Mencegah Penyakit Jantung Sejak Dini

Sudden death? Sepertinya fenomena ini makin menjamur di negara kita. Apa sih penyebabnya? Tidak diketahui secara pasti, tetapi dikatakan penyebab sudden death (kematian mendadak) terbanyak adalah penyakit jantung. Penyakit jantung apa yang menyebabkan sudden death? Kebanyakan adalah penyumbatan pembuluh darah (aterosklerosis).

Apa itu aterosklerosis?

Sebelum mengupas aterosklerosis, sebaiknya kita mengingat kembali prinsip kerja jantung. Peran jantung adalah untuk memompa darah yang kaya oksigen ke seluruh tubuh. Untuk mencapai tujuannya, jantung harus selalu berdenyut selama manusia hidup. Jantung berdenyut sekitar 70 kali per menit pada orang dewasa, yang artinya sekitar 80.000-100.000 kali per hari. Diperkirakan jantung memompa darah sebanyak 2.000 galon darah per hari. Jika manusia hidup sampai umur 70-80 tahun, jantung memompa darah sebanyak 50-65 juta galon.

Darah yang mengandung banyak oksigen dialirkan lewat pembuluh darah arteri ke seluruh sel tubuh. Sementara itu, darah yang mengandung oksigen rendah karena sudah diambil oleh sel-sel tubuh akan kembali ke paru-paru melalui pembuluh darah vena. Siklus ini selalu dijaga oleh jantung dan pembuluh darah agar manusia tetap hidup. Begitu beratnya kerja jantung, padahal ukurannya hanya sekepalan tangan manusia. Oleh karena itu, kita harus menjaga agar jantung kita tetap sehat sehingga beban jantung tidak bertambah berat dan tetap berfungsi baik.

Aterosklerosis adalah proses penumpukan lemak, kolesterol, kalsium, dan bahan lainnya dalam pembuluh darah arteri. Penumpukan tersebut disebut plaque (plak). Plak ini dapat membesar sehingga bisa mengurangi aliran darah di dalam pembuluh darah arteri. Selain karena hambatan aliran darah, terjadinya masalah adalah akibat plak yang rapuh kemudian pecah. Plak yang pecah ini dapat membuat darah menjendal dan menyumbat arteri sehingga darah tidak bisa mengalir. Bisa juga plak pecah dan terbawa ke bagian tubuh yang lain dan menyumbat aliran darah ke bagian tubuh tersebut.

Penyumbatan yang terjadi pada arteri yang memberi aliran darah ke jantung (arteri coronaria/koroner) juga dapat menyebabkan heart attack (serangan jantung). Sementara itu, penyumbatan pada arteri yang menyuplai darah ke otak bisa menyebabkan stroke.

Gambar atas (A): Darah mengalir lancar pada pembuluh darah arteri yang normal. Gambar bawah (B): Plak yang ada di arteri menyebabkan penyempitan diameter arteri sehingga darah tidak mengalir lancar (http://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/atherosclerosis/)
Gambar atas (A): Darah mengalir lancar pada pembuluh darah arteri yang normal. Gambar bawah (B): Plak yang ada di arteri menyebabkan penyempitan diameter arteri sehingga darah tidak mengalir lancar (http://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/atherosclerosis/)

Bagaimana terjadinya aterosklerosis dan apa faktor risikonya?

Aterosklerosis adalah penyakit kompleks yang prosesnya berlangsung lama, biasanya terjadi mulai masa anak-anak dan akan lebih cepat ketika mulai menua. Bahkan saat ini, aterosklerosis bisa juga terjadi cepat pada dekade ketiga. Hal ini bisa terjadi karena kerusakan lapisan dalam pembuluh darah (endotelium). Kerusakan endotelium ini diakibatkan oleh peningkatan kadar kolesterol dan trigliserid (dislipedemia) di dalam darah, tekanan darah tinggi (hipertensi), merokok, dan diabetes mellitus (penyakit gula).

Banyak faktor yang meningkatkan risiko terjadinya aterosklerosis. Ada faktor-faktor yang tidak bisa dikendalikan (uncontrollable risk factors) yang meliputi laki-laki, usia tua, orang yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit jantung, dan perempuan pasca menopause mempunyai risiko terjadi aterosklerosis. Namun, ada banyak faktor yang juga bisa dikendalikan (controllable risk factors) untuk menurunkan risiko menderita aterosklerosis, yaitu kolesterol darah tinggi (khususnya low-density lipoprotein/LDL atau kolesterol jahat), merokok (aktif) atau terpapar asap rokok (pasif), hipertensi, diabetes mellitus, obesitas (kegemukan), tidak aktif, dan diabetes yang tidak terkontrol.

Rokok bisa memperparah aterosklerosis dan mempercepat pembentukan plak di dalam arteri koroner dan aorta. Arteri koroner merupakan cabang aorta yang menyuplai darah ke jantung, sedangkan aorta adalah pembuluh darah besar yang mengalirkan darah yang dipompa jantung ke seluruh tubuh.

Apakah aterosklerosis bisa dicegah?

Banyak bukti yang mendukung ternyata kejadian aterosklerosis berawal sejak masa anak-anak. Faktor risiko penyakit koroner seperti obesitas, hipertensi, dan dislipedemia bisa terjadi pada masa anak dan remaja.  Terdapat hubungan antara obesitas, hipertensi, dan dislipidemia dengan kejadian diabetes pada anak.

Oleh karena itu, pencegahan terjadinya aterosklerosis perlu dilakukan sejak dini, yaitu saat usia anak dan remaja. Berikut ini dipaparkan panduan untuk menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah pada anak dan remaja.

1. Diet atau pola makan

Diperlukan pola makan yang baik, menjaga berat badan tetap ideal, menjaga profil lemak yang ideal, menjaga tekanan darah normal.

Hal tersebut bisa dicapai dengan cara:

  • Menyeimbangkan antara masukan energi dan kebutuhan energi untuk tumbuh kembang normal. Porsi makan disesuaikan dengan aktifitas, usia, dan ukuran tubuh.
  • Mengonsumsi buah dan sayur tiap hari. Buah dan sayur lebih baik dibandingkan makanan yang mengandung energi tinggi atau high-energy-density/nutrient-poor foods seperti snack gurih, es krim, atau fried foods.
  • Gunakan minyak sayur dan margarin dengan kadar lemak jenuh rendah dibandingkan lemak hewani.
  • Kurangi makanan atau minuman yang mengandung gula seperti jus, soda, minuman berenergi.
  • Gunakan produk susu yang tanpa atau rendah lemak.
  • Perbanyak makan ikan, terutama yang dikukus atau dipanggang.
  • Batasi garam maupun makanan yang mengandung garam seperti snack gurih.
  • Makan bersama dengan keluarga meningkatkan interaksi sosial dan memberi contoh kebiasaan makan yang baik.

 2. Merokok

Hindari merokok aktif dan pasif dengan cara:

  • Jangan mencoba merokok bagi yang belum pernah merokok.
  • Hindari paparan rokok.
  • Hentikan merokok bagi perokok.

 3.       Aktivitas fisik

  • Perbanyak aktivitas fisik setiap hari.
  • Kurangi kegiatan santai (sedentary activities) seperti menonton televisi, komputer, video games, waktu menelepon atau SMS). Batasi semua kegiatan tersebut hanya 2 jam per hari.
  • Jangan meletakkan televisi di kamar tidur.
  • Lakukan aktivitas fisik sedang atau olahraga minimal 60 menit per hari.

Bahan bacaan:

Penulis:
Indah Kartika Murni, staf kesehatan di RSUP dr Sardjito dan dosen Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran UGM, Yogyakarta. Kontak: ita_kartika(at)yahoo(dot)com.

Back To Top