat memulai memberikan dengan 10 sendok makan dan usia selanjutnya menyesuaikan dengan usia anak.

Apa saja jenis  pemberian MP-ASI dini yang ada di masyarakat?

Pemberian MP-ASI yang terlalu dini banyak terjadi karena kurangnya pemahaman dalam pengasuhan. Salah satu faktor yang berperan adalah budaya dan adat-istiadat mengenai praktik pemberian makanan pada bayi. Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar pada tahun 2010, proporsi pemberian MP-ASI terdiri dari pemberian susu formula (71,3%), madu (19,8%), dan air putih (14,6%). Jenis yang termasuk kategori lainnya meliputi air  kopi, santan, biskuit, kelapa muda, air daun pare, dan kurma. Sementara itu, Departemen Kesehatan pada tahun 2007 memberikan saran bahwa MP-ASI yang baik terbuat dari bahan makanan yang segar, misalnya yang berasal dari tempe, kacang-kacangan, telur ayam, hati ayam, ikan, sayur-mayur, dan buah-buahan.

Jenis makanan pendamping yang tepat dan diberikan sesuai dengan usia anak adalah sebagaimana berikut ini.

  1. Makanan lumat, yakni makanan yang dihancurkan, dihaluskan, atau disaring. Teksturnya lebih lembut atau halus tanpa ampas. Biasanya makanan lumat ini diberikan saat anak berusia enam sampai sembilan bulan. Contoh dari makanan lumat adalah bubur susu, bubur sumsum, pisang yang disaring, pepaya yang disaring, dan nasi tim yang disaring sehingga menghasilkan tekstur yang lembut, sesuai dengan sistem pencernaan bayi yang masih dalam tahap penyesuaian.
  2. Makanan lunak, yakni makanan yang dimasak dengan banyak air atau teksturnya sedikit lebih kasar apabila dibandingkan dnegan makanan yang dilumat. Makanan lunak ini diberikan pada saat usia anak mencapai sembilan hingga 12 bulan. Contoh makanan ini berupa bubur nasi, bubur ayam, nasi tim, dan kentang puri.
  3. Makanan padat, yakni makanan lunak yang tidak nampak dan biasanya disebut makanan keluarga. Makanan ini mulai dikenalkan pada anak saat usia 12-24 bulan. Contoh makanan padat ini berupa lontong, nasi, lauk-pauk, sayur bersantan, dan buah-buahan.

Cara pemberian MP-ASI

Departemen Kesehatan memberikan saran bahwa langkah-langkah untuk memberikan makanan pendamping ASI pada anak yang tepat dan benar adalah sebagai berikut.

  1. Selalu cuci tangan sebelum memulai mempersiapkan peralatan makanan bagi bayi atau anak, terutama bila kontak dengan daging, telur atau ikan mentah, dan sebelum memberi makanan pada bayi atau anak. Selain itu, juga perlu untuk mencuci tangan bayi atau anak.
  2. Cuci bahan makanan (sayuran, beras, ikan, daging, dll.) dengan air mengalir sebelum diolah menjadi makanan yang akan diberikan kepada bayi atau anak.
  3. Cuci kembali peralatan dapur sebelum dan sesudah digunakan untuk memasak, walaupun peralatan tersebut masih tampak bersih.
  4. Peralatan makan bayi atau anak, seperti mangkuk, sendok dan cangkir, harus dicuci kembali sebelum digunakan oleh bayi atau anak.
  5. Dalam pemberian makanan pendamping pada bayi atau anak, hendaknya disesuaikan menurut tahapan usia anak.
  6. Tidak diperkenankan untuk menyimpan makanan yang tidak dihabiskan bayi atau anak. Ludah yang terbawa oleh sendok bayi atau anak dapat menyebarkan bakteri.

Mengapa masih banyak ibu memberikan MP-ASI terlalu dini?

MP-ASI dirasa mudah untuk diberikan kepada bayi dan praktis untuk diberikan kepada bayi karena pada umumnya ibu pada masa modern ini banyak yang disibukkan untuk bekerja. Konsekuensinya, pengasuhan anak diserahkan kepada orang lain dan MP-ASI menjadi solusi instan. Selain kepraktisan, adanya faktor kepercayaan yang mendorong ibu untuk memberikan MP-ASI dini di antaranya adalah mitos bahwa bayi akan cepat besar. Ada pula faktor supaya bayi tidak menjadi rewel atau agar bayi tidur nyenyak, rasa khawatir ibu akan kurangnya asupan pada bayi bila hanya menggunakan ASI saja, serta rendahnya promosi ASI eksklusif sampai 6 bulan (penelitian Rahmadhanny, 2010).

Manfaat ASI ekslusif dan MP-ASI sesuai umur

Bayi yang mendapatkan MP-ASI pada usia yang tepat cenderung memiliki status gizi normal. Pada saat usia lebih dari 6 bulan, sistem pencernaan bayi berkembang semakin mendekati sempurna seperti orang dewasa sehingga bayi akan siap untuk mencerna makanan selain ASI. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Nuranitha yang dilakukan pada tahun 2013, asupan makan yang dicerna dengan baik pada bayi akan mencukupi kebutuhan gizinya yang secara langsung, serta membantu dan menjaga status gizi dalam keadaan normal. Penelitian oleh Black yang dilakukan pada tahun 2013 menunjukkan bahwa pemberian ASI ekslusif yang diiringin MP-ASI pada usia yang tepat akan memberikan perlindungan dari diare, pneumonia, dan sepsis neonates (di antaranya seperti penyebaran mikroba patogen atau toksinnya ke dalam darah atau jaringan bayi baru-lahir hingga empat minggu). Pemberian ASI sendiri juga tergolong murah dan efektif untuk menurunkan mortalitas pada neonatus, di samping vaksinasi tetanus toksoid (Helen Keller, 2002).

Risiko yang terjadi bila MP-ASI diberikan terlalu dini

Apa yang akan terjadi apabila MP-ASI diberikan terlalu dini? Pada bayi, sistem imun yang dimilikinya masih tergolong rapuh sehingga sangat tinggi kemungkinan bayi untuk mengalami infeksi, terutama pada penyakit seperti diare. Berbeda halnya dengan konsumsi ASI yang bersih dan mengandung faktor antiinfeksi. Di sisi lain, pada MP-ASI yang sering kali disiapkan dan disimpan, tidak ada faktor antiinfeksi seperti ASI (Muchtadi, 2004).

Organisasi kesehatan dunia, World Health Organization (WHO), memberikan penjelasan lebih lanjut terkait risiko apabila MP-ASI diberikan terlalu dini.

  1. Pada seorang anak yang belum memerlukan makanan padat saat ini (dan makanan tersebut dapat menggantikan ASI), apabila makanan diberikan, anak akan minum ASI lebih sedikit dan ibu pun memproduksinya lebih sedikit sehingga akan lebih sulit untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak.
  2. Anak mendapat faktor pelindung dari ASI lebih sedikit sehingga risiko infeksi meningkat.
  3. Risiko diare juga meningkat, yang disebabkan oleh makanan tambahan yang tidak sebersih ASI.
  4. Makanan yang diberikan sering kali terlalu cair. Buburnya juga berkuah atau berupa sup sehingga mudah dimakan oleh bayi. Makanan ini membuat lambung menjadi penuh dan sesak, tetapi dengan nutrisi yang lebih sedikit daripada ASI sehingga kebutuhan anak tidak terpenuhi.
  5. Ibu mempunyai risiko lebih tinggi untuk hamil kembali jika jarang menyusui. Bayi juga belum memiliki fungsi organ yang sempurna.

Risiko jangka pendek apabila MP-ASI diberikan terlalu dini adalah menurunnya keinginan bayi untuk menyusu sehingga frekuensi dan kekuatan bayi dalam menyusu turut berkurang akibat dari produksi ASI yang berkurang. Pemberian makanan lain juga merupakan kerugian bagi bayi karena nilai gizinya yang lebih rendah daripada ASI. Pemberian sereal atau sayuran akan memberikan dampak seperti terhambatnya penyerapan zat besi dan meningkatkan risiko diare apabila kurang bersih dalam penyediaan maupun pemberiannya. Sementara itu, risiko jangka panjang yang dapat terjadi adalah kebiasaan makan yang tidak baik dan risiko tinggi untuk memiliki penyakit seperti kelebihan berat badan atau obesitas, hipertensi, arterosklerosis dan alergi pada makanan tertentu.

Akhir kata, seorang ibu memiliki peran penting bagi masa depan perkembangan dan pertumbuhan anak kelak. Dengan asupan gizi yang tepat, anak dapat berkembang menjadi insan yang sehat dan kuat. Oleh karenanya, dalam memilih makanan bagi bayi, seorang ibu juga harus bersikap dengan cerdas dan bijaksana. Di balik seorang anak yang sehat dan kuat terdapat ibu yang cerdas dan bijak. Bagi para wanita yang belum menjadi ibu, hendaknya mengumpulkan pengetahuan yang cukup seputar ASI dan MP-ASI ini. Demikian pula anggota keluarga yang lain, perlu untuk mendukung pemberian ASI dan MP-ASI yang tepat sesuai dengan usia bayi.

Bahan bacaan:

  • Black, R.E., Morris, S.S., & Bryce, (2003). Child survival I: where and why are 10 million children dying every year?  Lancet, 361: 2226–34.
  • Helen Keller. (2002). Breastfeeding and complementary feeding practices in Indonesia. Worldwide Annual Report.
  • Rahmadhanny, Ratih. (2011). Faktor penyebab putusnya ASI eksklusif pada Ibu menyusui di Puskesmas Rumbai Kecamatan Rumbai  Pesisir tahun 2011. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.
  • Nuranitha, Rizqia. (2013). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Pendamping Asi (MP-ASI), Umur Pertama Pemberian dan Kesesuaian Porsi Mp-Asi Dengan Status Gizi Bayi Umur 7-12 Bulan di Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar. Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
  • World Health Organzation. (2002). Rencana Aksi Pangan dan Gizi Nasional 2001-2005. Jakarta: Dirjen Kesmas. Depkes RI.

Penulis:
Isma Nur Amalia, mahasiswa S-1 di Program Studi Ilmu Gizi, Universitas Airlangga, Surabaya.
Kontak: ismaamalia1(at)gmail(dot)com.

Gerakan 1000guru adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang bersifat nonprofit, nonpartisan, independen, dan terbuka. Semangat dari lembaga ini adalah “gerakan” atau “tindakan” bahwa semua orang, siapapun itu, bisa menjadi guru dengan berbagai bentuknya, serta berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Back To Top